pelukan ibu

8K 351 4
                                    

Kakiku hampir tak memiliki daya untuk berdiri. Seluruh tubuhku menggigil mendengar suara siksaan ibu. Tapi aku memilih untuk bertahan. Tak ada yang bisa kulakukan.

Aku tahu ibuku jalang. Tapi bukan berarti dia submasive yang direndahkam. Tapi aku bisa apa?. Ini yanh dikehendaki ibu. 2 tahun dan dia menikmati siksaan ini.

Tidak dengan hatiku sebagai seorang anak dan seorang manusia. Ibuku manusia dan bukan binatang. Biarpun dia menjual tubuhnya seperti binatang. Dia ibuku, dia adalah yang paling berarti dalam hidupku. Dia adalah nyawaku. Dia adalah sayapku. Seberapa buruknya dia.

Jegrek

Pintu terbuka. Paman Zyan, orang yang paing kuhormati dan kupikir pengganti ayah. Orang yang merebut hatiku. Tapi sekarang semua anggapan itu terbalik 180 derajat. Dia hanyalah seorang Psykopat dimataku, sama seperti saat pertama perjumpaanku dengannya. Lelaki mesum yang hanya minta dipuaskan.

Ibu keluar dengan ngesot. Terlihat luka cambuk dan darah serta sperma dan wine membalut tubuhnya. Aku membalik badan tak kuasa menatap ibu.

Hatiku terhujam. Apa baktiku pada ibu yang tengah disiksa?. Dimana ilmu bela diriku yang seharusnya bisa melindungi ibuku. Dimana akal sehatku yang seharusnya bisa membawa ibu pergi dari neraka ini?. Aku hanya bisa berdiri mematung. Melihat ibuku yang disiksa seperti ini.

Aku melangkah pergi. Aku kembali kekandang. Ketika dari balik semak semak ada sebuah tangan berlumur darah menggenggam lenganku. Aku hampir berteriak di buatnya.

"Sam" ujarku menyadari lelaki yang hampir sekarat itu. Lelaki itu sudah tak kuat berdiri. Tubuhnya berlumur darah.

Aku segera mencari kuda. Dan membawa Sam pergi dari tempat ini. Aku berniat membawanua ke dokter yang sangat jauh dari ladang Paman Zyan. Ketika dokter itu mengatakan. Dia akan membawa Sam Ke Vienna karena luka Sam yang terlalu parah.

"Maafkan aku Sam" ujarku berulang dengan penuh penyesalan.

"Aku akan selamat. Ayo pulang bersama ke Vienna" pintanya.

Aku menggeleng. "Aku akan pulang bersama ibuku" ujarku.

"Kita bertemu di Vienna" ujar Sam lemah. Aku mengangguk. Dokter itu membawa Sam naik ke atas kereta. Kereta berjalan dan aku melambaikan tanganku pada Sam.

Terimakasih tuhan, kau telah memberikan Dan keselamatan.

Aku berjalan dengan kuda dengan agak lambat. Sehingga aku bisa menikmati matahari terbit dijalan. Sejenak aku melupakan kekalutan pikiranku. Aku juga membuat strategi untuk membawa ibu pulang.

Tapi hatiku tetap ingin tinggal. Bersama Paman Zyan.

"Darimana saja kau?" Tanya Paman didepan kandang bersama para bala tentaranya.

"Berjalan jalan saja" ujarku. Aku menyadari bahwa banyak bercak darah di tubuhku dan juga kuda. "Aku capek paman" ujarku turun dari kuda dan berjalan pincang melewati paman.

"Dimana Sam?" Tanya Paman menggandeng tanganku.

"Aku tidak tahu. Bukankah teman teman paman Zyan yang menyembunyikannya?" Tanyaku berusaha melepas tangan Paman Zyan.

"Kau tidak tahu kau berhadapan dengan siapa?" Suaranya penuh penekanan. "Aku tanya sekali lagi dimana budak Vienna itu" suara itu terlalu menohok. Membuatku langsung menonjok wajahnya. Dia melangkah menjauh. Tanpa kusadari.

"Brukkk" tangan paman Zyan melayang di wajahku. Dan seketika bayangan mataku berubah menjadi gelap.

Aku tersadar ketika ibu tiba tiba memelukku. Pelukan yang sangat hangat. "Apa yang telah kau lakukan pada paman zyan nak?" Tanya ibu suaranya menangis.

A Perfect Sin (complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang