part 29

163 16 0
                                    

                 *flashback on*

"Dara... kamu lagi ngapain duduk di taman ini sendirian?" Tanya Ragil dengan polosnya, ia masih duduk di kelas 1 SMP

"Aku gak sendirian kok, ada kak Rara tuh lagi beliin ice cream" jawab Dara sambil menunjuk Rara menggunakan dagunya

"Hmm Dara aku mau ngomong deh" ucap Ragil serius

"Dara!! Sini bantuin kakak.. susah nih bawanya" teriak Rara dari ujung taman

"Em entar aja ya ngomongnya. Aku nyamperin kak Rara dulu" ucap Dara dan akhirnya pergi meninggalkan Ragil

Ketika Dara menyusul Rara ke tempat ice cream, Rara langsung menarik lengan Dara dan pergi menjauh dari taman. Dara meronta-ronta agar tangannya di lepaskan oleh kembarannya itu, tapi semakin meronta maka semakin erat pegangan Rara

"Aku cuma mau ngomong, kamu jangan deket deket sama Ragil. Dia pacar kakak. Mending sekarang kamu jauhin dia" ucap Rara ketika ia sampai di tempat yang lumayan jauh dan sepi dari orang-orang

"Kak..kakak? Kakak pacaran sama Ragil?" Ucap Dara tak percaya, air mata pun sudah menggenang di pelupuk mata Dara, dengan susah payah ia menahannya agar tidak tumpah begitu saja

"Kakak mohon kamu jauhin dia" ucap Rara pada akhirnya dan pergi meninggalkan Dara

Ketika Rara sudah pergi dari hadapan Dara, Dara pun langsung menumpahkan semua air mata yang sejak tadi di tahan. Air mata kepedihan bercampur dengan kekecewaan. Ya, cintanya telah di ambil oleh saudara kembarnya sendiri. Sangat menyakitkan, lebih baik di ambil teman daripada di ambil oleh saudara sendiri. Sementara itu, Rara pergi untuk menyusul Ragil.

"Hai Gil, sendirian aja?" Ucap Rara manis

"Tadi sih sama Dara, dia kemana ya sekarang?" Tanya Ragil

Rara sempat memanas karena Ragil menanyakan keberadaan Dara,tetapi kemudian ia kembali rileks. "Dara lagi ketemuan tuh sama pacarnya. Oiya, kamu jangan deketin Dara lagi ya, aku takut kamu di apa-apain nanti sama pacarnya Dara. Dara pacarannya sama anak kuliahan, umurnya beda jauh deh sama kita" ucap Rara meyakinkan

Ragil sempat membulatkan matanya tak percaya ketika mendengar ucapan Rara. "Ah kamu yang benar aja, Dara masih kelas 2 SMP kan? Masa dia pacaran sama anak kuliahan sih? Emang dia gak takut apa?" Tanya Ragil

"Enggak. Dara emang gitu orangnya, kamu gak tau dia aja sih gimana kelakuannya. Orang tua aku aja malu sama kelakuan Dara. Untung aku gak kayak dia sifatnya" ujar Rara

"Aku masih gak nyangka kalo Dara kayak gitu" ucap Ragil sambil menggeleng-gelengkan kepala

"Udah ah gak usah ngomongin dia. Sekarang aku mau ngomong sama kamu. Kita pacaran yuk gil" ucap Rara

"Hah?apa? Pacaran? Tapi aku gak suka sama kamu, aku suka sama Dara" ucap Ragil jujur

"Dara? Apa sih yang kamu banggain dari dia? Apa kamu gak malu? Dia itu sering ketemuan diem-diem sama pacarnya, sering keluar malem malem. Itupun dia gak izin sama ortu, dia cuma izinnya sama aku. Asal kamu tau aja Gil. Mending kamu sama aku aja, aku yakin mau kamu nunggu Dara juga dia gak akan suka sama kamu. Dia suka nya sama lelaki dewasa Gil" ucap Rara

"Oke.kita pacaran" ujar Ragil

              
              *flashback off*

"Gue gak nyangka teryata Rara bener-bener udah gila" ucap Ragil kepada Ezra ketika di kelasnya

"Emang kenapa sih?" Tanya Ezra

"Dulu dia udah ngefitnah kembarannya sendiri, sampe akhirnya gue kemakan omongan dia dan jadian sama si Rara. Padahal gue sayangnya sama Dara, gue juga sakit hati sama Dara karna omongan busuk si Rara itu. Tapi sekarang, gue udah gak bisa ketemu Dara lagi. Dia udah meninggal Ez.." ucap Ragil lirih

"Udahlah bro.. dia udah jadi masa lalu dalam hidup lo. Kapan lo mau ngebuka halaman baru kalo lo nya aja masih stuck di halaman itu?" Ucap Ezra menenangkan

"Susah Ez. Gaada cewek kayak Dara. Dia itu orang yang selalu ada buat gue, dia yang selalu ngertiin gue, dia yang bisa di ajak gila-gila bareng, dia yang ngehibur gue. Gue kangen kalo dia lagi marah sama gue,lagi bete, lagi judes. Gue kangen semuanya" ucap Ragil masih dengan nada lirihnya

"Ada bro yang bisa gantiin Dara di hati lo" ucap Ezra yakin

"Siapa?" Tanya Ragil

"Dia yang udah suka sama lo dari awal ketemu. Dia yang udah di buat baper sama lo. Dia yang udah di buat nyaman sama lo. Dia yang udah di buat sayang sama lo. Tapi akhirnya dia yang lo sia-siain gitu aja. Jangan sampe nyesel bro" ucap Ezra terakhir kali karena guru Bahasa Inggris yang sudah masuk ke dalam kelas

Ragil masih mencerna setiap perkataan Ezra. Kemudian ia menjawab di dalam hatinya 'apa jawabannya Bella? Tapi gue sama sekali ga ada rasa sama dia' batin Ragil. Selama jam pelajaran,ia sama sekali tak bisa konsen mengikutinya karena fikirannya masih terbayang-bayang dengan ucapan Ezra

Sedangkan di sisi lain, Bella sedang berbahagia karena kini ia dan Shila sudah berbaikan. Dan ia sudah bertekad untuk melupakan Ragil. Ya, untuk apa terus mengingat orang yang sudah menyakiti kita? Untuk apa menyimpan kenangan dengan orang yang sudah menorehkan luka di hati kita?

------------------------------------------------------

"Karena memang pada dasarnya. Lebih sulit melupakan orang yang memberi luka, dibanding orang yang memberi bahagia"

There's Love In My FriendzoneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang