Hari ini Bella bangun lebih awal. Berniat untuk membersihkan kamarnya, sudah lama sekali ia tidak pernah membereskan kamarnya. Mulai dari mengelap kaca kamarnya yang menuju ke balkon, mengingat kaca itu sudah sangat berdebu. Kemudian merapihkan meja rias nya. Mulai dari bedak yang tumpah, lip gloss yang tutup nya entah kemana karena Bella suka terburu-buru. Juga alat kecantikan lain nya yang berserakan.
Kemudian ia beralih pada lemari buku nya, terlihat saat membuka lemari itu buku-buku nya yang sudah tidak tertata rapi. Ia mulai mengeluarkan buku itu satu persatu lalu disusun nya menjadi satu tumpukan, dan di masukan nya kembali kedalam lemari.
Lalu ia membuka lemari baju nya--yang bisa dibilang amat sangat berantakan. Ia ingat ia belum sempat merapihkan nya semenjak ia akan pergi bersama Aldi, Bella mengeluarkan semua baju nya dan memasukan kembali asal. Ia mengeluarkan satu persatu baju nya dan dilipat rapi kembali.
Lalu pandangan nya beralih ke arah nakas, disana terdapat bungkus makanan ringan, permen. Ulahnya jika sudah nyemil dimalam hari. Bella mengambil sampah itu dan di buang nya ke tempat sampah. Bella membaringkan tubuhnya di kasur. Lelah.
Kemudian ia menatap langit-langit kamar nya. Pemandangan yang sangat ia sukai. Langit-langit kamar. Ia teringat akan pertengkaran kecil orang tuanya kemarin. Walaupun kecil, tapi Bella sangat takut, takut berdampak buruk bagi keluarga nya. Ia juga teringat Mama nya yang semalam berada di dapur. Bagaimana mama nya yang terlihat lelah sekali, sampai-sampai tidak bisa tidur. tapi apa yang akan mama bicarakan?
Bella menuruni anak tangga dengan piyama yang masih melekat di tubuhnya. Mama nya sedang berada di sana, di ruang tamu. Membaca majalah. Ia tahu mamanya sudah berkali-kali membaca majalah itu, tapi entah apa yang menbuat mama nya tidak bosan membacanya. Dari arah lain papa nya yang sudah rapi menggunakan kemeja nya berjalan menuju pintu utama. Tapi tanpa pamit kepada mama?
"Papa mau kemana?" Tanyaku saat menginjakan kaki pada anak tangga terakhir. Mamanya yang sedari tadi asik membaca majalah menoleh, tapi sedetik kemudian terfokus pada majalah lagi. Apa-apaan ini? Kenapa suasana nya berubah sedingin ini?
"Mmm.. papa mau ketemu temen kantor sebentar sayang."
Bella hanya mengerutkan kening. teman kantor papa, teman mama juga. Tapi kenpa papa nya lantas seperti tidak peduli dengan mama nya?
"Papa ngga punya banyak waktu, papa berangkat." Ujar Papa nya kemudian berlalu. Terdengar suara deru mobil yang dihidupkan, perlahan kemudian menghilang.
Bella menghampiri mama lalu duduk di sebelahnya. Ia melihat wajah mamanya lekat. Namun ia tidak bisa menemukan informasi apapun di sana. Wajah mama nya itu tenang, tenang yang menyimpan sejuta rasa yang tidak tergambarkan.
"Ma, mama ada masalah sama papa?"
Mamanya menghentikan pergerakan membacanya dan menaruh majalahnya ke atas meja. Perempuan paruh baya itu memijat kening nya.
"Ngga sayang, mama cuma kecapean aja, jadi sedikit ga enak badan." Mamanya melipat tangan nya di depan dada dan memeluk dirinya sendiri.
"Mama ngga lagi coba bohong sama Bella kan?" Celetuk Bella. Ia melihat lamat wajah ibunya. Sudah terlihat kerutan di sekitar matanya, di sudut bibir nya saat tersenyun pun terlihat. Senyum yang selalu mama nya lontarkan bagaimana pun keadaan nya.
Mama nya hanya menggelengkan kepala. "Mama cuma butuh istirahat aja, kamu mandi gih. Mama maj siapin sarapan buat kamu,"
Kemudian Mama nya beranjak menuju dapur meninggalkan Bella sendiri yang masih bingung ada apa sebenarnya dengan kedua orang tuanya. Ia tak pernah memikirkan akan seperti ini jika orang tuanya sudah berada di Indonesia, ia selalu memikirkan hal indah apa yang akan ia lakukan bersama orang tuanya jika sudah berada di sini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Haunted
Teen FictionMereka bilang, waktu menyembuhkan. Bagiku tidak, waktu hanya membiasakan. Karena saat mengingatmu aku masih mampu Merasa luka, hanya saja kali ini tanpa air mata.