Episode 2 (Part 1)

817 28 0
                                    


⬜⬜⬜⬜⬜⬜⬜⬜⬜⬜⬜⬜

Taliw ada di dalam kelas dengan wajah berkerut, ia teringat bagaimana malunya ia karena surat cintanya tertempel rapi di papan pengumaman sekolah. Ungkapan cintanya yang tulus cibaca oleh seluruh siswa disekolah.
Taliw malu sekali, mengingatnya saja membuatnya ingin masuk ke lubang yang dalam sehingga tidak ada yang menyadari keberadaannya.
Kelas Taliw dkk tidak heboh seperti biasanya, mereka semua masih ngobrol, tapi menjaga kata-kata.

Tenten berjalan masuk ke dalam kelas seperti biasa, tidak ada rasa bersalah sama sekali.
Begitu ia muncul, seluruh kelas hening. Tenten menatap semuanya.
King menatap Tenten dengan tatapan permusuhan yang lebih dalam dari sebelumnya.

Paew dan Yuyee menatap Tenten dengan kesal, Yuyee berkomentar, Bukankah seharusnya orang dengan IQ 200 lebih manly?
Yang lain menatap Tenten sambil mengangguk, mereka tidak menyangka pria yang mereka kagumi sekejam itu.
Taliw menatap Tenten dengan sedih, tapi kemudian ia mengatakan pada Yuyee kalau ia baik-baik saja, jadi biarkan saja dia.
Padahal dalam hati Taliw ia menangis menatap pohon takdir, tangisannya lucu, nggak bisa dibilang sedih, tapi ga mungkin juga dia gembira LOL.

Guru HAng masuk dan merusak ketegangan yang terjadi.IA menyuruh Tenten duduk. Taliw menunduk saja.
King yang sejak tadi duduk dekat Taliw berdiri, ia menatap Tenten dengan tatapan sangat sangat tajam yang mengatakan kalau ia tidak akan pernah memaafkan Tenten.
Tenten berjalan ke kursinya dan menyadari tatapan King, ia menatap King balik dan memberi isyarat agar King kembali ke kursinya.
King kembali ke tempat duduknya sambil menatap Tenten..

suasana sangat tidak enak, terutama bagi TAliw, Tenten dan King. Ketiganya sama sekali tidak konsen mendengarkan guru Hang yang sibuk membicarakan tentang klub yang pendaftarannya sudah mulai dibuka.
Taliw sesekali melirik Tenten, Tenten yang sok tidak peduli padahal ia cukup terganggu karena di tatap Taliw dan King yang duduk di kursi depan, pikirannya melayang kemana-mana.

Guru Hang membicarakan tentang klub pertanian, sepertinya ia meminta kelasnya masuk klub pertanian, tapi harus diingat karena tahun ini akan sangat panas, jadi karena klub pertanian ada dalam rumah kaca maka dapat dibayangkan betapa panasnya.
Anak-anak mengeluh karena mereka malas sekali panas-panasan.
Guru Hang juga menyarankan Tenten agar masuk ke klub matematika atau sains saja, karena dia pintar.
Yuyee yang masih dendam langsung bicara menyinggung Tenten, Sepertinya kita harus punya klub moral juga.
Paew ga mau kalah, Atau kita juga bisa membuat klub kemanusiaan.
Tenten diam saja.

Penggemar Tenten ikutan bicara, bagaimana kalau kita membuat klub menulis surat?
Yuyee marah, ia berdiri sambil memukul meja, Bagaimana kalau kau ikut klub menampar wajahmu bersamaku?!
Peaw menunjukkan tinjunya pada cewek itu. Yuyee duduk dengan emosi karena guru menyuruhnya tenang.
King masih dengan ekspresi yang sama (IIIHHHHHH gemeeeeeeeeeesss, pengen aku cubit itu pipinyaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa XD )

Tenten menghela nafas. Taliw lagi-lagi menatap Tenten bingung. King melihat keduanya, ia makin makin makin kesal.
Dan seperti itu lah pelajaran dimulai, saling lirik meliriklah mereka.

Taliw tentu saja menjadi populer hari itu, ia menjadi bahan pembicaraan dimana-mana.
Peaw, Yuyee, King dan Arm menjadi bodyguard Taliw dengan Peaw sebagai pemimpin untuk membuka jalan dan Yuyee yang menatap tajam pada siapa saja yang bisik-bisik sambil tertawa.
Taliw berjalan di tengah, manyun, malu tapi juga khawatir. Ada yang menyapa Taliw dan Taliw membalasnya dengan senyuman tanpa tahu itu ejekan. Yuyee kesal sekali dan melabrak mereka.
Peaw menggunakan kuasanya untuk merebut kursi dimana mereka duduk. LOL.

Taliw malah khawatir kalau anak-anak itu akan membenci mereka karena mereka merebut kursinya secara paksa.
Peaw menatap tajam mereka dan bertanya apakah kalian membenci kami???
Yang lain terpaksa menjawab tidak, LOL. Makanya Taliw akhirnya bisa sedikit tenang.
Mereka berlima pun duduk di bangku sekolah.

 Kiss Me Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang