[Ficlet] Fate

1.1K 80 155
                                    

Author: KittHwang (Ex-Member)

Tittle: Fate

Genre: Romance

Cast: Joshua/Jisoo(SVT) || Jirin(OC)

Length: Ficlet

•••

Langit tampak kelabu, sepertinya akan hujan sebentar lagi. Karena tidak membawa payung Jisoo segera mencari tempat untuk berteduh terlebih dahulu.

Tepatnya tidak jauh dari tempatnya berdiri disana ada sebuah cafe.

Jisoo berlari kecil menuju cafe tersebut pas sekali hujan pun setetes demi setetes jatuh ke bumi membasahi kota Seoul.

Jisoo membersihkan tetesan air hujan yang mengenai rambut dan bajunya.

Jisoo tampak melihat-lihat kedalam cafe, sepi. Tidak ada orang yang minum di dalamnya. Karena Jisoo merasakan dingin yang mulai menusuk tubuhnya ia pun memilih masuk kedalam cafe memesan minuman hangat untuk menghangatkan tubuhnya selama diluar masih hujan.

"Permisi" ujar Jisoo dan membuka pelan pintu cafe itu.

"Oh? Ada pelanggan? Selamat datang~" seorang gadis muncul dari dalam dan berlari keluar menyambut Jisoo kemudian tersenyum.

Jisoo terpaku melihat gadis yang berada didepannya itu sekarang. Entah mengapa tapi ia merasakan sesuatu yang aneh bersama gadis itu. Perasaan yang tidak bisa di artikan.

"Duduklah dimana anda suka, dan anda ingin memesan apa tuan?" tanya gadis itu, Shin Jirin namanya tertulis di kartu pengenalnya.

Bukannya menjawab Jisoo masih terpaku melihat gadis itu dan pada akhirnya Jisoo tersadar saat gadis itu melambai-lambaikan tangannya di wajahnya mencoba menyadarkannya.

"Tuan ingin memesan apa?" tanyanya sekali lagi.

"O-oh, hmm.. Expresso satu" balas Jisoo dan gadis itu pun mencatat pesanannya.

"Bagaimana dengan makanan kecil?" tanya gadis itu.

"Tidak perlu" dan gadis itu pun pergi membuatkan pesanan Jisoo.

Selagi menunggu Jisoo menatap keluar cafe hujan masih turun begitu deras, kemudian ia memalingkan wajahnya menatap gadis itu sibuk membuat kopi itu dengan seriusnya.

"Apa kau pemilik cafe ini?" tanya Jisoo menghilangkan suasana sepi di dalan cafe selagi gadis itu masih menyiapkan pesanan Jisoo.

"Oh? Iya. Saya pemilik cafe ini dan baru kemarin saya membuka cafe ini" jawabnya senang.

"Pantas saja kalau cafenya sepi" ujar Jisoo.

"Iya begitulah"

Kemudian gadis itu menghampiri dimana Jisoo duduk dengan kopi pesanannya.

Diletakkannya dengan pelan kopi itu dan pergi kembali duduk di tempat kasir.

Jisoo mulai menyesapi kopi expresso pesanannya sambil mengamati rintikan hujan diluar.

Enak, batin Jisoo.

"Mengapa kau ingin membuka cafe?" tanya Jisoo sembari meletakkan kembali cangkir tersebut ke meja.

"Hmm... Sebenarnya tidak ada alasan mengapa hanya saja saya meneruskan usaha orang tua saya" jelas gadis itu.

"Begitu, tapi dimana orang tuamu?" tanya Jisoo semakin penasaran.

"Mereka sudah pergi. Ayahku meninggal beberapa bulan lalu dan ibuku meninggal setelah melahirkanku" jelas gadis itu seketika rautnya berubah.

"Ma-maaf menanyakan hal itu dan membuat-"

"Tidak apa tuan, lagipula saya kadang kala merasa kesepian entah harus berbagi cerita kepada siapa" potong gadis itu.

"Bagaimana dengan temanmu? Kau pasti memiliki teman bukan walau itu hanya satu"

"Teman? Dulu memang saya mempunyai satu bahkan lebih tapi mereka hanya pengkhianat, mempermainkanku. Aku benci mereka" gadis itu beranjak dari tempat kasir dan duduk tidak jauh dari Jisoo.

"Begitukah? Hmm... Aku mengerti bagaimana perasaanmu. Dulu aku juga begitu mereka bahkan berteman denganku hanya ada maksudnya" Jisoo juga sependapat dengan gadis itu.

"Kau juga? Wah... Kita sama!" sahut gadis itu membuat Jisoo terkekeh dan juga diikuti gadis itu.

"Sepertinya diluar hujannya mulai reda. Kalau begitu saya pergi dulu, uangnya saya taruh disini." ujar Jisoo beranjak dari tempat duduknya dan berjalan pelan menuju pintu.

Saat akan keluar Jisoo mengucapkan sesuatu sebelum ia benar-benar pergi, "Namaku Jisoo, Hong Jisoo. Senang bisa berkenalan denganmu Shin Jirin"

Gadis itu, Jirin terkejut bahwa Jisoo mengetahui namanya.

Jirin kemudian mengingat bahwa ia memakai kartu tanda pengenalnya tertulis namanya disana.

"Hampir saja ku salting karena dia mengetahui namaku, sungguh bodoh" dia memarahi dirinya sendiri dan membereskan meja tempat Jisoo duduk tadi.

Tapi, uang itu berbentuk hati.

Tidak, maksudnya uang itu dilipat hingga membentuk hati dan juga ada sebuah kertas memo.

Tertulis:

Kau bukan orang yang menyedihkan di dunia ini, walau tidak ada siapa pun disampingmu.

Aku bisa menjadi temanmu mulai dari sekarang dan tidak akan mengkhianatimu bahkan mempermainkanmu seperti temanmu yang dulu. Senang kita bisa bertemu, bahkan bisa mengenalmu walau sedikit.

Aku akan kembali lagi besok jam 15.00 KST -Jisoo

"Sejak kapan dia menulis ini? Dan kata-katanya bahkan begitu manis, sungguh manis. Apalagi dia juga begitu tampan saat senyum pun sungguh manis" ucapnya dan tersenyum sendiri kayaknya seseorang yang sedang mabuk cinta. Mungkin bisa di bilang seperti itu.

"Senang bisa berkenalan denganmu juga Jisoo-ssi"

•••

Semenjak hari itu Jirin duduk menunggu kedatangan Jisoo dan benar saja Jisoo datang pada waktunya yang ditulisnya. Dia tidak berbohong kepada Jirin.

Hari demi hari, hingga waktu berlalu begitu cepat. Mereka pada akhirnya memutuskan untuk menikah karena perasaan mereka kepada satu sama lain sudah sangat matang.

Bahkan setelah menikah pun Jisoo sangat setia kepada Jirin, cafe usaha keluarga Jirin tersebut masih tetap dibuka karena cafe itu yang telah mempertemukan mereka berdua dan juga kisah mereka dimulai saat itu.

Bisa kalian sebut ini adalah TAKDIR Tuhan yang diberikan kepada mereka.

Sebuah kisah kecil mengenai Jisoo dan Jirin yang dipertemukan oleh TAKDIR.

TAKDIR yang begitu manis.

-END-

Dessert MenuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang