Setelah kejadian tadi sore, tak ada lagi Ragil yang menelfon Bella malam malam, tak ada yang menjahilinya, tak ada yang menyanyikan lagu untuknya. Everything has changed. Bahkan untuk makan malam bersama Anggun pun di batalkan. Sekarang semuanya telah berubah, dan Bella sangat menyesalinya. Tak seharusnya, Bella menyimpan perasaan yang lebih untuk Ragil. Kini semuanya telah hancur, pertemanan baik bersama Ragil juga telah musnah. Bukan ini yang Bella mau, ia hanya ingin semuanya berjalan seperti biasa, walaupun Ragil tak bisa membalas perasaannya. Itu tak apa, asalkan pertemanannya tak hancur
Sudah berjam-jam Bella mengurung diri di kamarnya, meratapi nasib percintaannya yang sangat mengenaskan. Bahkan keluarga dan ketiga sahabatnya itu tak di perkenankan masuk. Anggun dan Adrian sangat khawatir terhadap kondisi Bella saat ini, bahkan ketiga sahabatnya pun tak tau apa yang telah terjadi.
"Coba ceritakan ke mamah, sebenarnya Bella itu kenapa na?" Tanya Anggun ke Nana
"Nana juga gatau mah, tadi kan kita lagi dirumah Ragil terus Bella di ajak keluar sama Ragil, aku gatau mereka ngapain. Nah abis itu, Ragil dateng lagi tanpa Bella, dia nyuruh kita bawa tasnya Bella dan nyusul Bella kerumah. Pas kita nanya kenapa, Ragil cuma mengedikkan bahu dan langsung pergi keluar. Kita bener-bener bingung disitu mah. Dan kita yakin ada omongan Ragil yang bikin sakit hati" jelas Nana
"Jadi semuanya ini ada hubungannya dengan Ragil? Coba kalian hubungi Ragil sebenarnya ada apa. Mamah khawatir dengan kondisi Bella. Dia nangis gaberhenti-berhenti dari tadi pas pulang" ucap Anggun khawatir
"Percuma mah,Ragil pasti bilang suruh nanya langsung ke Bella. Dia gamau jelasin, katanya biar Bella yang jelasin" ucap Fellin
"Yasudah kalau gitu, coba kalian lagi deh bujuk Bella biar mau buka pintu ya.. plis bujuk dia. Mamah yakin kalian bisa" ucap Anggun
"Oke mah, kita ke kamar Bella lagi ya. Semoga Bella udah rada tenang sekarang" ucap Shilla lalu mereka bertiga naik ke lantai atas untuk ke kamar Bella
*toktoktok* "Bel ini gue Shilla,Fellin,Nana. Plis dong bolehin kita masuk, capek nih" ucap Shilla
*ceklek* suara pintu terbuka pun berbunyi, dan di balik pintu terdapat Bella dengan muka sembab khas orang menangis, di tambah hidung yang memerah dan mata yang bengkak. Akhirnya mereka bertiga di perbolehkan masuk.
"Tas gue mana?" Tanya Bella
"Tuh ada di bawah. Lo kenapa Bel?" Tanya Shila
"Gue gapapa" jawab Bella singkat
"Gak usah bohong. Kalo ada apa apa gak usah sok jadi kuat gitu Bel. Lo punya kita, susah senang kita bagi bersama. Jangan pas sedih lo pendem sendiri. Makin sakit nanti hati lo" ucap Nana
Setelah mendengar ucapan Nana, Bella yang tadinya sudah berhenti menangis malah semakin menjadi-jadi. Ia tumpahkan semua emosi,kesakitan, kesesakan yang ada di dada. Ia tumpahkan semua lewat air mata. Setelah melihat Bella yang semakin menjadi-jadi, ketiga sahabatnya langsung memeluk Bella erat.
"Lo keluarin dulu semuanya. Lo nangis sejadi-jadinya. Tumpahin semua Bel biar lo gak nyesek karna udah di pendem-pendem. Setelah lo kuat, setelah lo udah gak sesek lagi ceritain semua ke kita" ucap Fellin menenangkan
"Makasih Shil,Fel,Na. Sekarang gue udah lebih lega kok. Oke bakalan gue ceritain semua. Tadi pas Ragil ngajak gue ke taman belakang, gue agak kaget ngapain dia ngajak kesini. Abis itu dia nyuruh gue duduk di sampingnya,dan dia bilang dia mau ngomong serius sama gue. Gue kira dia mau nembak gue, eh gataunya dia malah ngajuin pertanyaan sama gue. Dia bilang "apa bener lo punya perasaan lebih ke gue" ya gue jawab iya tapi cuma suka. Abis itu dia langsung nyuruh gue buat lupain dia, lupain perasaan gue buat dia. Selama ini dia cuma bercanda doang sama gue, dia cuma nganggep gue temen. Dia itu sayangnya sama orang lain, cuma sama orang itu. Gaada yang lain. Bodohnya gue karna gue sempet merasa kalo dia itu suka sama gue. Emang guenya aja yang bego, gue yang terlalu baper. Karna perasaan gue yang salah ini, kita jadi jauh gini. Bahkan malem ini dia gak nelfon gue lagi kayak malem kemaren. Gaada lagi Ragil yang jailin gue nanti, gaakan ada Ragil yang gombalin gue nanti. Gabakalan ada.. gaada semuanya. Semua udah hilang, ini karna gue yang terlalu berharap. Gue bego.. gue...gue.. gue sayang sama Ragil hiks hiks" ucap Bella diiringi dengan isak tangis yang meluncur lagi
Ketiga sahabatnya hanya diam terpaku mendengar penjelasan Bella, dan terlihat di tangan ketiganya sedang mengepal. Mereka marah, mereka kesal terhadap Ragil. Ragil telah mempermainkan perasaan sahabatnya.
******
Pagi ini Bella tidak ingin pergi ke sekolah, rasanya sangat malas untuk ke sekolah. Di tambah ia akan bertemu dengan Ragil, ini pasti akan mempersulit ia untuk melupakan Ragil. Anggun yang telah mendengar ceritanya dari Nana akhirnya memperbolehkan Bella tidak masuk hari ini. Dia juga sangat paham betapa sakit hati anaknya itu. Anggun juga tak percaya bahwa Ragil akan setega itu kepada anaknya
"Bel hari ini kita jalan-jalan aja yuk. Papah hari ini kan mau ngunjungin sekolah yang baru dibikin, jadi kita pergi berdua aja" ajak Anggun
"Serius? Ayoo... huaaa udah lama Bella gak jalan-jalan. Bella mau nyalon ya, udah lama nih rambut gak di urus. Bella juga mau beli baju ya mah hehe" ucap Bella semangat
Anggun sangat bersyukur karna Bella sudah kembali ceria. "Oke kamu mandi dulu abis itu sarapan, abis itu kita cao deh" ucap Anggun
"Oki doki mom" ucap Bella lalu bergegas menuju kamar mandinya
Sementara suasana di sekolah pun berbalik. Suasananya kian memanas, ketika Fellin Shilla dan Nana melihat Ragil yang sedang bersenda gurau dengan anak baru di kelas itu. Ya Utty
"Ragil sini deh, kita mau ngomong" ucap Shilla
Ragil yang merasa dirinya dipanggil, akhirnya mendekati ketiga orang tersebut, dan akhirnya berjalan ke kantin agar mengobrol disana
"Gil,kenapa lo tega nyakitin Bella sih?" Ucap Nana to the point
"Tega gimana sih na?" Jawab Ragil kebingungan
"Ya lo tega mainin perasaan Bella. Lo udah bikin dia terbang, abis itu lo jatuhin dia sejatuh-jatuhnya" ucap Shilla
"Sebenernya emang dari awal gue cuma bercanda doang sama dia. Jujur gue emang suka sama dia, tapi gue itu sayang sama orang lain. Dia itu masa lalu gue pas di SMP. Dan gue belum bisa move on dari dia. Sampai saat ini hati gue cuma milik dia" jawab Ragil
"Kalo emang lo itu udah sayang sama orang lain, kenapa lo seakan akan ngasih harapan ke Bella gil? Dari yang pertama masuk mos lo nolongin dia, pas dia dibully lo tolong, terus dengan candaan lo ke dia itu juga bikin salah paham. Bahkan gue juga ngiranya lo itu suka sama Bella" ucap Fellin
"Maafin gue, gue emang gak gentle jadi cowok. Kemaren gue emang iseng, karna Bella itu anaknya cepet ngeblush, cepet salting. Gue jadi demen buat bikin dia ngefly. Tapi ternyata, dia malah bener bener suka sama gue. Gue emang cowok bego" ucap Ragil dengan nada menyesal
"Emang. Lo itu bego dan " ucap Nana dan sedetik kemudian menampar Ragil. Semarah itukah Nana, sampai akhirnya tangannya pun ikut berbicara
Semua orang yang ada di kantin langsung menoleh terhadap meja yand ditempati oleh Shilla,Nana,Fellin,dan Ragil. Semuanya kaget dengan perlakuan Nana, bahkan Shilla dan Fellin pun tak kalah terkejutnya
"Maaf,sampe sampe tangan gue ikut ngomong. Ini pantes buat cowok pecundang kayak lo" ucap Nana sarkas
"Gapapa. Gue pantes dapet tamparan lo, mungkin ini gak seberapa di banding sakit hatinya Bella. Bahkan Bella gamasuk kan hari ini? Gue bener-bener ngancurin hati dia. Seterpuruk itukah dia?" Tanya Ragil
"Lo bahkan gatau keadaan dia kemaren gil, dia sempet ngurung diri di kamar. Dia nangis sekejerkejernya. Dia kayak orang depresi. Itu semua karna lo. Lo yang udah ngancurin semuanya" ucap Shilla
Sedangkan di sudut kantin yang lain, terdapat 1 cowok yang sudah mengepal tangannya. Rahangnya mengeras karna mendengar apa saja yang barusan di bicarakan oleh 4 orang tersebut. Dia langsung berlari meninggalkan kantin tersebut. Siapa dia?
"Terkadang kita hanya perlu melupakan seseorang, tanpa harus membencinya. Wajah seseorang mungkin mudah untuk melupakannya, tapi apakah kenangannya juga mudah untuk dilupakan? Apakah melupakan kenangan semudah membalikkan telapak tangan?"
KAMU SEDANG MEMBACA
There's Love In My Friendzone
Teen FictionTapi, kita terjebak dalam satu istilah yaitu "friendzone" kenapa harus ada cinta di antara persahabatan kita? Dan kenapa lo gabisa nganggep gue untuk lebih dari seorang sahabat lo? Gue ingin lebih dari itu. Apakah gue salah? Apa gue egois karena mem...