11

20 3 0
                                    

Tepat pada hari ini, hari rabu. Hari pembagian rapot. Bella sungguh malas untuk bangun dari kasur. Percuma saja, jika ia bangun pun orang tuanya tidak akan datang. Rasanya Bella ingin menangis, ia mengabaikan ponselnya yang bergetar di nakas dekat kasur nya. Masih jam 08:45.

Tok.. Tok..

Kamar nya di ketuk. Dengan perasaan sedikit sebal Bella bangun dan sedikit mengacak rambut nya karena merasa terganggu. Kemudian ia membuka pintu dan mendapati Zoey sudah rapih dengan pakaian nya. Pasti ia akan berangkat ke puncak.

"Gua mau pamit," ucap Zoey setengah ternganga melihat raut wajah Bella yang berantakan.

Lantas Bella memeluk Zoey erat. Sangat erat.

"Kapan lo balik lagi ke sini? Gue pasti kangen berat sama lo," ucap Bella menahan tangis nya.

"Bell, tapi..."

"Sekali-kali gue meluk lo," belum sempat Zoey menyelesaikan omongan nya, Bella pun memotong nya.

"Bukan, masalah nya lo bau belom mandi nanti... Awwww!!"

Bella mendaratkan cubitan super nya ke perut Zoey.

"Rese lo,"

Zoey mengangkat alis nya "mau nganter gua sampe bawah ga?"

Bella mengangguk lalu sedikit merapihkan rambut nya yang tadi ia acak-acak sendiri. Keduanya pun menuruni anak tangga dengan mulut bungkam. Kini Bella dam Aldi sudah berada di teras, menunggu taksi yang akan mengantar Zoey.

Tak lama taksi pesanan Zoey pun datang. Bella membantu Zoey mengangkat koper nya sampai bagasi. Bella sempat melihat Zoey menoleh saat hendak masuk ke dalam taksi. Air matanya ia tahan sedari tadi. Zoey pun masuk, lalu taksi itu melaju hingga tikungan menelan mereka. Orangtuanya tidak Ada. Zoey pun pergi.

Bella menarik napas, kemudian berlalu kembali ke dalam rumah nya.

====================

Bella berjalan memasuki pekarangan sekolah. Ramai. Motor, mobil semua terparkir di sini seolah tidak ada celah untuk siapapun yang lewat. Berbeda dengan hari ini para ibu-ibu atau bapa-bapa yang mengambil rapot berdatangan. Bella harus menelan kenyataan pahit. Bella datang tidak bersama orangtua.

Bella berjalan menyusuri koridor yang kini di penuhi dengan ibu-ibu, bukan lagi anak SMA. Ada yang sedang merumpikan nilai, bayaran sekolah, dan kebutuhan lain nya. Bella terus melangkah, sampai suara perempuan seumuran nya menghentikan langkah nya.

"Bellsssss!"

Bella menoleh dan mendapati Arfa yang sedang melambai ke arahnya. Dan di sampingnya... Itu pasti ibunya. Bella memasang senyum yang ia buat-buat untuk tetap terlihat sopan.

"Tante," Bella mencium tangan tante Lidya--ibu dari Arfa.

"Eeh, Bella. Lama ga main ke rumah, mana Mama kamu?" tanya tante Lidya. Bella hanya membisu tidak tahu harus apa. Bayangkan saja, ia bisa dianggap tidak dipedulikan oleh orangtuanya karena ia mengambil rapot sendiri.

Arfa yang sadar akan tingkah Bella memecahkan suasana "Ma, mending mama ke kelas dulu aja, aku mau main bentar sama Bella."

"Yaudah, Mama ke kelas ya. Yuk, Bella." tante Lidya berlalu, kemudian Arfa menarik Bella menuju tempat yang--bisa dibilang tidak terlalu sepi karena banyak orang berlalu lalang.

"Gue ngerti, Bell." ucap Arfa mengetahui keadaan.

Bella berusaha sekuat tenaga untuk menahan tangis nya, tapi sia-sia. Bulir bening itu menetes perlahan di pipinya. Ia merasakan kini Arfa tengah memeluknya.

HauntedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang