PART 17 : Pilihan

6.5K 463 112
                                    

LAKUNA
(Ruang hati yang kosong)

PART 17 : Pilihan

*****

SINAR matahari pagi yang merayap melalui celah gorden yang masih tertutup di kamarnya itu tak mampu membuatnya terjaga, walaupun hanya untuk waktu yang sebentar

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

SINAR matahari pagi yang merayap melalui celah gorden yang masih tertutup di kamarnya itu tak mampu membuatnya terjaga, walaupun hanya untuk waktu yang sebentar. Tubuhnya menelungkup, menyembunyikan wajahnya yang sebenarnya telah kusut. Ia bahkan tak mau bersusah payah melihat ke cermin untuk tahu seberapa buruknya penampilannya saat ini. Terutama dengan keaadaan wajahnya yang sungguh sangat disayangkan. Wajah yang dulu terlihat berseri, meskipun yang di keluarkan hanyalah ekspresi datar terlihat memudar dengan mata yang sayu, lingkaran hitam di bawah kelopak matanya, juga bibir pucat-nyaris tak ada warna merah muda yang dulu selalu terlihat mengkilap.

Suara pintu terbuka perlahan, tak mengusik pria itu yang sedari tadi tidur menelungkup, namun dengan mata yang memandang keluar jendela sejak tadi. Seorang pria paruh baya menghela napasnya dengan hati berat. Puteranya saat ini bahkan jauh lebih mengerikan dibanding dengan dahulu ketika Ibu dan kakaknya tiada. Bukannya ia tak merasa senang, karena dahulu Kyuhyun tak mengalami stress yang terlalu berat, tapi saat ini kondisi Kyuhyun benar-benar sangat memprihatinkan. Anak lelakinya itu tak kunjung keluar dari kamar selama satu hari penuh. Bahkan tak menyentuh makanan yang di antarkan oleh pelayan. Bahkan Bibi Oh sendiri pun, tak ada yang di sentuhnya.

Jujur, Younghwan sangatlah mengkhawatirkan putranya. Meskipun ia tahu, puteranya itu kuat, namun, siapa yang tahu jika metabolisme pada tubuh manusia bisa saja menurun dengan signifikan.

"Nak...," panggil Younghwan mencoba untuk memulai pembicaraan. Tak adanya tanggapan dari Kyuhyun, membuat Younghwan menghela napas kembali, sebelum berkata, "bangunlah dan makan. Kau bukan anak kecil lagi yang bisa merajuk setiap kau kehilangan sesuatu."

Tanpa diketahui oleh Younghwan, rahang Kyuhyun tiba-tiba mengeras dengan tangan yang mengepal di balik selimut. Merajuk? Hah, Kyuhyun bersungut di dalam hati. Ia bukannya tengah merajuk, namun tengah menenangkan dirinya karena kebodohannya yang terlalu dalam. Bagaimana dia bisa membiarkan gadis yang dicintai olehnya pergi begitu saja, meninggalkannya sendirian dan terjebak bersama pria tua bangka yang bahkan tak mengenalnya terlalu dalam, walaupun statusnya adalah putera dari pria itu.

"Anda pikir saya merajuk?"

Ucapan dingin Kyuhyun mengejutkan Younghwan. Ia kira, hari dimana Kyuhyun untuk kali pertama puteranya itu menanyakan kepulangannya dulu, merupakan awal dimana hubungan mereka telah mencair. Tetapi, saat mendengar nada dingin tanpa intonasi yang berarti tadi, kembali membuat Younghwan kecewa.

Kyuhyun mendesis, tanpa menoleh pun ia mengetahuinya, dilihat dari keterdiaman ayahnya. "Coba Anda pikir ulang, apakah anda begitu terpuruk ketika Mama dan Noona saya tiada?"

LAKUNA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang