Ragil terus memandangi wajah Bella yang mungkin ini adalah kesempatan terakhirnya untuk melihat Bella. Kini semuanya memberikan waktu untuk Ragil berbicara dengan Bella, berdua. Lagi, ia berharap semoga Bella bisa sadar. Di kecupnya tangan Bella berkali-kali berharap ia akan sadar seperti sebelumnya.
"Bell bangun dong sayang. Tadi pas aku cium tangan kamu, kamu langsung bangun. Tapi, kenapa sekarang engga? Kamu udah gak mau ketemu sama aku? Kamu gak mau liat wajah aku lagi? Apa kamu udah ngelupain aku?" Ucap Ragil sambil terus mengelus rambut Bella
Ragil pun kembali membuka mulutnya. "Bell, tadi kata Bunda Ragil boleh ajak kamu jalan-jalan. Kamu pasti mau kan jalan-jalan sama KM ganteng ini? Dulu, emang kita gapernah ngelakuin hal yang istimewa. Dulu, kita cuma sering berantem kan. Kamu mau yang lebih kan? Makanya bangun dong bil.."
"Kamu gaboleh ninggalin aku sendirian disini. Emangnya kamu mau liat aku jadi bujang lapuk disini? Please sayang bangun.. tuh kan sekarang aku udh manggil-manggil sayang hehe. Pokoknya nanti pas kamu bangun, kamu harus jadi pacar aku ya. Gaboleh pacaran sama cowok lain. Inget ya, gak boleh! Ihhh kamu bolehnya pacaran sama aku doang. Ragil Mahardika. Inget ya sayang.."
Dari yang tadinya sedih, berubah menjadi ketawa dan menjadi manja. Ya, walaupun Ragil sudah berubah-ubah seperti Power Ranger, Bella tak kunjung sadar. Sampai saat ini hanya suara alat pendeteksi jantung yang setia menjawab ucapan Ragil.
Teman-teman beserta keluarga Ragil dan Bella kini sedang berada di Musholla. Ya untuk menjalankan kewajibannya shalat Ashar.
****
"Gaada orang, cepetan masuk" ucap salah satu wanita yang kini sedang menggunakan baju layaknya seorang dokter. Tak lupa menggunakan masker, kacamata, dan topi.
Wanita yang berada di belakang hanya mengangguk dan mengikuti jejak wanita yang berada di depan.
Ya,kini dua orang tersebut sedang berada di ruang dimana Bella di rawat. Ragil sedang ke kamar mandi, kursi roda pun di tinggal di ruang Bella.
"Hallo, cewek pembawa sial. Udah mau mati ya? Udah mau ketemu sama Tuhan ya? Waw selamat ya. Gue turut berbahagia. Dan nanti pas lo bener-bener mati, gue adalah orang pertama kali yang bakalan tepuk tangan di depan jasad lo"
"Hai, saingan gue. Apa kabar? Ohh kayaknya lo lagi sehat banget ya? Oiya, disini kita bakalan bikin lo makin sehat. Jadi, lo harus berterimakasih sama kita. Nanti, gue yang akan gantiin posisi lo di hatinya Ragil. Jadi lo mesti relain dia buat gue ya"
Ucapan wanita tersebut sukses membuat wanita yang satunya menengok ke arahnya. Di tatapnya tajam kemudian kembali melunak. Seperti ada yang salah dengan apa yang dibilang.
"Kapan kita bikin dia cepet cepet mati? Gak sabar gue"
"Sekarang"
Kini mereka berdua mulai melebarkan senyumnya yang walaupun tertutup oleh masker. Kini salah satu dari wanita itu mengeluarkan suntikan yang tidak di ketahui cairan apa yang berada di dalamnya. Belum sempat ia menyuntikkan seluruh cairan ke dalam infusan Bella, Ragil pun datang.
"Heh lo berdua siapa? Ngapain ada disini?!" Bentak Ragil
Kedua wanita itu hanya diam membeku tak bergerak seperti tak percaya bahwa Ragil ada disini.
"SATPAM!! ADA DUA PENYUSUP DISINI!!!" Teriak Ragil. Kedua wanita itu masih saja diam di tempatnya seakan pasrah untuk di amankan oleh satpam.
Setelah dua wanita itu di amankan, ada yang aneh dengan Bella. Detak jantungnya semakin melemah, badan Bella pun ikut bergetar. Dari getaran yang lemah sampai menjadi sangat kuat. Ia kejang-kejang dan kini mulutnya pun mengeluarkan busa.
KAMU SEDANG MEMBACA
There's Love In My Friendzone
Fiksi RemajaTapi, kita terjebak dalam satu istilah yaitu "friendzone" kenapa harus ada cinta di antara persahabatan kita? Dan kenapa lo gabisa nganggep gue untuk lebih dari seorang sahabat lo? Gue ingin lebih dari itu. Apakah gue salah? Apa gue egois karena mem...