FIRST : GOOD NEWS

178 14 0
                                    

"In my mind, i'm running round a cold and empty space. Just put your arms around me, tell me everything's okay'' – Hold my hand, Jess Glynne.

***

14 juli 2015

Hai journal, ketemu lagi. Besok, semua akan berbeda dari biasanya. Segalanya, segalanya serba pertama, serba awal. Ya memang setiap hidup pasti ada awalnya, semua bermula dari awal, dari sebelum kita tahu dan mengenal semua. Aku penasaran, bagaimana nanti kehidupan ku berikutnya. Apa sama seperti biasanya, seperti dulu?
Katanya hidup di masa SMA itu serba ribet, and everything's gonna be messed up. Terus, kata mereka semua bakalan indah di masa SMA. Cinta, cinta di masa SMA yang bikin semua indah. Well, apa iya? Kalau itu pendapat orang, lalu bagaimana sama kisah cintaku di SMA? Kata mereka "Jangan pernah nyia-nyiain masa SMA lo, lo nikmatin aja selagi lo bisa. Semuanya tergantung sama lo." Apa yang akan terjadi nanti ya? just wait, and see ....

With love,

               Sav


***

"Sav, ayo turun. Bantuin Mama sini." Teriak wanita berusia 43 tahun yang sedang mengenakan celemek.

"Iya, Ma," Dengan langkah gontai, Savina menuruni anak tangga dan menghampiri Mamanya di dapur. "Mama mau ngapain? Temen Mama mau datang ya? Banyak banget belanjaannya, Ma."

"Loh, memangnya kakak gak ngabarin kamu? Pasti deh kamu gak ngaktifin skype lagi. Dua hari lagi kakak pulang Sav," ucap Mama seraya mengintruksikan Savina untuk menata semua bahan makanan yang baru saja dibeli.

"Ah,Mama. Iya, Savina lagi males buka laptop," rengek Savina, tetapi kemudian raut mukanya menampakkan keterkejutannya. "A—apa? Kakak pulang, besok? Ih Mama serius? Mama kan suka bercandaan ih ..."

"Ya Mama serius lah, ngapain Mama bohong. Nih ya, sekarang kamu bantuin Mama bikin kue-kue kesukaan kakak kamu.''

Savina mengerucutkan bibirnya. "Ye, giliran kakak dimanja-manja dah. Kira-kira kalo Savina kuliah jauh terus pulang kesini Mama bakal giniin Savina gak?''

"Semua sama rata Sav, nggak ada yang diutamain nggak ada yang dinomor-duakan. Lagian kamu sering manja-manja ke Mama deh, tidur aja minta di kelonin, iya kan?"

"Hushh, Mama,'' sungut Savina. "Savina udah gede kali, udah mau SMA dong." Dengan bangganya sambil nyengir kuda.

"Iya, iya. Eh, tapi ... kamu mau nggak kuliah disana kayak kakak? Mama sih oke-oke aja, asal kamu belajar yang bener," seraya menatap Savina yang sedang menguleni tepung.

Hening.

"E—eh, hm ... Ma, kan itu masih lama. Nanti dipikirin lagi, tapi bukan sekarang okay?" balas Savina, kemudian tersenyum tipis.

Malam itu dihabiskan mereka berdua untuk mempersiapkan kedatangan sang anak sekaligus kakak, sampai akhirnya Ayah Savina datang dan ikut bergabung. Canda tawa khas keluarga bahagia memenuhi malam mereka. Kendati begitu, Savina tetap merasa kurang lengkap, Akhirnya lo pulang kak, gue pengen cerita banyak ke lo, batinnya.

***


A/N

Hai, gue balik lagi dengan kelanjutan chapter. Sorry, cerita ini bener-bener slow update parah. Curcol dikit nih ya, gue sempet stuck dan gak tau musti nulis apa lagi. Ya maklum, gue penulis amatiran dan ini cerita pertama gue di wattpad! yaampun ...

Jadi mungkin setelah ini gue bakal lebih sering update cerita ini, doain aja ya. Oh iya, sebagai penulis yang baru banget dan kemampuan gue bener-bener payah banget mungkin menurut kalian, gue minta saran dan ... kritikan juga boleh, tapi kritikan yang membangun dan logis gue gak mau kritikan yang aneh-aneh. So, jangan lupa vommentnya!

Sampai ketemu di chapter selanjutnya, happy reading! :)

Regards,

              Salma

The Hidden WordsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang