[Ficlet] Barista Girl

192 31 49
                                    

Author : shinhyeinn 

Title : BARISTA GIRL

Length : Ficlet (1622 words)

Cast : Sehun, Luhan, Seohyun

Rating : T

2016 © shinhyein

*^*

Tak terasa hari ini berjalan begitu cepat dan sekarang sudah saatnya untuk pulang. Aku sudah tak tahan mendengar ocehan seonsaengnim pada hari ini. Tak peduli soal aritmatika, politik, atau soal sejarah era Jeoseon. Semuanya terdengar membosankan. Membuatku harus menahan kantuk seharian.

Aku tidak tahu apa yang membuatku malas hari ini. Mungkin pengaruh soal uang jajanku yang dipotong ibu membuatku jadi sulit berkonsentrasi pada pelajaran hari ini.

Ei, asal kau tahu saja, sebenarnya aku bukan lelaki mata duitan. Hanya saja kebutuhan material itu juga penting bagi seorang pelajar sepertiku. Jika uang jajanku dipotong, bagaimana aku akan membayar ongkos bis sebagai transportasiku selama satu bulan? Lalu juga, bagaimana caranya aku bisa membeli pulsa internet untuk satu bulan ini?

Hei, seorang remaja tentunya juga butuh internet, kan? Untuk belajar, maksudku.

Atau hal yang paling penting, bagaimana aku akan membayar sewa game online saat aku sedang bolos sekolah jika uang jajanku dipotong?

Yeah, kau tahu. Pelajar sepertiku juga butuh hiburan, sedikit.

Aku tak menyangka jika ibuku sekejam itu hingga memotong jatah bulananku. Memangnya aku salah apa? Aku hanya tak sengaja membakar sebagian dapur saat aku memasak ramyeon. Bukan sesuatu yang buruk, kan?

Walaupun kompor ibu hampir hangus terbakar karena aksi memasak superku.

"AW!" pekikku seketika saat kurasakan sesuatu menghantam kepala belakangku. Membuatku secara otomatis menoleh ke belakang. Dan, kau tahu apa yang kutemukan?

Sebuah bola futsal yang sedang memantul dan juga sebuah cengiran sok tampan yang begitu membuatku ingin muntah.

"YAH!" teriakku tak mempedulikan sekitar. Lelaki ini benar-benar menyebalkan. "Kepalaku bukan sebuah gawang, kau tahu?!"

"Yah, yah, yah," katanya enteng lalu merangkul bahuku sok akrab. "Oh Sehun, ternyata kau bisa teriak? Astaga, aku baru menemukan sisi lain dari seorang Oh Sehun sekarang."

"Sialan kau," responku sambil menggosok 'bekas-perlakuan-kejamnya-padaku' berharap mengurangi rasa sakitnya. Kau tahu? Aku tipe lelaki yang tidak mudah marah hanya karena hal sepele.

Haish, kurasa aku harus menyesali kepribadianku yang satu itu sejak aku memiliki sahabat sepertinya. Dia selalu berhasil membuatku mengumpat di setiap aku bertemu dengannya. Sialnya, karena kepribadianku itu aku jadi terlalu baik hati dan tidak membalas semua perlakuan jahilnya.

Ngomong-ngomong, namanya Xi Luhan. Seorang bocah yang seharusnya tidak kupanggil bocah, sekaligus bullier setiaku. Dan sialnya lagi, dia sahabatku.

"Hey, albino. Ayo taruhan," ajaknya dengan nada yang terdengar 'sinting' bagiku.

"Tidak, terima kasih. Aku sedang tidak ingin taruhan dengan orang gila." Aku menjawabnya cepat sekaligus mengatainya. "Dan, bukankah aku sudah memperingatimu untuk tidak memanggilku dengan sebutan menjijikkan itu?"

"Anggap saja sebutan itu adalah tanda sayang dariku."

Oh sial, aku jadi semakin ingin muntah. Dan rasa mualku semakin tak tertahankan saat aku melihat ekspresinya yang sedang tersenyum amit-amit manja.

Dessert MenuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang