Di ujung sudut lapangan, terdapat 5 orang perempuan. Oh itu teman sekelas Bella. Mengapa ia memberikan pandangan tak suka kepada Shila?"Liat aja nanti,dia udah salah ngedeketin cowok. Dan gue gaakan tinggal diam, gue gamau kehilangan Eriq untuk yang kedua kalinya. Shila, sekarang lo jadi musuh terberat gue" ucap salah satu dari kelima perempuan itu. Bisa dibilang bahwa ia lah ketua geng nya
*****
"Rumah lo dimana? Cepet unjukin jalan. Udahan manja-manjaannya,ini bukan di sekolah. Jadi lepasin tangan lo dari tubuh gue" ucap Ragil sembari melepaskan tangan Utty
"Dasar. Harusnya lo berterimakasih karna gue mau ikut dalam permainan lo. Turunin aja gue disini" ucap Utty
"Lo juga pasti seneng kan, lo bisa modus buat deket-deket sama gue" ucap Ragil kepedean
"Ya kagala. Sorry aja, gue gak suka sama lo. Gue tertarik dengan orang lain. Maaf lah yaw" ucap Utty sambil melepaskan helm milik Ragil yang dikenakannya
"Hm? Siapa yang lo suka? Anak kelas?" Tanya Ragil
"Rio" ucap Utty singkat lalu pergi meninggalkan Ragil
Ragil yang mengetahui fakta bahwa Utty menyukai Rio hanya tersenyam-senyum gaje, kemudian ia memanggil Utty dan berbicara sambil teriak karna sekarang posisi Utty yang sudah lumayan jauh di depannya "tenang aja, gue bakalan bantu lo buat deket sama Rio. Sebagai balas budi gue"
Utty hanya tersenyum tulus ketika mendengar teriakan Ragil, ia sama sekali tidak meresponnya. Ia membalikkan badan, dan melanjutkan perjalanan
'Bodoh. Gak mungkin lah gue suka sama Rio. Gila aja gue lebih milih Rio dibanding lo gil. Gue itu udah suka saat pertama kali gue liat lo. Gue bilang suka sama Rio,karna gue yakin kalo lo tau gue suka sama lo, lo pastinya ngehindarin gue. Tapi sekarang? Kita udah jadi teman bukan? Semakin mudah untuk gue ngedapetin lo. Bella udah minggir, gaakan ada lagi yang bisa ngegagalin rencana gue' batin Utty
*******
"Nahh kita udah sampe. Yuk" ajak Shila lalu dibalas anggukan kecil oleh Kevin
*tingnongtingnong* suara bel pun berbunyi. Lalu terdengar suara bunyi pintu terbuka dan terlihat wanita paruh baya yang menggunakan celemeknya
"Hai bi, Bella ada kan?" Tanya Shila ramah
"Hi non Shila, non Bella lagi keluar dari tadi pagi sama nyonya belum pulang-pulang. Tapi mungkin sebentar lagi pulang. Ayo kita menunggu di dalam" ucap Bi Ina ramah
Shila sih setuju-setuju saja untuk menunggu Bella disini, bahkan rumah Bella seperti rumah kedua baginya. Tapi bagaimana dengan nasib lelaki yang ada di sampingnya? Apa dia mau ikut menunggu? "Ri, lo mau nunggu apa pulang? Kalo gue mau disini aja sekalian nginep sama yang lain"
"Hm gue nunggu deh,tapi gue gak ikut nginep bareng kalian" ucap Kevin dengan wajah polosnya
"Yaiyalah si geblek. Masa lu ikut nginep" ucap Shila sambil meneloyor kepala Kevin
"Ehh udah ayo masuk,masa mengobrolnya di luar.." ucap Bi Ina mempersilahkan Shila dan Kevin masuk
Akhirnya Shila dan Kevin pun masuk ke dalam rumah Bella. Shila yang langsung tidur di sofa sekaligus menyalakan tv layaknya pemilik rumah, sedangkan Kevin ia menjelajahi seluruh isi ruang tamu. Dimana disana terdapat foto keluarga Bella, ada foto kecil Bella yang terlihat sangat bahagia. Wajah polosnya sangat berseri, ini menimbulkan kepedihan untuk Kevin 'kenapa Ragil tega nyakitin orang secantik dia' batinnya. Ia terus menelusuri sampai akhirnya ia bertemu dengan lemari yang isinya adalah semua piala,medali dan piagam penghargaan. Dan disitu tertera nama Nabila Latief. Kevin semakin kagum kepadanya.
"Oi Put gue mau nanya deh, emang si Bella pinter bgt ya?" Tanya Kevin yang seketika sudah duduk di samping Shila
"Iya.beh pinter bgt dah. Kenapa emg ri? Lo suka ya.." ucap Shila, namun ia merasakan ada sesuatu yang menjanggal di hatinya. Mengapa rasanya ia tak rela jika Kevin menyukai Bella? Bukannya itu bagus untuk kehidupan Bella?
"Karna setiap ada yang pergi, maka akan ada orang baru yang mengisi kekosongan hati. Disaat hati sudah menemukan pengganti, mungkin disitulah hati sudah mulai terobati"
'Gue gaboleh egois. Gue yakin Kevin ini orang yang tepat untuk gantiin Ragil di hatinya Bella. Lagipula gue sama Kevin baru kenalan tadi siang. Gila aja gue langsung suka' batin Shila
"Eh? Enggak gue cuma kagum sama dia. Ya gue sih gak berharap lebih sama dia, bisa selalu ada di deket dia dan bisa liat dia ketawa aja udah bikin gue seneng banget" ucap Kevin disertai senyum tulusnya
"Gue dukung lo 100%! Gue yakin lo orang yang baik untuk sahabat gue" ucap Shila kegirangan
"Terkadang memang benar, kuat itu bukan di lihat dari seberapa banyak kamu bilang kepada orang lain bahwa kamu itu kuat. Kuat yang sebenarnya adalah ketika kamu memaksakan hati untuk kuat walaupun itu sangat mustahil, lalu kamu menggantikan tangisan dengan senyum palsumu. Tak perlu banyak bicara, hanya dengan senyum kamu bisa mengobati lukamu secara perlahan"
KAMU SEDANG MEMBACA
There's Love In My Friendzone
Teen FictionTapi, kita terjebak dalam satu istilah yaitu "friendzone" kenapa harus ada cinta di antara persahabatan kita? Dan kenapa lo gabisa nganggep gue untuk lebih dari seorang sahabat lo? Gue ingin lebih dari itu. Apakah gue salah? Apa gue egois karena mem...