PART 07 : Bahagiakah?

13.4K 938 124
                                    

LAKUNA
(Ruang hati yang kosong)

PART 7 : Bahagiakah?
________________

LUASNYA langit tak bisa menandingi seberapa besar kebahagiaan Minho saat ini. Ia selalu mengingat kejadian kemarin, ketika di lapangan basket. Ia merasa menang dari Kyuhyun walaupun faktanya ia kalah dua poin dari pria itu . Ia menatap kedua sahabatnya Changmin dan Jonghyun, karena Kyuhyun belum menampakkan wajah jeleknya yang tengah menikmati sarapan pagi di kafetaria kampus dengan memesan masing-masing satu hamburger daging besar. Changmin melengos kasar ketika matanya bertemu pandang dengan mata Minho yang berbinar. Entah apa yang dipikirkan oleh bocah bodoh itu, yang pasti Changmin merasa sedikit risih. Oh ayolah, jika seorang pria dipandang dengan mata berbinar oleh seorang gadis itu tak masalah. Tapi ini, bocah laki-laki tengik itu yang memandangnya hingga mampu membuat selera makannya berkurang.

"Choi Minho," Minho menarik kedua sudut bibirnya keatas masih dengan menatap Changmin melalui bola mata berbinarnya, "berhentilah memandangku." Desisnya geram, sambil kembali memakan hamburgernya dengan kasar.

Minho merengut. Membuat Jonghyun yang sejak tadi tenang sambil menyantap hamburger isi dagingnya dan menonton kedua sahabatnya itu bergidik. Minho sepertinya pagi tadi terbentur sesuatu, hingga menyebabkan perilakunya yang aneh bertambah semakin aneh. "Kau terbentur, ya? Sepertinya, kau bertambah gila."

Minho melotot. Kakinya menginjak kaki tak bersalah milik Jonghyun dibawah meja. Ia menarik salah satu sudut bibirnya keatas, ketika sang korban berteriak dengan umpatan-umpatan mengagumkan yang keluar dari bibirnya. "Sialan. Idiot. Brengsek. Jahanam." Desis Jonghyun.

Minho menghela napas sejenak. Tangannya menyangga dagu. Kemudian memandang kembali sahabatnya yang telah duduk tenang, kecuali Jonghyun yang masih menatap Minho garang.

"Dimana Kyuhyun? Mengapa sampai saat ini belum datang?" Minho bertanya, tanpa mengacuhkan tatapan Jonghyun yang mengatakan, 'kubunuh-kau-nanti'.

"Nanti juga datang," celetuk Changmin cuek, kemudian kembali memakan hamburgernya yang masih setengah makan.

Minho memutar bola matanya. "Aku hanya akan sedikit pamer."

Jonghyun meliriknya sebentar sebelum mengatakan, "memang kau berhasil menciumnya? Biar kutebak," Minho menatapnya, tanganya bergerak mengambil kentang goreng yang dipesan oleh Changmin tadi sementara Jonghyun, mendekatkan wajahnya pada Minho kemudian berbisik, "—kau tidak menciumnya 'kan?"

Minho memandang Jonghyun datar, dengan mulut yang sibuk mengunyah. "Bagaimana kau tahu? Kau menguntitku ya?" Changmin meliriknya, kemudian memekik ketika tangan Minho kembali mengambil kentang goreng di piringnya.

"Choi Minho!" Changmin memukul tangan Minho hingga menimbulkan bunyi nyaring. Jangan salahkan Changmin yang terlalu mencintai makanannya, hingga seseorang yang mencuri makanannya terpaksa terkena pukulan. Sementara Minho menatapnya datar. "Apa?"

"Milikku!"

Minho menatapnya sewot. "Aku hanya minta sedikit." Changmin berusaha menjauhkan piring berisi kentang goreng dari hadapan Minho yang tidak terima karena kentang itu di jauhkan darinya. Tarik-menarik piring tak dapat di hindari. Jonghyun menghembuskan napasnya. Ia menumpangkan kepalanya dengan telapak tangan, sementara mata ia alihkan pada pintu masuk kantin yang menghadap kearah taman.

LAKUNA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang