Thirty Nine: The Truth

346 12 0
                                    

.
.
.
.
Malam ini Sella bersiap-siap pergi ke bandara untuk mengantar kepergian David. Memang berat rasanya. Tapi mau bagaimana lagi? Lagipula hal itu menyangkut masa depan David. Ia harus bisa merelakan kepergian David tentunya.

London...
...Jepang.

Dua negara beda benua beda wilayah beda waktu siang malam hmmm...

Gadis itu menyisir rambutnya yang ia biarkan tergerai agar terlihat rapi. Kemudian ia mengambil slingbagnya yang tergeletak di atas spring bed lalu pergi ke tempat tujuannya.

"Ma, Sella pergi dulu,"

"Iya, kak. Hati-hati ya nyetirnya. Sampaikan salam mama dan papa buat David sama papanya. Mama juga nitip pesen buat David supaya jaga kesehatan selama di luar negeri," tutur mamanya dengan halus.

Sella mengangguk pasti kemudian memcium tangan orang tuanya lalu bergegas pergi.

*****

"Sella datang kan, Dav?" Tanya Rudi -papa David.

"Katanya sih iya, Pa,"

"Harusnya sih doi datang, mas bro. Yakali pacarnya mau pergi dia kagak mau nganterin," celetuk Zio dengan lagak sok berpikirnya ala-ala Mario Teguh.

"Ya kagak mungkin lah, Sella pasti datang," sahut Ari dengan mantap.

"Iya, papa juga yakin kalau Sella bakal datang. Dia kan calon menantu kesayangan papa," ucap Om Rudi dengan bangganya.

"Yaelah, om. Iya deh iyaa, Zio kan cuma memprediksi peluang-peluang yang mungkin aja terjadi pada malam hari yang cerah dan indah ini," cetus Zio menggerutu tak jelas.

"Sumpah deh Zi, omongan lo tuh sampah banget tau gak. Kebanyakan apa tuh namanya? Hmmm oh iya! Kata Bu Rima majas-majas gitu!" Seru Dewa sambil mengingat-ingat ucapan guru Bahasa Indonesianya yang lemah lembut bagai Putri Solo yang gerakannya dislowmotion. *apaandah-_- lu kata siput apa Rey? Putri solo udah lembut banget pake acara slow motion segala-_-*

"Halambohhh-_-" Sahut Zio malas.

"Pa, kok David rasanya gak tega ya ninggalin Sella gini?" Tanya David dengan muka tertekuk.

"Hmmm... kamu harus sanggup. Lagian Sella juga mau ke Jepang, kan? Sama aja. Kalian bakalan sama-sama pergi ke luar negeri," jawab Papanya menyemangati.

"Sella mana ya, Pa? Kok gak muncul-muncul?" David risau karena Sella belum datang juga.

"Iya ya, Dav. Mungkin Sella kena macet?"

"Iya. Om Rudi bener juga tuh Dav. Kali aja dia kena macet di jalan," Sahut Wendi.

"Kalau nggak yaudah deh pah, kali aja dia gak mau datang. Aku pergi sekarang aja, Pa," ucap David. Sontak seluruh sahabatnya dan papanya terkejut dengan keputusan David.

"Kamu yakin pergi sekarang, Dav? Gak mau nungguin Sella dulu?" Tanya Papanya.

"Nggak deh, Pa. Ntar David malah ketinggalan pesawat,"

David pun melangkah ke arah sahabat-sahabatnya. Menyalami mereka satu-satu lalu memeluknya dengan erat.

"Lo sebenernya mau ke mana sih, Njing? Hiks hiks, anjing banget lo tega ninggalin kita," ucap Zio sambil pasang muka anak anjing.

What Is Love?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang