PART 08 : Karena Itu Kau

11.7K 912 147
                                    

LAKUNA
(Ruang hati yang kosong)

PART 8 : Karena Itu Kau

*****

TEMPAT tidur yang telah tertata rapi. Dengan selimut yang terlipat setengah bagian. Kecuali sebuah tas, buku catatan, dan berbagai barang lain seperti dompet dan ponsel yang masih berserakan di sudut tempat tidur. Di balik pintu kamar mandi berwarna biru muda tersebut, Miyoung berdiri memandang wajahnya. Sebuah cermin besar berada dihadapannya. Bibirnya menyungging, menyimpulkan senyum lebar. Pun pipinya yang memerah. Burung bahkan bersiul seakan tengah menggodanya. Tangannya terangkat, menyentuh kedua pipinya kemudian, kembali menutup wajahnya menggunakan kedua tangan.

Bayangan Kyuhyun memerlakukannya dengan sangat baik. Nyaris lembut, tak pernah beranjak dari kepalanya. Bahkan untuk satu detik saja. Benar-benar membuatnya tak bisa berpikir jernih. Perasaan yang harusnya ia hindari, justru kembali meletup bagai kembang api yang dinyalakan ketika pesta tahun baru dilaksanakan.

Kyuhyun seakan menginginkannya untuk jangan pernah meninggalkannya, meskipun untuk jarak satu meter saja.

Miyoung tergelak. Pikiran bodoh macam apa itu. Mana mungkin Kyuhyun melayangkan protes aneh seperti itu? Miyoung menggeleng pelan. Ia kembali memandang pantulan wajah dirinya. Menghembuskan napas panjang, kemudian berbalik meninggalkan kamar mandi.

Kakinya melangkah pelan mendekati sudut ranjang. Melirik jam di atas meja kecil yang berada sisi sudut lain ranjang, kemudian bergegas memasukkan semua keperluannya kedalam tas. Namun, tiba-tiba tangannya berhenti di udara ketika pintu kamarnya terbuka. Tanpa mengetuk, tidak sopan memang. Tapi, toh ini bukan rumahnya 'kan? Ia menoleh. Pria paruh baya yang sangat dikenal olehnya berdiri dengan kepala yang menyembul kedalam. Sementara, tubuhnya tertutup oleh pintu. Miyoung rasanya ingin tertawa, namun enggan ketika melihat raut wajah pria paruh baya itu.

Miyoung beranjak. Kemudian, berjalan mendekati pintu. Membuka benda berat persegi yang menjadi penghalang tubuh Younghwan lebih lebar. "Ada apa, Paman?"

Younghwan berdeham. "Maaf, karena aku tidak mengetuk." Younghwan tertawa kecil. Miyoung mengulas senyum maklum. Ini rumah Younghwan, mengapa harus mengetuk bagian rumah sendiri.

"Tapi," ucapan Younghwan yang menggantung, memberikan dampak tersendiri bagi Miyoung. Terlebih ekspresi wajah kerutan miliknya yang tiba-tiba serius. Matanya yang tajam seakan bisa merobek wajahnya dalam sekali tarikan, "—apa kau tahu, dimana Kyuhyun?"

Miyoung hampir menjatuhkan rahangnya ketika pertanyaan tersebut keluar dari mulut pria paruh baya itu. Apa Younghwan berpikir, jika ia tahu semua hal tentang putranya? Bahkan untuk mengetahui perasaan Kyuhyun saja, ia tak tahu. Ia menatap Younghwan. Seingatnya semalam, setelah mereka sampai di rumah, Kyuhyun dan dirinya langsung masuk ke dalam kamar masing-masing. Pria paruh baya itu memandangnya penuh dengan mata kekhawatiran. Ya. Tentu saja. Semua orang tua akan khawatir ketika anaknya tidak ada di rumah ketika keesokan harinya. Ia juga pernah mengalami hal ini. Sama seperti dirinya dahulu. Ketika ia memutuskan untuk merawat kekasih—ah, mantan kekasihnya di apartemennya, dan lupa untuk memberi kabar Ayahnya. Akibatnya, keesokan harinya ketika ia pulang diantar oleh pria itu, mereka terkena amarah Ayahnya yang meledak-ledak. Ayahnya bahkan memarahi pria itu dengan wajah yang memerah.

Miyoung tertegun dalam pikirannya sendiri. Mengapa ia masih bisa mengingat kejadian dua tahun lalu saat dirinya dan pria itu masih bersama?

"—Miyoung?"

Miyoung tersentak. Ia menatap Younghwan dengan senyum yang terlukis indah di bibirnya. Ia mengangguk beberapa kali pada pria paruh baya itu sebelum berucap, "nanti aku akan menghubunginya, Paman. Setelah tahu keberadaannya, aku akan memberitahukan pada Paman."

LAKUNA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang