[One-Shot] Me and You

182 22 44
                                    

Author: minheartae

Sudah hampir setengah jam gadis itu menunggu di cafe langganannya itu. Flower d'Cafe. Salah satu cafe terkenal di kota Seoul.

Sementara itu, seorang lelaki tampak ragu untuk masuk ke dalam cafe yang cukup ramai itu. Sekarang, tepatnya jam empat sore. Sudah hampir limabelas menit ia berdiri di depan café itu. Apakah ia harus masuk lalu mengakuinya? Apakah ia harus mengatakannya?

"Baiklah, Park Ji Min kau harus bisa!" Lelaki yang akrab dipanggil Ji Min itu menyemangati dirinya sendiri.

Dengan langkah tergesa­gesa Ji Min berjalan memasuki cafe itu. Ia melihat kekasihnya yang sudah menunggu beberapa menit itu. Keputusannya sekarang sudah bulat. Ia harus melakukannya.

"Hwang Mi?" Tanyanya memastikan.

Gadis yang merasa dipanggil itupun melirik ke sumber suara "Jadi, apa yang mau kita bicarakan?" Tanyanya to the point.

"Hubungan kita... berakhir disini saja. Kita putus." Ucap lelaki bermarga Park itu.

"Mengapa? Apakah kau bosan denganku?" Tanya Hwang Mi dengan nada datar. Namun Ji Min tak memberi respon, ia hanya menunduk diam.

"Atau... aku hanyalah taruhan? Taruhan bodohmu bersama teman­temanmu?" Terdengar penuh penekanan dari setiap kata yang Hwang Mi ucapkan.

"Maafkan aku." Lelaki bersurai merah itu hanya mengucapkan dua kata yang menurut Hwang Mi seperti 'lelaki pengecut'.

"Baiklah, hubungan kita berakhir." Ucap gadis itu yang kembali fokus membaca novel yang ada di depannya. Ji Min yang di depannya hanya diam dan menunduk.

"Sampai kapan kau ada disitu? Pulanglah, orangtuamu akan khawatir padamu atau... pergilah, beritahu kepada teman­temanmu bahwa kita sudah putus dan kau menang dalam taruhan bodohnya itu." Ucapnya tanpa mengalihkan pandangan dari bukunya. Tanpa mengucapkan sepatah kata, kekasih Hwang Mi itu. Ralat. Mantan kekasih Hwang Mi itu meninggalkan cafe yang memang tempat langgana gadis itu.

Setelah Ji Min pergi. Gadis yang bernama lengkap Cheon Hwang Mi itu menutup bukunya, ia tidak benar­benar membacanya. Membaca dan novel itu hanyalah pelarian belaka.

Sejak awal Hwang Mi tahu bahwa Ji Min hanya menganggapnya sebagai bahan taruhan. Lantas mengapa ia menerimanya jika ia tahu bahwa ia hanya barang taruhan? Salahkan saja pada hatinya yang sejak awal memang mencintai lelaki pengecut seperti Ji Min.

Tiba­tiba sebuah cairan hangat mengalir di pipi Hwang Mi. Ketahuilah, ia sedang menangis. Bukan karena di putuskan atau dijadikan barang taruhan oleh Ji Min. Tapi karena ia salah dalam mencintai seseorang.

Sudah hampir seharian Hwang Mi berada di cafe itu dan ia belum juga segera pulang hingga ia tertidur di atas meja itu.

***

"Tuan, ini sudah larut malam sepertinya ada seorang pelanggan yang tertidur disana." Jelas seorang pelayan terhadap lelaki yang di depannya.

"Biarkan saja, kau pulanglah lebih awal. Aku yang akan mengurusi gadis itu." Lelaki yang sedang memotong­motong sayuran bernama Kim Tae Hyung ini adalah chef sekaligus pemilik Flower d'Cafe.

Setelah pelayan itu pergi, beberapa menit kemudian Tae Hyung selesai dengan kegiatan malamnya. Memotong sayuran, garis bawahi itu.

"Baiklah gadis manis, ayo bangun." Tae Hyung berusaha menbangunkan gadis 'kebo' ini.

"Hey, bangunlah. Sebentar lagi cafe ini tutup." Sudah kesekian kalinya ia berusaha membangunkan gadis yang tidak ia ketahui namanya itu.

Dengan sedikit kesal Tae Hyung mendorong­dorong meja yang menjadi bantal bagi gadis itu. Namun gadis itu tetap tidak bangun.

Dessert MenuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang