Tenth: Love

362 40 3
                                    

.
.
.
.
David tampak cerah wajahnya pagi ini. Ia memarkirkan motornya dengan senyum manis yang masih mengembang. Terlihat banyak siswi yang melihatnya dengan tatapan terkagum-kagum saat David berjalan menuju kelasnya. Mereka semakin terpesona dengan ketampanan David. Tapi mereka hanya bisa melihat David dari jauh. Tidak seperti Sella yang bisa dengan mudah mendapatkan perhatian dari David.

"Lo kenapa lagi Dav?" Zio terlihat bingung dengan sifat David yang kerap berubah-ubah.

"Kesambet ya lo? Perasaan setan aja takut sama muka lo. Kok bisa kesambet ya" Tanya Wendi yang sudah menempelken tangannya ke kening David. Tidak panas. Tapi David masih saja tersenyum-senyum. Kelima temannya semakin bergidik ngeri dibuatnya.

"David!" Bentak Dewa yang membuat David terusik. "Apaan" ucapnya datar. Masih saja ia tersenyum.

"Lo ini kenapa deh. Kita-kita jadi ngeri tau kalo liat lo gini" ujar Ari dengan wajah bingung pula.

"Hmm gue tau nih. Gara-gara dapet hadiah dari Sella kan?" Ucap Ari sembari menunjukkan gantungan kunci yang terlihat asing menggantung di tas David.

"Iya dong" David masih saja senyam-senyum seperti tadi.

"Ciye. Ada yang jadian nih. Pajaknya doonggss cyiinnn" celetuk Putra yang memyenggol-nyenggol lengan David. Membuat David memutar kedua bola matanya dengan jengkel.

"Gue gak jadian nyett" tandas David.
Mata teman-temannya kembali melotot mendengar ucapan David.

"Jadi, lo selama ini udah mati-matian gitu belum juga jadian sama Sella?!" Teriak Wendi dengan tidak percaya. David hanya mengangguk sebagai jawaban.

"Haduh. Kasian banget Bang David. Ganteng-ganteng kok disia-siain. Sini-sini sama dedek aja bang. Dedek setia kokkzzz" ucap Zio yang bergelayut di tangan David dan membuat semua temannya semakin merasa jijik.

"Najisss banget lo Zi" sahut Wendi dari belakang. Dia sudah tak tahan dengan kelakuan Zio yang semakin lama semakin parah. Benar-benar kehabisan obat itu anak.

"Lo cuma dapet gantungan gitu doang senengnya minta ampun Dav. Kayak dapet mobil lamborghini aja" celetuk Dewa dengan senyum miringnya.

"Eh sialan lo ya. Bodo amat. Yang penting ini dari Sella. Aaaaa gue bener-bener leleh bro. Aaaa gakuku ganana hati gueeee" teriak David kegirangan. Teman-temannya pun semakin menganga. David yang biasanya terlihat cuek dan cool. Kini berubah menjadi seseorang yang begitu lebay hanya karena jatuh cinta kepada Sella. Hanya Sella yang bisa membuat David menjadi gila seperti itu.

*****

Kelas X MIA 3 mendadak menjadi aula konser saat Putra bernyanyi di kelas. Putra menyanyikan lagu dangdut yang berjudul 'Begadang'. Ia menyanyikannya dengan sangat serius ditambah gaya ala-ala roma irama Kw yang terkena rabies. David yang baru masuk pun hanya bisa mengernyitkan dahinya keheranan. Tapi sebagai sahabat, dia juga sudah kebal dengan Putra. Sudah kebal akan kerabiesan dan ilmu sarapnya yang sudah overdosis melebihi ambang batas.

"Berdagang jangan berdagang...kalo tiada aturannnnn" teriak Putra dengan membunyikan genjrengannya.

"Begadang curut! Bukan berdagang!" Celetuk Dewa dengan menjitak kepala Putra.

"Eh iya gue lupa. Maklumlah orang ganteng mah gini sukanya" balas Putra yang berhasil mendapatkan tatapan sinis dari semua teman-temannya. Bahkan sampai ada yang mendadak mual-mual karena ucapan Putra.

"Sella mana?" Tanya David kepada Lila yang menduduki bangku Sella. David tak berhasil menemukan sosok gadis itu di kelas. Di perpustakaan juga nihil.

"Kayaknya tadi di rooftop deh. Lo mau ngapain?! Jangan macem-macem lo ya sama Sella. Gue gampar ntar" balas Lila dengan tatapan membunuh.

"Emang lo berani gitu nggampar gue? Kalo lo gimana yang gue apa-apain?" Ujar David dengan senyum miringnya. Lila langsung mati kutu di tempat.

What Is Love?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang