A Few Years After

6.2K 270 13
                                    

Sudah berapa lama waktu berlalu. Dan sudah berapa lama waktu telah mengubahku.

Apa kabar Vienna?

Waktu memang telah mengubahku, usiaku, dan cara berpikirku. Tapi tidak dengan hatiku.

Hatiku tetap sama. Dengan rasa masamnya yang manis. Hatiku tetap sama, egoku dan juga sikapku. Tak ada yang ingin kuubah, dan tidak akan ada yang bisa mengubah itu. Termasuk juga waktu.

Usia pernikahanku dengan Sam sudah berjalan lima tahun. Setelah pernikahan kami, kami pindah ke Belanda. Kami juga dikaruniai seorang anak gadis berusia 2 tahun. Yang sangat cantik, matanya sechoklat mata Sam, bibirnya juga kecil seperti sam. Bahkan mungkin kelakuannya juga sama dengan Sam. Namanya Issabella, ibuku yang memberi nama itu.

Ibu sudah tidak menggundik lagi semenjak lahirnya Bella dan semenjak kami pindah kemari . Ibu juga menjadi wali baptis untuk bella.

Hubunganku dengan Paman Zyan. Aku sudah Tidak tau bagaimana kabarnya sekarang. Lebih tepatnya aku sudah tidak mau tau. Mungkin dia sudah membuat rumah bordil sekarang, menjadi tua bangka dengan tongkat di tangnnya.

"Sam" erangku kepada Sam ketika dia mengajari Bella makan dari meja. "Makan dengan baik bella" suruhku.

Bella menyembur makanan sama dengan yang dilakukan Samuel. Membuatku jengkel, tapi mereka terlalu lucu untuk dimarahi. Aku membelai rambut sam, dan mencium keningnya. Sambil terduduk Sam memeluk perutuku erat, kelakuannya diikuti oleh Bella.

"Kau akan berlayar hari ini?" Tanyaku.

Sam mengangguk "bulan depan aku akan pulang aku berjanji. Lagi pula aku hanya ke hamburg" ujar Sam. Aku menarik napas panjang. Pekerjaan Samuel sebagai penjelajah lautan memang terkadang membuatku berat hati. Tapi itu yang membuat kami memiliki hidup yang lebih baik di Vienna. Setidaknya, kami sudag memiliki perkebunan sendiri. Meskipun Sam tidak begitu telaten mengurusi kebun kami, sehingga dia memilih menjadi pelaut.

"Vannessa" panggil Sam mendongak. Aku menunduk, membuat wajah kami sangat dekat. "Do you love me?" Tanya Sam dengan manja. Aku tersenyum, kemudian mengecup bibirnya dengan mesra. "I will always love you Sam" ujarku tersenyum.

Kriiiing

Suara bel pintu yang terbuka. bella segera turun dari meja makan kecilnya. Lalu berlari kepintu, aku segera melepas pelukan Sam, dan membuntuti Bella. Dia kurang tinggi untuk membuka pintu sendiri.

"Omma" mulut mungil bella memanggil. Dan benar saja ibuku yang datang. Ibu segera menggendong Bella.

"Kenapa kau datang seorang diri bu. Kemana para pembantumu?" Tanyaku.

"Ibu merindukan bella. Haruskag ibu membawa mereka juga untuk bertemu cucuku?" Tanya ibu mengecup pipi Bella.

Sudah barang tentu kedatangan ibu kemari adalah meminta uang. Semenjak pernikahanku dan Sam ibu adalah tanggunganku. Sedikit demi sedikit kami merenovasi rumah peyot ayah. Sebelum kami membuat rumah ditengah perkenunan kecil kami yang asri.

"500 keping ibu? Itu terlalu banyak? Itu jatah makan kami sebulan" ujarku kaget.

Sam hanya tersenyum. Dia mengeluarkan kantung dari jasnya. "Jangan lakukan itu sam" cegahku.

"500 keping emas. Bagi menantuku itu kecil" ujar ibu menerima kantong itu.

"Memang mau kau buat apa sih bu?" Tanyaku berat.

"Datang kepernikahan anak temanku. Ah si Lyra, kau ingat dia teman waktu kecilmu dulu"

"Lyra?" Aku mencoba mengingat. "Bukankah dia kemenakan tiri paman Zyan?" Tanyaku gemetar.

A Perfect Sin (complete)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang