Hai.Maaf ya kalo story gue ngebosenin. But i hope, kalian masih setia baca sampe nanti endingnya ya. Makasihhh!!
*Author's POV*
Bella, perempuan polos itu telah tertipu oleh omongan bullshit Diki. Bella yang sudah jatuh terlalu dalam di hati Diki, membuatnya semakin mudah untuk percaya dengan apa yang diucapkan Diki. Lalu bagaimana dengan perasaan Bella terhadap Ragil? Bukannya ia juga mempunyai perasaan yang spesial terhadap Ragil?
*****
"Na,fel,shil gue ada kabar gembiraa!!!" Ucap Bella dengan nada yang terlalu bersemangat"Apaan bel?" Tanya Shila yang sudah kepo banget sama apa yang mau diomongin Bella
"Jadi, sebenernya yang kemaren manggil Diki sayang itu nyokapnya dia. Terus dia langsung matiin telfonnya karna udah dipanggil sama nyokapnya.. Gue ngerasa bersalah bgt karna udh suudzon sama dia. But, sekarang gue lega banget dengernyaa.." Ucap Bella dengan mata penuh binar-binar
Berbeda dengan Bella, justru ketiga sahabatnya tidak percaya dengan omongan Diki. Mereka hanya saling lempar pandang dengan mata menunjukkan penuh tanda tanya. Mereka seperti dapat merasakan aroma busuk cowok itu. Mereka membalas omongan Bella hanya dengan sebuah senyum penuh dusta. Bella yang tidak mengerti apa maksud senyum mereka hanya melanjutkan membalas pesan dari pacarnya itu.
"Iya Ki.. nanti malem kita jalan ya. Kamu jemput jam 5 ya"
"Iya, siap my Bel💋"
*****
Suara klakson motor pun sudah terdengar dari luar. Bi ina pun langsung membukakan pintu untuk Diki.
"Non.. pacarnya sudah sampai tuh. Sudah menunggu di bawah" Ucap Bi Ina dari balik pintu
"Ya Bi, Bella jalan dulu ya. BYE"
"Yuk Dik" Seru Bella dibalas anggukan kecil oleh Diki
*****
Bella dan Diki sudah sampai di salah satu tempat makan. Ya, Bella sudah merasakan getaran getaran dari dalam perutnya. Menunggu waktu yang lumayan lama, akhirnya pesanan mereka datang. Tanpa basa-basi Bella langsung melahap habis makanan yang sudah terhidang di depan wajahnya. Begitupun Diki
"Bel, gue mau ke depan dulu ya. Biasalah cowok" Ucap Diki,sambil menggerak-gerakkan tangannya didepan mulutnya memberi isyarat bahwa ia ingin merokok.
"Oh oke. Jangan lama lama ya Dik"
Sudah 10 menit Bella tak melihat kehadirannya Diki. Bella merasakan getaran yang ada di meja makannya itu. Ternyata handphone Diki yang dari tadi bergetar. Ketika Bella baru saja membuka lockscreen handphone Diki, ia terkejut karena melihat foto Diki dan seorang wanita yang sedang mencium pipinya dijadikan sebagai wallpaper. Rasa curiga pun semakin timbul di hati dan fikiran Bella. Segera ia langsung membuka list call dan messagenya. Sontak Bella terkejut karena melihat list call (15 missed call from Dista) dan isi message dari Dista adalah..
"Sayang.. kamu lagi dimana sih. Aku telfon gak dibales-bales. Apa kamu lagi jalan sama pacar kamu yang bego itu? Ngapain sih kamu masih jalan sama dia. Kan aku udah bilang, cepetan putusin dia. Ah aku males sama kamuu"
Ya begitulah isi pesan dari Dista. Tak lama Diki sudah muncul di ujung sana, membuat Bella langsung bergegas mengembalikan handphone Diki ke bentuk semula. Anehnya, Bella sama sekali tidak merasakan sakit hati seperti biasanya. Ia tidak menangis karena sudah dibohongi oleh pacarnya. Hanya satu kata yang ada didalam benaknya. 'PUTUS'
"Hai Bel, nunggu lama ya?"
"Ki, tadi handphone lo geter akhirnya gue buka deh. Terus ada 15 missed call from Dista. Sama ada pesan dari dia. Dan gasengaja gue ngebuka pesannya. Sorry ya" Ucap Bella sekaligus melontarkan senyum dari bibirnya
Perkataan Bella tadi membuat Diki diam seketika. Membuat Diki skakmat. Sesekali, Diki menatap Bella dengan wajah bingung karena tak ada sama sekali tanda-tanda bahwa Bella sakit hati karenanya.
'Apa Bella gak sayang sama gue jadi dia biasa aja ngeliat itu? Ah gamungkin. Bella itu cinta bgt sama gue, gamungkin juga dia mau putusin gue' Batin Diki.
"Ohh Dista ya.. iya biasa lah Bel dia mah emang orangnya kaya gitu. Udah jangan dipikirin ya say-" Belum sempat Diki meneruskan omongannya, Bella sudah memotong omongannya terlebih dahulu.
"Gue mau putus!" Ucap Bella singkat,padat,jelas dan disertai dengan nada datar dan raut muka penuh keyakinan
"Aku gamau putus. Aku sayang sama kamu Bel"
"Haha masih mau drama lo? Gue gak bego. Gak mungkin gue percaya sama alesan bullshit lo yang kedua kalinya. Maaf ya, gue gak sebego yang Dista fikirkan. Justru gue ngerasa dia yang bego, karna mau nerima orang yang jelas jelas udah punya pacar. Dia itu gak lebih dari seorang jabs. Dan lo pasti bakalan nyesel karna lebih milih cewek gampangan kayak gitu. Suatu saat dia akan memperlakukan hal yang sama ke elo Dik. Disaat ada cowok lain yang menurut dia lebih dari lo, dia bakalan ninggalin lo. Dan jika lo menginginkan gue kembali, maaf karna gue gak akan jatuh ke dalam lubang yang sama"
"Heyheyhey... hahaha ternyata lo pinter juga ya Bel. Ya lumayan lah lumayan. Gue kira lo bloon banget, tapi sekarang udah pinter ya. Lo gak bisa ngatain Dista seenak jidat lo. Dista bukan cewek murahan, lo jangan sok tau. Lo itu gak lebih dari seorang perempuan yang polos dan bego. Lo gak tau apa-apa tentang Dista. Bahkan lo gak kenal dia. Dan satu lagi yang mesti lo inget, gue gak akan balik ke lo lagi MY BEL hahaha"
"Serah lo. Yang penting sekarang kita putus" ucap Bella lalu pergi meninggalkan Diki yang masih duduk di kursi Restoran tersebut.
'Gue diputusin sama cewek? Gak mungkin. Lo boleh menang kali ini Bel. Tapi liat nanti, lo bakalan nyesel karna udah mempermalukan gue kayak gini! Gue bakalan bales lo bel,gue akan balik mempermalukan lo didepan temen temen lo'
KAMU SEDANG MEMBACA
There's Love In My Friendzone
Teen FictionTapi, kita terjebak dalam satu istilah yaitu "friendzone" kenapa harus ada cinta di antara persahabatan kita? Dan kenapa lo gabisa nganggep gue untuk lebih dari seorang sahabat lo? Gue ingin lebih dari itu. Apakah gue salah? Apa gue egois karena mem...