Aldi Syahreza here,
===========
Malam hitam pekat dengan bintang bak gliter yang di tumpahkan. Rembulan yang terang, namun sedetik kemudian terhalang oleh awan hitam.
Seorang laki-laki mempunyai rahang tegas, hidung mancung sedang duduk di teras sebuah rumah. Mata coklat nya yang terlihat sayu menerawang jauh, dan fikiran nya yang entah kemana. Lagi-lagi ia memikirkan sosok yang pernah ada dalam hidupnya, Nadhira. Entah mengapa ia sulit melupakan gadis yang satu itu. Dia udah ngebohongin lo berkali kali Al, come on!
"Susah banget sih buat lupain lo Nad, apa karna gua masih sayang?" gumam nya sendiri. Lalu ia kembali menatap kosong ke depan hingga wanita paruh baya membuyarkan lamunan nya.
"Aldi, kamu mama cari ternyata di sini. Kamu kenapa nak?" Vera--Mama Aldi mengusap lembut kepala anak nya itu. "Kamu berantem lagi sama Nadhira? Sudah berapa kali mama bilang, tinggalkan Nadhira. Dia ga baik buat kamu" Nada nya tegas namun lembut.
Aldi menghembuskan nafas "Ma, aku lagi berusaha buat lupain Dhira, aku tau dia ga baik tapi aku masih..."
"Nak, dengerin mama. Dari awal mama ketemu sama dia mama ga suka. Dia orang nya kasar." Belum sempat Aldi selesai bicara mamanya sudah memotong nya. "Mama cuma mau yang terbaik buat kamu,"
Hening.
Aldi hanya terdiam seperti mencerna tiap kata dari mama nya.
"Yasudah, mama ke dalem dulu. Kamu jangan lama-lama di luar nanti masuk angin." perempuan paruh baya itu tersenyum singkat lalu mengusap pelan rambut Aldi.
Ddrrrtttttttt.... Drrrtrrrrrrttttt....
Fahry Azhar: cafe kopi yok! Ngumpul tempat biasa broo
Aldi beranjak dan mengambil kunci motor yang berada di atas meja teras
"Ma, Aldi keluar bentar yaa!" Aldi setengah berteriak, namun ia tahu jika orang tuanya tidak akan mendengarnya.
===========
"Oii bro!" sapa Aldi saat ia melihat teman-temanya. Seperti biasa jika malam hari ada waktu luang mereka menyempatkan waktu untuk berkumpul di cafe kopi.
"Wiihh, cepet juga lo nyampe nya," Sapa Fahry saat ia merasakan kehadiran Aldi. "Sumringah banget. Ada ape lo?"
Aldi hanya tersenyum melihat kedua teman nya, sedangkan keduanya hanya menautkan alis.
"Kayanya gua mulai bisa move on dari Nadhira," ucap nya penuh canda namun serius.
"Alhamdulillah... Akhirnya sahabat gua yang satu ini move on juga" Rizal menengadahkan tangan nya tanda bersyukur. "Pasti lo udah kecantol yaa sama siapa tuh yang kemaren dihukum sama lo?"
"Sebenernya sih belum sepenuhnya gua move on, kenangan nya masih ada." senyum kecut tersungging di bibir nya.
"Bro, kita bukan nya maksa lo buat move on atau apa, tapi kita semua ga mau lo larut sama masa lalu lo, nah sebagai sahabat yang baik kita mau yang terbaik buat lo." Rizal berbicara dengan dramatis.
"Hahaha, omongan lo sama kaya nyokap," Aldi menimpali.
"Kan gua orang tua kedua lo," kedua nya tertawa sedangkan Aldi hanya berkata 'najis'.
"Udah malem niih, besok kan masih sekolah. Nanti emak gua nyariin lagi." Fahry melihat arloji nya yang melingkar sempurna di pergelangan tangan lalu ia berdiri diikuti Fahry juga Aldi.
=============
Bella kombeek!! Maaf chap yang satu ini agak sedikit hehe efek abis UN jadi otak nya mandet😁 and jangan lupa votment nya terus juga baca chap berikutnya👌
Salam ketjchup
-bellapr.
KAMU SEDANG MEMBACA
Haunted
Teen FictionMereka bilang, waktu menyembuhkan. Bagiku tidak, waktu hanya membiasakan. Karena saat mengingatmu aku masih mampu Merasa luka, hanya saja kali ini tanpa air mata.