Episode 1 (Part1)

4.4K 67 1
                                    


⬜⬜⬜⬜⬜⬜⬜⬜⬜⬜⬜⬜

Haro International School.
Akhir semester kelas 2 SMA.
Para siswa sibuk di papan pengumuman, hasil ujian sudah keluar.
Sementara itu seorang gadis sedang berjongkok dibawah pohon sambil memohon pada sesuatu, Hey, ayo lihat kesini... Jangan melihat kesana, Apa yang harus aku lakukan? Aku tidak bisa meninggalkanmu begitu saja. Apa kau akan tetap diam disana? Aihhhh, kamu ga bisa mendengarku ya???? Cepatlah turun, aku sudah terlambat, hari ini aku punya sesuatu yang penting yang harus aku lakukan. Jika aku tidak disini, tak ada seorang pun yang akan menolongmu.

Kemudian seseorang datang. Langkah kakinya terhenti melihat seorang gadis aneh berjongkok didepan pohon sambil bicara, padahal tidak ada seorang pun disana.
Pria itu memiringkan kepalanya. Ia berambut pirang. Matanya cokelat menatap ke arah gadis itu. Ia melihat gadis itu menatap ke atas pohon dan matanya beralih ke atas pohon.
Seekor kucing ada disana. GAdis itu masih terus bicara dan bicara pada seekor kucing, memohon agar kucing belang itu mau turun.

Gadis itu kehabisan kesabaran memohon dan ia berdiri, mulai berteriak memarahi si kucing, Kau pikir kau punya pilihan lain?! Cepat turun!!! Ayo cepat dan minum susu, ini, ini, cepatlah!!
GAdis itu melompat-lompat sambil menyodorkan susu untuk si kucing.
Pria tadi melihatnya dan mulai mengeluarkan suara mirp kucing, miaaawwww, miaaaawwwwwww...
Tapi si gadis terus bicara pada si kucing menyuruhnya untuk cepat turun.
Si pria mulai mendekati si gadis dan menggunakan isyarat ssssssttttttttttt dengan jarinya, menyuruh di gadis untuk diam.

Dee. deg. deg. deg. deg.
Suara detak jantung si gadis semakin cepat dan cepat ketika jari si pria menyentuh bibirnya.
Gadis itu, Taliw, menatap mata si pria, Tenten dengan seksama. Jantungnya tidak bisa berhenti berdetak dengan kencang, Taliw menutup matanya.

Taliw membayangkan, mungkin ini akan menjadi ciuman pertamanya. Ia tersenyum sambil menutup mata dan membayangkan kalau Tenten akan menciumnya.

Tiba-tiba terdengar suara tawa tertahan, Tenten menyurunya membuka mata.
Taliw membuka matanya dengan bibir yang sudah maju minta dicium. Ia terbelalak melihat si kucing belang abu-abu itu sudahh ada didepan matanya.
Ia kemudian melirik ke atas dan si pria tampan yang pirang itu melihat padanya.
TApi kemudian perhatiannya teralih dengan si kucing imut abu-abu dan mengambilnya dari tangan Tenten.

Taliw membelai kucing itu dengan kenuh kasih sayang dan berterima kasih pada Tenten dan memujinya sangat hebat karena bisa membuat kucing itu turun dari pohon.
Tenten terpesona dengan si kucing juga ikutan membelainya, tapi kemudian ia menyadari sesuatu dan mengubah ekspresinya jadi dingin dan meninggalkan Taliw yang menatapnya sambil tersenyum.

Para guru sedang membicarakan seorang siswa pindahan bernama Thatrapee Warophat yang pindah ke sekolah mereka dari Seyta Sinio School, karena ayahnya dipindah kerjakan ke Thailand. Siswa pindahan ini punya IQ 200. Perfect.
Saat itu, Tenten terlihat membawa map kuning disekitaran ruang guru dan berjalan mendekatinya. Ia mengetuk pintu dan muncul membuat si guru yang pake kaca mata terbelalak. Pirang.
Tenten memperkenalkan dirinya sebagai Thatrapee.
Mendengar itu, guru tersenyum dan menyuruhnya masuk.
Tenten menyerahkan dokumen kepindahannya. Guru itu mengatakan kalau sekolah akan buka 3 minggu lagi, Tenten harusnya ada di kelas King. . .

Tapi pembicaraan mereka terhenti saat Taliw berlari masuk ke dalam ruang guru, dan ia menyapa guru Hang.
Guru wanita itu (well, aku masih ragu dia guru atau kepsek) sepertinya tidak menyukai Taliw dan ia langsung mengubah nada suaranya, Kau kira sudah jam berapa ini?
Padahal tadinya guru Hang udah mau ngomong, tapi ia menelan lagi kata-katanya.
Taliw mencoba tersenyum dan menyapa guru itu. Beberapa detik kemudian Taliw baru sadar kalau Tenten ada disana, keduanya saling lirik.

Si guru kemudian mengatakan, KAu ada dikelas paling rendah karenanya kau terlambat, atau kau terlambat karenanya kau ada dikelas paling bawah??
Taliw hanya bisa tersenyum tak enak. Si guru wanita itu kemudian menatap guru Hang, setengah mengejek ia berkata, Disiplin itu sangat penting kan, guru Hang?
Guru Hang diam saja. Si ibuk itu mengatakan lagi, jangan biarkan siswa yang buruk dalam belajar bersikap buruk juga, ok?
Taliw hanya bisa tersenyum sambil memainkan tangannya, ia melirik Tenten dan ia tersenyum lagi, Tenten hanya melihatnya dengan wajah setengah tersenyum.

 Kiss Me Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang