14

7 0 0
                                    

"Tadi lo jadi badut nya lucu," ujar Bella setengah ingin tertawa. Kini Bella dan Aldi sedang duduk di taman Panti.

"Weeiitt, iyalah gua mah emang lucu," tukas Aldi. Bella hanya mengerlingkan bola matanya.

"Oiya, yang tadi ngasih permen ke gue itu, nenek lo?"

Aldi menoleh lalu sedetik kemudian menatap lurus ke depan. "Nenek gua udah meninggal."

"Eh, sorry. Kirain yang tadi itu nenek lo." Tukas Bella merasa bersalah. Aldi hanya mengangguk lalu menatap botol air mineral yang di pegang nya.

"Dua tahun lalu, nenek gua meninggal di sini. Dulu, nenek gua juga ada di Panti ini." Aldi menarik napas, seperti sedang menyusun kata-kata.

"nenek gua ada di sini karena bokap. Bokap bilang kalo nenek ngerepotin karena dia udah sakit-sakitan, padahal gua sama sekali ga ngerasa di repotin. Nyampe akhirnya, bokap mindahin nenek kesini. Dua hari gua nginep dan ga mau pulang di sini, gua pengen jagain nenek gua. Nyampe akhir nya, nenek meninggal. Nyampe sekarang juga, gua ga pernah akur sama bokap."

Aldi menarik napas, kemudian menoleh dan tersenyun ke arah Bella.

Bella ikut tersenyum tidak tahu harus berkata apa. Ia hanya menyimpulkan bahwa Aldi mengajak nya ke sini mungkin karena Aldi sedang merindukan nenek nya, sama dengan Bella. Ia selalu merindukan nenek nya yang telah tiada. Sedetik kemudian Bella teringat perempuan yang memanggil Aldi barusan.

"Hmm, kalo yang tadi cewe, itu mantan lo?" Tanya Bella lagi.

Air muka Aldi berubah lagi, Bella yang melihat itu menjadi tidak enak karena dari tadi ia seenak nya merubah oerasaan orang.

"Duuh, muka nya jangan asem gitu dong, gue jadi ga enak mau nanya nya," Bella menyelipkan rambut yang menghalangi pandangan nya ke belakang telinga.

"Iya mantan gua."

"Pantesan, cantik banget. Body goals." Bella menoleh ke arah Aldi yang sekarang memandang nya tidak suka.

"Cantik, tapi hatinya busuk. Gua benci sama sikap nya."

"Al, ga semua cewek cantik punya hati busuk kok." Ujar Bella.

"Iya, ada jutaan cewek cantik di dunia ini. Tapi, ngga ada satu pun cewek yang berkepribadian sama. Karena gua sayang sama seseorang dari hati sama kepribadian nya, bukan fisik."

Bella termangu mendengar perkataan Aldi. Ia baru pertama kali bertemu dengan cowok yang amat sangat mencintai kekasih nya denga tulus. Padahal kekasihnya itu sudah membuat nya jatuh berkali-kali.

"Cinta lo itu tulus banget ya. Tapi gue bingung kenapa mantan lo itu ga bersyukur dapet cowo kaya lo. Kalo gue jadi dia sih, udah gue pertahanin." Bella tersenyum ke arah Aldi yang juga terseyum manis semanis permen gula kapas.

"Serius lo mau pertahanin gua?"

"Hah? E..." Bella tergagap merasa ia sudah terjebak dalam perkataan nya sendiri

"Gua juga bakal marah kalo ada orang lain yang deketin lo," Aldi menatap Bella lamat, tatapan itu membuat pipi Bella memeraah seperti habis di tampar. Tidak, bukan di tampar karena apa tapi ditampar oleh cinta. "Udah sore, lo belom makan 'kan? Makan dulu yuk,"

Bella hanya mengangguk dan mengikuti langkah Aldi menuju motornya.

=====================

"Al, lo ga salah bawa gue ke sini?" tanya Bella lalu turun dari motor Aldi.

Kini Bella dan Aldi sudah berada di depan restaurant mahal di daerah Jakarta pusat. Setelah tadi Bella mengiyakan ajakan Aldi untuk makan, mereka berdua sepakat untuk mencari tempat makan.

HauntedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang