Bella Talita in here!
Matahari sangat cerah pagi ini, menyeruak masuk kedalam kamar Bella yang masih tertidur pulas. Ia menyipitkan mata karena silau lalu menarik selimutnya sehingga menutupi seluruh bagian tubuhnya.
Tapi ia mencium aroma masakan. Mama? Batin nya. Ia membuka selimut nya. Aroma masakan masuk ke indra penciuman nya saat ia membuka pintu kamar. Ia menuruni anak tangga dengan mata masih tertutup. Ia mengikuti kemana arah aroma itu, hingga akhirnya kakinya sampai di dapur miliknya. Dilihatnya seorang bertubuh tegap nan sixpack itu sedang memasak.
"Zoey!" pekik Bella saat ia mengetahui sumber aroma itu. Ia pun duduk di kursi meja makan.
"Hai, mau makan? Sebentar lagi jadi nih" ucap Zoey sambil terus mengaduk yang ia masak.
"Hmmm, jadi laper,"
Zoey terkikik "lo masih sama ya kaya dulu, kebo." Zoey yang masih sibuk memasak tak sadar dengan kelakuan Bella yang sudah mengerucutkan bibirnya. "Gue dari tadi nungguin lo bangun, tapi lo ga bangun yaudah gue masak sendiri."
"Sejak kapan lo bisa masak?"
"Sejak, gue kuliah di Semarang. Hahaha." tawa Zoey yang di buat-buat, "taraaaaaaa! Ayam pedas dengan saus tomat buatan chef Zoey siap dihidangkan!" ia berlagak seperti chef terkenal yang membuat makanan.
"Waaww! Enak ga nih?" tanya Bella saat Zoey menaruh nya di atas meja makan.
"Cobain aja," gadis itu pun mengambil sendok lalu mencicipi sedikit ayam yang Zoey masak. "Gimana?" Zoey mengangkat sebelah alisnya.
"Hmmmm," Bella berlagak seperti detektif yang sedang mencicipi makanan. "Enak!" serunya.
"Ok, kalo gitu ayo kita makan!" Zoey mengambil dua piring. Ditaruh nga satu piring dihadapan Bella dan satu lagi untuknya.
Suasana hening, tak ada yang angkat bicara. Keduanya asik menikmati hidangan. Hanya bunyi sendok yang membentur piring yang menemani.
"Kayanya abis ini gue nge-kos aja deh," Zoey angkat bicara.
"Loh, kenapa?"
"Iya, Yaa ga enak aja. Apalagi om Wirawan sama tante Fellis kan lagi ga ada." Ya, Wirawan dan Fellis adalah nama kedua orang tua Bella yang kini sedang bekerja di luar negeri.
"Yailaaa gapapa kali, lo kan sepupu gue. Lagian juga gue sendirian di sini."
Zoey hanya manggut manggut paham. Lalu ia menyudahi acara makan nya.
"Yaudaah aah gue mau mandi biar cantiiikk, bye." Bella bangkit dan menuju ke kamar nya.
===============
Gadis itu kini berdiri di depan cermin sambil mengeringkan rambutnya dengan handuk. Lalu ia merebahkan tubuhnya di atas kasur yang empuk, tangan nya meraba ke seluruh sudut kasur nya mencari sesuatu. Ponsel. Dilihatnya banyak pesan yang masuk.
"Maygatss gue lupa kan gue minta Arfa temenin ke toko buku," ia bergumam sendiri lalu secepat kilat membalas pesan yang tadi ia lihat.
Ia pun beranjak dari kasur lalu menyambar sling bag nya dan menyisir rambut nya yang tergerai sampai bahu.
"Wiihhh, mau kemana nih udah rapi begitu?" laki-laki itu menyambar pertanyaan saat Bella baru menuruni anak tangga yang terakhir. Kini laki-laki itu duduk di ruang tengah sembari menonton tv.
"Gue mau ke toko buku, ikut gak?"
"Toko buku? Lo mau beli novel lagi? Novel lo kan udah satu lemari kemaren." cerocos Zoey bak Mama nya yang suka protes.
KAMU SEDANG MEMBACA
Haunted
Teen FictionMereka bilang, waktu menyembuhkan. Bagiku tidak, waktu hanya membiasakan. Karena saat mengingatmu aku masih mampu Merasa luka, hanya saja kali ini tanpa air mata.