Fifteenth: Why?

322 32 4
                                    

.
.
.
.
Sella membuka matanya lebar-lebar. Sudah pagi. Ia harus cepat-cepat berangkat ke sekolah. Karena ini hari pertama ia duduk di kelas XI. Yap! Sella sudah resmi menyandang badge class XI!!

Sella tentu saja merasa senang. Tapi hari-harinya selama liburan kurang menyenangkan. David menghilang. Sudah jarang sekali ia mengirim ucapan selamat malam kepada Sella. Ataupun hanya sekadar bertanya kabar selama liburan. Sehari setelah  Sella ulang tahun, David menghilang. Benar-benar tak tampak batang hidungnya. Saat ditanya kabar oleh Sella pun juga tidak dijawab. Kemana David?

'Ntar kalau udah sampai sekolah gue bakalan cari David!' Ucap gadis itu dengan semangat. Setelah dirasa penampilannya sudah baik, Sella segera meluncur ke sekolah.

Mata gadis itu melacak keberadaan David. Menelusuri setiap sudut sekolah untuk menemukan sosok itu. Akhirnya bola mata Sella berhasil menangkap dimana David berada. Lelaki itu sedang membaca daftar nama pembagian kelas. Dengan cepat Sella segera menghampiri David.

"Pagi Dav! Lama gak ketemu" ucap Sella dengan senyum sumringahnya. Tapi aneh. David hanya tersenyum tipis. Tidak seperti biasanya.

"Lo kenapa Dav? Sakit?" Tanya Sella dengan wajah khawatir.

"Nggak" sekarang David hanya menjawabnya dengan sangat singkat! Ada apa dengan lelaki itu?

"Oh ya, lo kelas berapa? Gue di XI MIA 2" sambung Sella yang masih tersenyum.

"XI MIA 5" balas David yang langsung pergi meninggalkan Sella. Gadis itu menatap kepergian David dengan pandangan heran. Kenapa David seperti menjauhinya? Apa David ada masalah? David tidak pernah bersikap dingin seperti itu padanya. Kenapa kali ini terlihat sangat berubah?

"Lha? Gue ditinggal gitu?" Ujar Sella dengan wajah kebingungan.

Saat Sella menyapa teman-teman David pun, mereka hanya menjawab seadanya. Tidak seperti biasanya. David dan teman-temannya benar-benar berubah.

Sella beranjak pergi menuju kelas barunya. Karena kelas Sella dan David berada di lantai yang sama dan hanya berjarak satu kelas saja, Sella masih bisa melihat David dari kejauhan. Sella melempar senyum manis setiap kali bertemu pandang dengan David. Namun, tetap saja lelaki itu hanya tersenyum tipis. Bahkan terkadang berpura-pura tidak melihat.

"Perkenalkan anak-anak. Ini ada siswi baru pindahan dari London. Silakan perkenalkan diri kamu" Pinta Bu Fitri, wali kelas baru Sella.

Sella hanya diam tak memperhatikan suasana di depan kelas. Pikirannya sibuk. Sudah terisi penuh oleh sosok David. Sella merasa kesal dengan tingkah David sekarang. Gadis itu meletakkan kepalanya di atas meja. Tapi ia mendadak mengangkat kepalanya saat mendengar sebuah suara yang amat sangat dikenalnya.

"Yes, Mam. Hello everybody! My name is Devania Karenina. You can call me Karen or Vania. Hmm ummm... saya rasa saya harus berbahasa Indonesia lagi. Hehe.. Hm okay.. Saya pindahan dari London. I hope ummm kita bisa berteman baik mulai saat ini. Thanks for your attention" ucap gadis berambut coklat itu dengan Bahasa Indonesia yang masih campur aduk dengan englishnya.

Sella masih hapal dengan suara itu. Karen! Ya! Itu benar-benar Karen! Dengan refleks Sella memanggil nama Karen sampai seluruh murid di kelas itu menengok ke arahnya. Sella hanya bisa tersenyum meringis menahan malu."Karen!" Teriak Sella dengan kerasnya. Bu Fitri langsung terkejut.

What Is Love?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang