LAKUNA
(Ruang hati yang kosong)PART 4 : Istilah Para Pangeran
***
DISINILAH Miyoung sekarang. Setelah menerima telepon singkat penuh perintah dari seseorang yang saat ini menjadi majikannya ia segera bergegas menuju kamar yang berada diujung lorong kamarnya. Ia menatap pintu kamar berwarna putih didepannya dengan ragu. Tangannya terangkat, mengetuk pintu tersebut beberapa kali. Ia menukik kedua alisnya, ketika ketukan terakhir di pintu tak kunjung mendapat jawaban. Ia meraih gagang pintu dengan ragu. Mendorongnya turun pelan, hingga pintu tersebut terbuka. Kepalanya yang terlebih dahulu menilik kedalam. Bibirnya berdecak penuh kekaguman ketika matanya menyapu ruangan tersebut. Ia melangkah pelan, masuk kedalam kamar. Aroma yang terasa tak asing di indera penciumannya, membuat kepalanya pening.
Kamar yang lebih luas dibanding kamarnya yang saat ini ditempati olehnya. Warna dinding putih dengan corak hitam horizontal pada bagian-bagian sudut. Langit-langit kamar yang putih gading dengan bola lampu bulat di bagian tengah. Serta perabotan seperti sofa lebar dibagian sudut ruangan, lemari kecil yang terlihat diujung matanya, televisi berlayar lebar yang menggantung di sisi dinding serta ranjang besar yang berada di tengah. Semua berwarna hitam, putih dan merah. Minimalis dan elegan sekali. Khas lelaki tentunya.
Ia melirik ranjang putih kusut dengan selimut berwarna hitam yang seseorang tengah bergelung nyaman didalamnya. Ia berjalan mendekatinya. Ketika telah berdiri di dekatnya, ia kemudian berdeham. "Tuan Cho..."
Miyoung memasang fokusnya pada Kyuhyun. Pria itu membuka selimutnya hanya sebatas mata. "Kau datang." Katanya parau. Miyoung mengangguk singkat untuk menjawabnya, ia kemudian menundukan kepala pada Kyuhyun. Ia mendekat selangkah, ketika Kyuhyun bangun. Aroma tak asing milik Kyuhyun menyerbak di indera penciumannya. Kepalanya kembali merasa pening. Dan, wajah itu....
Sial!
Miyoung menahan napas untuk beberapa detik ketika wajah itu kembali terlihat olehnya karena sebelumnya tertutup selimut hitam. Kyuhyun menegakkan tubuhnya kemudian menyender pada kepala ranjang dengan fokus mata pada Miyoung.
"Minum."
Dengan cepat Miyoung meraih gelas yang berada di atas meja di samping ranjang, kemudian mengisinya dengan air putih dan menyerahkannya pada Kyuhyun. Pria itu menerimanya, kemudian menghabiskannya dalam beberapa tegukan yang terasa lama bagi Miyoung. Setelah gelas sepenuhnya kosong, Kyuhyun meletakkan benda kaca itu kembali pada tempatnya. Namun, pandangan mata itu, berhasil membuat jantung Miyoung tak bekerja dengan baik. Mata tajam Kyuhyun menatapnya lekat. Mata mempesona dengan bulu lentik untuk kategori seorang lelaki.
"Ayah menyiapkanmu untuk menjadi pelayanku, 'kan?"
Miyoung hanya bisa terdiam dan hanya mampu menjawabnya dengan anggukan kepala. Kyuhyun sempat meliriknya sebelum bergumam, "itu berarti, kau tahu tugasmu." Miyoung bergidik ngeri, ketika matanya bertemu pandang dengan mata tajam Kyuhyun. "Layani aku. Urus diriku. Patuhi aku." Lanjutnya layaknya seorang pemimpin.
***
Pagi harinya, ketika Kyuhyun turun dari lantai atas menuju ruang makan, disana Miyoung telah duduk dengan manisnya di bangku meja makan. Kyuhyun menatap Miyoung yang masih sibuk menyediakan sarapan pagi untuk Kyuhyun. Roti bakar selai strawberry. Kyuhyun bilang, setiap pagi ia tak suka memakan makanan yang terlalu berat. Hari ini merupakan hari pertama Miyoung sarapan pagi bersama Kyuhyun. Entah, harus merasa senang atau sedih.
Kyuhyun meneguk cairan hitam di cangkirnya. Kopi hitam beraroma khas dengan takaran gula sebanyak setengah sendok makan. Matanya melirik gadis yang tengah memakan roti selai coklat yang dibuatnya setelah membuatkannya untuk Kyuhyun. Gadis itu hanya diam, dan terlalu penurut. Kyuhyun bingung harus memerlakukan gadis penurut layaknya Han Miyoung itu seperti apa.
KAMU SEDANG MEMBACA
LAKUNA [COMPLETED]
FanficHan Miyoung hanyalah seorang gadis yang sangat menyayangi ayahnya. Ia hanya ingin membantu sang ayah untuk melunasi hutang sang ayah pada rekan kerjanya. Hingga ia dipertemukan oleh Cho Kyuhyun si pria dingin, keras kepala, pemaksa dan semua hal neg...