Bella terbangun dari tidurnya, dan menemukan suasana yang berbeda dari sebelumnya.
'Gue kok udah ada di kamar. Ragil mana. Bukannya tadi gue tidur di bengkel ya' batin Bella
Kemudian Bella beranjak dari tempat tidurnya dan pergi ke ruang keluarga. Disana terdapat Anggun dan Ragil sedang bercengkrama.
'Akrab bgt kayaknya?' Batin Bella lagi
"Eh Bella udah bangun. Sini sini kita ngobrol bareng' ajak Anggun kepada Bella untuk bergabung bersamanya
"Iya mah. Kok tiba-tiba Bella udah di kamar ya, perasaan tadi Bella masih tidur di bengkel deh" ucap Bella sambil duduk di samping Ragil
"Hm itu hm... tadi gue yang gendong lo hehe" ucap Ragil sambil cengar cengir
"Iya itu tadi Ragil yang bawa kamu dari bengkel naik ke mobil, terus dari mobil sampe ke kamar kamu. Oiya mamah udah ngobrol banyak sama Ragil, dia anaknya sopan. Pantes aja kamu suka sama dia Bel" ucap Anggun dengan wajah tanpa dosanya
'Astaga mah, Ragil masih ada. Ini orangnya masih ada. Ngomong itu entar aja si pas dia udah pulang. Anjir mau taro di mana muka unyu gue'batin Bella
"Paan si mah. Udah sono Gil pulang. Udah mau maghrib, gabaik orang berkunjung sampe mau maghrib gini" usir Bella
"Iya iya gue balik. Cie salting haha" ledek Ragil sambil menyikut lengan Bella
"Hm yaudah deh tan, Ragil pulang dulu ya. Gaenak juga entar di cariin bunda. Assalamualaikum tan" pamit Ragil sambil mencium tangan Anggun
"Waalaikumsalam, hatihati ya gil. Besok balik lagi ya, tante mau masak besok. Jadi besok kita makan malem bareng ya" ajak Anggun
"Eh i-iya tante insyaAllah ya" jawab Ragil sungkan
"Yaudah yok gil gue anter sampe depan" ajak Bella sambil menarik lengan Ragil
Sesampai di depan gerbang, Ragil masih saja menjahili Bella dengan pertanyaan-pertanyaan isengnya
"Cie lo suka sama gue?"
"Padahal baru beberapa hari loh"
"Ciee haha"
"Hm gue tau gue emang ganteng"
"Cie kalo suka bilang aja"Ya seperti itulah pertanyaan jahil Ragil. Seperti memaksa Bella untuk mengatakan semuanya. Apa harus Bella yang memulai? Apa harus wanita yang memulai? Oh ayolah ini sudah zaman emansipasi wanita. Wanita bisa melakukan apa saja tanpa memandang jenis kelamin bukan? Mungkin nanti Bella yang akan memulainya terlebih dahulu.
"Sana balik. Gue mau mandi" usir Bella tanpa memperdulikan pertanyaan yang beberapa kali di lemparkan oleh Ragil
"Iya sayang. Bye. Yang wangi ya mandinya. Gue suka sama cewek yang wangi. Oiya satu lagi, kalo nanti gue sms atau telfon bales dan angkat ya. See you!" Ucap Ragil lalu mengenakan helmnya
"Hah? Sayang sayang nenek lo peyang! Lo kan gak tau nomor gue" ujar Bella
"Apasih yang gue gak tau? Btw nenek gue gak peyang. Udah ah assalamualaikum" ucap Ragil kemudian melajukan motornya untuk keluar dari pekarangan rumah Bella
'Damn. Gimana bisa gue lupain perasaan gue ke lo, kalo lo nya aja selalu bertingkah manis di depan gue. Gimana bisa gue akhirin semua harapan gue, kalo kenyataannya masih ada harapan yang nunggu gue disana. Masih menunggu gue untuk menggapainya. Seiring jalannya waktu, gue bisa ngegapai harapan itu' batin Bella
Malam ini terasa sangat berbeda di bandingkan malam sebelumnya bagi Bella. Bagaimana tidak? Malam ini Bella telfonan dengan Ragil, mengobrol, bercanda, bahkan di sebrang sana Ragil bernyanyi dan memainkan gitar untuknya. Mengapa? Ragil semakin manis saja bagi Bella
KAMU SEDANG MEMBACA
There's Love In My Friendzone
Ficção AdolescenteTapi, kita terjebak dalam satu istilah yaitu "friendzone" kenapa harus ada cinta di antara persahabatan kita? Dan kenapa lo gabisa nganggep gue untuk lebih dari seorang sahabat lo? Gue ingin lebih dari itu. Apakah gue salah? Apa gue egois karena mem...