Twenty Seventh: I'm still here

318 23 2
                                    

'Gue berhenti buat ngejar lo, bukan berarti gue juga berhenti buat sayang sama lo'

-David

.
.
.
Malam ini adalah malam tahun baru. Terlihat Jakarta sedikit lengang daripada biasanya. Kemungkinan besar para penduduk di sini merayakan tahun baru di kampung halamannya. Bersama orang-orang tercinta.

Gadis itu berdiri di balkon kamarnya. Kedua tangannya berpegangan pada pagar besi berwarna hitam yang membatasi balkonnya. Dingin. Perlahan kedua tangannya terulur merapatkan jaket yang membungkus tubuhnya. Berharap angin malam tak merasuk ke dalam jaket yang dikenakannya itu.

Kedua bola matanya menatap ke arah langit. Gelap gulita. Ya, walaupun taburan bintang malam dengan cahayanya yang terang turut berpadu di dalamnya. Tapi, tetap saja warna gelap lebih mendominasi di langit.

Sebentar lagi langit akan dipenuhi oleh suara petasan dan pertunjukan kembang api yang menandakan pergantian tahun. Hanya tinggal menghitung menit. Warna-warni petasan akan meledak di langit menyisakan sebuah pemandangan yang sangat menakjubkan.

Sella tersenyum miris. Gadis itu teringat akan kenangannya bersama David satu tahun lalu. Tepatnya saat mereka berdua sedang bersama-sama merayakan tahun baru.

Flashback on

David mengajak Sella menuju rooftop Lentera. Tentu saja Sella menolak mentah-mentah ajakan David. Tapi, namanya juga David. Ia akan melakukan berbagai cara agar lawan bicaranya menyerah dan memilih menuruti perkataannya. Alhasil, Sella pun menurut.

David tahu, Sella sangat menyukai pemandangan di atas rooftop sekolah mereka ini. Seluruh pemandangan kota Jakarta saat malam tampak jelas indahnya dengan hiasan kelap-kelip lampu jalan.

Pak Naryo-satpam Lentera yang kebetulan saat itu berjaga- bertanya perihal apa yang membuat mereka datang ke sekolah hanya berdua saja. Dengan cepat David menjawab bahwa mereka akan mengerjakan tugas. Entah karena kantuk atau apa, Pak Naryo asal mengangguk dan mempersilakan mereka berdua masuk. Padahal ini sudah jam 11 malam dan sebentar lagi Pak Naryo harus pulang karena hampir larut malam.

(Kalo ada yg nanya kenapa Sella dibolehin keluar jam 11 itu krn David udah bilang ke papa mamanya Sella ttg rencananya. Entah kenapa, papanya ngijinin bahkan mamanya juga ngedukung. Katanya romantis gitu. Hmmm)

"Sebenernya lo mau ngapain sih bawa gue ke sini?!" Tanya Sella dengan suara meninggi.

David hanya menyeringai mendengar pertanyaan Sella. Sontak saja Sella langsung mundur menjauh dari David. Pikirannya sudah diisi oleh hal-hal negatif.

"Ja--jangan bilang lo m--mau macem-macem ya sama gue?! Wah wahh parahh ni anakk!! Pak Naryooo!!!" Teriak Sella sekencang mungkin.

Dengan sigap David membekap mulut Sella. Gadis itu memberontak dan berusaha berteriak kembali.

"Ssttttt!! Diem Sel. Gue gak ada niat buat macem-macem sama lo. Okay?" Ujar David lalu melepaskan tangannya yang masih membekap mulut Sella.

"Gimana gue harus percaya sama lo?!"
"Ya ampun Sella! Gue beneran gak bakal macem-macem sama lo. Suweerrr" ucap David sambil menunjukkan jari telunjuk dan jari tengahnya membentuk simbol berjanji.

"Beneran?"

"Iya bebebku cintaku my lovely muah muahhh"

Sella hanya bergidik ngeri mendengar jawaban David. Namun di sisi lain, gadis itu merasakan hatinya memanas dan detak jantungnya berpacu cepat.

What Is Love?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang