LAKUNA
(Ruang hati yang kosong)PART 18 : Inilah Akhirnya?
***********
LANGIT pagi ini terasa kelabu. Rintikan dari hujan perlahan jatuh membasahi semua yang berada di bumi. Suasana yang sebenarnya menyenangkan untuk tak beranjak dari ranjang. Namun tidak bagi seorang gadis yang tengah duduk sambil menggenggam tangan yang terasa dingin Karena suhu ruangan yang memang dibawah rata-rata. Matanya menatap sendu seseorang yang tengah berbaring di ranjang dengan alat bantu pernapasan yang menutupi hidung dan wajahnya. Serta pergerakan dari tabung oksigen di sisi kanan ranjang yang menurutnya terasa lambat. Tangan mungil gadis itu sesekali mengusapnya, dan menggenggamnya lebih erat. Ia tak membiarkan tangan yang selalu menggenggamnya dulu menjadi dingin seakan tak tersentuh oleh siapapun.
"Bangunlah. Tidak merindukanku, huh?"
Han Miyoung; gadis itu semakin mengeratkan genggaman tangannya pada Donghae. Sudah lebih dari dua bulan, pria itu tak kunjung membuka matanya. Semenjak kejadian kecelakaan yang membuat pria itu terbaring tak berdaya atau bahkan seperti tak bernyawa. Dua bulan ini, ia juga tak pernah tidak menyempatkan dirinya untuk mengunjungi rumah sakit. Setiap hari dirinya selalu menyempatkan untuk menemani Donghae yang terbujur lemah itu tanpa mengenal waktu. Ia biasa mengunjungi pada pagi hari sebelum ia berangkat kuliah, siang setelah mata kuliahnya selesai, atau bahakan ia pernah menginap semalam ketika kuliahnya libur. Pikiran gadis itu bercabang menjadi tiga. Antara kondisi Donghae yang terbaring di ranjang Rumah Sakit ini, jadwal kuliahnya, dan juga... pria yang dicintai oleh hatinya, Cho Kyuhyun. Gadis itu menghela napas. Sudah dua bulan ini ia tak mengetahui kabar dari pria itu. Semenjak permintaannya untuk melepaskannya, dan membiarkannya Bersama dengan pria lain. Saat di kampus pun, ia tak pernah melihat Kyuhyun sama sekali. Bahkan teman-teman pria itu, seperti Shim Changmin, Choi Minho dan juga Lee Jonghyun, tak pernah tertangkap oleh matanya. Semua pria tampan itu bagaikan tertelan oleh bumi. Seujung kuku pun tak pernah di temukan oleh indera penglihatannya.
Sentuhan di bahu Miyoung, membuatnya tersentak, dan sontak menoleh kebelakang. Hembusan napas keluar dari mulutnya ketika mengetahui seseorang dibelakangnya adalah Lee Haerin—Ibu dari Donghae. Wanita paruh baya itu terlihat tetap cantik, meskipun binaran mata yang dulunya selalu memancarkan keceriaan, berubah menyendu saat ini. Walaupun sifat kehangatan dan keibuan Haerin benar-benar membuat Miyoung ingin menangis Karena wanita itu tak menyalahkan dirinya yang menjadi penyebab keadaan puteranya terbaring lemah seperti ini. Haerin dengan sikap keibuannya merengkuh Miyoung kedalam pelukannya dan mengusap punggungnya berkali-kali, yang sontak membuat Miyoung mennagis semakin keras malam itu. Malam dimana Donghae dirawat dengan berbagai selang yang menopang kehidupannya dan juga malam dimana ia meminta Kyuhyun untuk meninggalkannya. Semua emosi tercampur menjadi satu di malam itu.
"Semua sudah siap. Kita berangkat malam ini, Sayang," kata Haerin kembali menyentuh punggung mungil gadis yang duduk sambal menggenggam tangan puteranya.
Miyoung mengangguk. Ia kemudian menatap Donghae yang masih enggan untuk membuka matanya hanya untuk sejenak. Hari ini atau lebih tepatnya nanti malam, mereka akan membawa Donghae terbang ke Amerika dimana pengobatan disana jauh lebih baik dibandingkan dengan Korea. Donghwa yang mengusulkan hal ini. Ia tak tega melihat adiknya terus menerus berada di dalam mimpi panjangnya. Juga ketakutan Haerin jika putera bungsunya itu tak lagi membuka matanya. Masih dengan rasa bersalahnya yang teramat, Miyoung dengan kekeras-kepalaannya menuntut untuk ikut. Donghwa harus berdebat dengan gadis mungil itu terlebih dahulu sebelum akhirnya ia menghela napas dan mengijinkan gadis itu untuk ikut. Semua keluarga akan ikut, termasuk Donghwa yang memindahkan sementara kantornya ke Amerika, dan juga Daehee yang sengaja pindah sekolah. Miyoung tak luput dengan kepindahannya. Ia memutuskan untuk pindah ke Amerika sampai waktu yang tak ditentukan. Ia memang sudah memilih untuk terus bersama Donghae. Walaupun hatinya jelas tidak ada pada pria itu lagi. Berkas kepindahannya telah diurus olehnya sejak satu bulan yang lalu, dan kini telah siap semuanya. Perdebatannya dengan Ayahnya bulan lalu juga sempat menjadi masalah baginya. Jungmin sebenarnya tak setuju dengan kepindahan puterinya yang secara mendadak tersebut, tapi karena Miyoung yang terus memohon dengan air mata yang menetes juga pernyataan betapa bersalahnya dirinya karena telah menyebabkan Donghae menjadi seperti itu, membuat Jungmin akhirnya setuju. Pria paruh baya itu memberikan syarat untuk tinggal di sebuah apartement yang nanti dibeli olehnya, juga melanjutkan kuliahnya di tempat yang telah di tetapkan olehnya, Ohio State University. Miyoung dengan antusias mengangguk utnuk menyetujui persyaratan yang diajukan oleh Ayahnya. Ia kemudian memeluk Ayahnya masih dengan air mata yang menetes.
KAMU SEDANG MEMBACA
LAKUNA [COMPLETED]
FanfictionHan Miyoung hanyalah seorang gadis yang sangat menyayangi ayahnya. Ia hanya ingin membantu sang ayah untuk melunasi hutang sang ayah pada rekan kerjanya. Hingga ia dipertemukan oleh Cho Kyuhyun si pria dingin, keras kepala, pemaksa dan semua hal neg...