Setelah Shila pergi meninggalkan rumah Bella, tak lama Fellin dan Nana datang. Mereka berdua menyadari satu hal, kemana Shila? Bukannya ia sudah duluan kesini bersama Kevin?
"Bel,tadi Shila sama Kevin kesini gak?" Tanya Nana ketika sudah berada di kamar Bella
Pertanyaan Nana hanya di jawab gumaman kecil oleh Bella. Merasa tak puas dengan jawaban Bella, Nana pun menanyakan hal yang sama lagi.
"Bel.tadi.Shila.sama.Kevin.kesini.gak?" Tanya Nana penuh penekanan. Sedangkan Fellin hanya menatap Bella dengan pandangan aneh. 'Bella gak kayak biasanya' batin Fellin
"Bawel lo ah. Iya tadi mereka kesini. Terus kenapa?!" Bentak Bella kasar
Fellin dan Nana seketika bungkam karna Bella baru saja membentak kedua sahabatnya itu. Bella mendenguskan nafasnya kesal, dan berjalan menuju balkon kamarnya. Fellin dan Nana saling bersitatap sebenatar dan mengikuti Bella dari belakang.
"Maafin gue udah bentak kalian kayak tadi. Gue gak bermaksud gitu, kebawa emosi maaf" ucap Bella tanpa menolehkan pandangannya. Ia masih menatap langit gelap malam
"Lo ada masalah apa Bel? Cerita sini sama kita" ucap Fellin sambil mengisyaratkan Bella untuk ikut bergabung duduk dengan kedua sahabatnya itu
Bella pun duduk di depan keduanya. Memejamkan matanya dan menarik nafas dalam-dalam. Kemudian ia menghembuskan nafasnya pelan dan membuka matanya. "Gue lagi ada problem sama Shila. Dia salah paham sama gue" ucap Bella akhirnya
Fellin dan Nana terkesiap kaget. Ada apa dengan mereka berdua, kenapa bisa berantem seperti ini? "Masalah apa Bel? Kayaknya kita itu berempat gapernah ada masalah. Selama ini kita adem ayem aja tuh" ucap Fellin
Nana menganggukkan kepalanya tanda setuju dengan omongan Fellin, Bella pun begitu. Karna selama ini memang tak pernah ada masalah dengan mereka berempat. Kalau berantem juga pasti itu hanya sekedar bercandaan tidak serius seperti sekarang.
Bella menundukkan kepalanya, sungguh ia juga tidak bisa seperti ini dengan Shila. Ia juga merasa bersalah kepada Shila. Bella juga tak menyangka bahwa masalah yang menganggu persahabatannya hanya karena cowok.HANYA COWOK. H.A.N.Y.A.C.O.W.O.K. Oh my, apa harus karena masalah percintaan, persahabatan jadi renggang? Kalau memang gitu lebih baik tak ada percintaan saja sekalian~
"Karena cowok. Yaps karena cowok, gue sama Shila jadi berantem gini" ucap Bella yang masih menundukkan kepalanya, tawaan kecil juga menyusul dari mulutnya. Ya ia sangat tak percaya bahwa hal selucu itu yang membuat persahabatannya retak
"Hah??!! Cowok? Buset gila aja lo... siapa sih cowok yang sampe bikin kalian ribut gini? God please, kalian terlalu... haduh gue gak abis pikir deh sama kalian berdua" ucap Nana
"Ya gue juga gak abis pikir. Gue juga jadi bingung sendiri" ucap Bella
"Emang apa sih Bel masalahnya?" Tanya Fellin
"Shila salah paham. Dia ngira kalo gue suka sama Kevin, padahal tuh enggak. Gue tau kalo mereka itu sama-sama suka. Gue bisa liat kok dari gerakgeriknya Shila dan Kevin. Tapi Shila udah keburu salah paham tadi. Ya gitu deh intinya. Padahal niat gue baik mau nyatuin mereka berdua" jelas Bella
Nana dan Fellin hanya manggut-manggut mengerti. Kemudian Nana menarik lengan Fellin untuk masuk ke dalam kamar Bella. "Kita harus tanya ke Shila besok, sebenernya dia itu tuh gimana sama Kevin" bisik Nana dan di balas dengan Fellin yang masih manggut-manggut
*********
Anggun sedang menyiapkan makanan di atas meja makannya dibantu oleh Aurell, berhubung Aurell sedang libur kuliahnya dan dia memutuskan untuk pulang kerumahnya. Bella,Fellin, dan Nana yang sudah rapih dengan seragam sekolahnya akhirnya turun dan ikut duduk bergabung dengan Anggun,Adrian, dan Aurell
"Eh udah pada bangun toh, yaudah yuk makan. Nanti kalian telat loh" ucap Anggun ramah
"Hi kak Au!! Kapan balik?" Tanya Fellin
"Hai lin! Semalem gue baru balik. Tumben berdua doang, si Shila mana?" Tanya Aurell sambil celingak-celinguk mencari keberadaan Shila
Raut wajah ketiga anak itu langsung berubah sendu. Apalagi Bella, ia merasakan sangat rindu kepada sahabatnya itu
"Kenapa sih kalian? Kok jadi sedih gitu? Lagi berantem sama Shila ya?" Tanya Adrian kali ini.
Bella hanya menjawabnya dengan gelengan kecil, dan dengan cepat ia menenggak susu yang di siapkan Anggun. Lalu mengajak kedua sahabatnya untuk berangkat sekolah. Kedua sahabatnya paham, Bella tak ingin lama-lama membahas tentang masalahnya dengan Shila
"Mah,pah,kak kita berangkat ya udah telat. Assalamualaikum" ucap Bella sambil menyalami kedua tangan orang tuanya tersebut, tak lupa kedua sahabatnya yang mengikuti pergerakan Bella
*******
Sesampai di sekolah, Bella mengarahkan pandangannya kepada Shila yang sedang duduk sendiri di tempatnya sambil membaca novel. 'Sejak kapan Shila suka baca novel? Bahkan dia itu kalo baca kertas selembar aja lemotnya buka main' batin Bella. Ayolah, bahkan kebiasaan Shila saja Bella hafal. Apa semua mesti hancur karena masalah sepele itu?
Fellin langsung jalan menghampiri Shila, kemudian ia duduk di sampingnya. Ya karena itu memang tempat duduknya. Bella ikut duduk di tempatnya, sedangkan Nana duduk di sebelah Bella--- tempat Ragil.
"Hai Shil! Tumben bener lo udah dateng, baca novel lagi. Kesambet paan lo" ledek Fellin
"Haha iya nih gue lagi mendadak rajin gitu. Gue juga gatau kenapa, rasanya kayak ada yang ngedorong di hati gue buat baca novel. Yah padahal lo tau kan gue baca kertas selembar aja mesti nunggu satu tahun selanjutnya. Gimana gue baca novel ini yang tebel halamannya itu 876? Bisa sampe nenek bercucu 15 kali ini buku baru selesai" ucap Shila panjang lebar, sedangkan Bella dan Nana yang berada dibelakang Shila dan Fellin hanya tertawa kecil mendengarnya.
'Shila masih bisa ceria kayak dulu,seakan-akan gak terjadi apa-apa' batin Bella, kemudian senyum tulus terukir di bibirnya. Setidaknya Shila tidak menjadi pendiam atau bahkan menjauh dari sahabatnya itu.
Kemudian Nana ingin beranjak dari tempat duduknya karena ia mendapati Ragil yang baru masuk ke dalam kelas. Ragil menghampirinya kemudian menyuruh Nana agar tidak usah pergi
"Udah Na lo duduk disini lagi aja ya sama Bella, biar gue balik duduk sama Ezra lagi. Lo gapapa kan? Tenang aja gue gabakalan rebut cowok lo kok" ucap Ragil sambil terkekeh kecil. Bella yang sedari tadi tetap menunduk karena ia tak mau melihat wajah Ragil. Sungguh ia bahkan tak ada keberanian untuk menatapnya.
'Gue kangen lo. Gue kangen suara lo. Gue kangen semuanya. Sekarang kita udah jauh gil. Jauh' batin Bella dalam hati. Sungguh hatinya teriris saat ini, bahkan Ragil sudah tak mau duduk di sampingnya lagi. Setelah mengatakan itu, Ragil langsung pergi ke tempat duduknya bersama Ezra. Bella hanya menatap kepergian Ragil
Sakit itu ketika kita harus melepaskan sesuatu yang hampir saja berhasil kita genggam. Perasaan ini masih sama, masih untuk kamu. Untuk kamu yang masih menetap di hati ini. Kamu, pemilik hatiku.
-Bella
KAMU SEDANG MEMBACA
There's Love In My Friendzone
Teen FictionTapi, kita terjebak dalam satu istilah yaitu "friendzone" kenapa harus ada cinta di antara persahabatan kita? Dan kenapa lo gabisa nganggep gue untuk lebih dari seorang sahabat lo? Gue ingin lebih dari itu. Apakah gue salah? Apa gue egois karena mem...