" Kaa-san.. Jangan pergi Kaa-san.. " tangisnya semakin histeris manakala orang-orang membawa Kaa-san nya.
Hari ini dirumahku tengah berlangsung sebuah pemakaman. Pemakaman Istriku, yang meninggal karna cancer yang diderita beberapa bulan terakhir.
Pernikahanku dengan mendiang istriku membuahkan seorang putri cantik. Secantik bunga iris seperti namanya, Ayame*.
" Kaa-san.. Kaa-san... "
Dia terus memanggil ibunya, membuatku semakin larut dalam kesedihan. Kenapa kau begitu cepat pergi, anata.
" Ayame " panggilku.
" Otou-san.. "
Dia berlari kearahku dengan air mata yang tak kunjung mengering. Usianya masih 5 tahun tapi perasaannya begitu dalam.
" Aku turut berduka, Madara-san " ucap seorang pelayat yang datang.
" Hmp.. Arigatou " jawabku.
Ayame masih memelukku erat seolah tak ingin kehilangan lagi.
Pukul 3 sore upacara pemakaman itu selesai. Perlahan tapi pasti rumah semakin sepi. Kini tinggal kami berdua disini.
Ayame duduk termenung di meja makan. Aku tau dia pasti masih memikirkan kepergian ibunya.
" Ayame.. makan ya.. " ajakku.
Dia menggeleng. Terpaku menatap segelas susu yang kubuat. yang biasanya dibuat oleh istriku.
" Minumlah susu nya " kataku lagi.
" Tidak enak "
Aku terdiam. Malu. Bahkan membuat susu untuk anak umur 5 tahun saja aku tidak bisa. Sebenarnya apa yang kulakukan selama ini untuk keluargaku.
Susunya sudah dingin. Ku geser gelas itu dan menggantinya dengan sepiring nasi omlet.
" Makan ya.. " kataku merayu.
" Hmm " dia masih menolak.
" Otou-san suapi "
Dia terdiam sejenak baru kemudian mengiyakan.
Malam menjelang. Terasa lebih sepi dari sebelumnya. Hening. Aku bahkan bisa mendengar suara decitan tikus diluar sana.
" Otou-san "
" Hmp.. ada apa Ayame? "
" Bacakan buku cerita "
Jujur, aku tidak begitu pandai membacakan cerita pada anak-anak. Karna kau tau, sejak dulu anak-anak tidak begitu akrab padaku. Mungkin karna perawakanku yang galak.
" Suatu hari di sebuah desa.. "
Aku memulai ceritaku.
Malam ini kami tidur berdua. Aku tak mungkin membiarkannya tidur sendiri setelah apa yang terjadi siang tadi. Dan karna kami hanya berdua. Tak berapa lama diapun terlelap dengan mata yang masih sembab.
" Oyasumi Ayame "
Ku kecup perlahan keningnya. Ku tatap wajah mungilnya yang polos.
Inilah harta berhargaku. Inilah kenangan yang tak terlupakan darimu. Aku berjanji, aku akan menjaganya. Selalu.
Jadi, beristirahatlah dengan tenang disana.. anata...
~Skip~
Pagi ini, aku bangun kesiangan. Kubuka mataku perlahan dan kudapati Ayame tengah duduk menatapku.
" Ayame, Kau masih disini? Tidak sekolah? " tanyaku.
" Aku kesiangan " jawabnya polos.
Saat kulihat memang sudah hampir jam 10. Hari pertama hidup berdua. Kacau.
Aku turun menuju dapur membuat sarapan.
" Kau sudah mandi Ayame? "
" Hmm "
Dia duduk di meja makan. Menungguku.
Telur mata sapi, beberapa sosis juga roti bakar sudah siap di meja makan. Tapi baik aku maupun Ayame tak mampu memakannya.
Kami terdiam menatap masakanku.
" Gosong "
Aku menutup wajah sesaat. Malu. Membuat sarapan pun aku tak mampu. Sungguh memalukan.
Dia memotong sosis juga telur dipiringnya.
" Pahit "
" Baiklah, kita makan diluar saja " kataku akhirnya.
Aku tak sanggup menerima protes lain dari putriku sendiri. Usai ganti pakaian kami keluar mencari sarapan.
Ku genggam erat jemari mungilnya sepanjang jalan.
" Kita makan disini saja ya " ajakku disebuah resto siap saji.
" Hmm " angguknya.
Kami masuk dan memesan beberapa makanan. Tak berapa lama pesanan kami datang.
" Itadakimasu " seru kami sebelum melahapnya.
Dia masih terdiam, meski ini adalah makanan kesukaannya.
" Kenyang? " tanyaku saat dia selesai menghabiskannya.
" Hmm "
Usai makan kami berjalan-jalan sebentar. Dan langkahnya terhenti saat melewati sebuah taman. Tempat kami biasa bermain bersama ibunya dulu.
" Mau main sebentar? " tanyaku.
Dia menggeleng. Apa dia berpura-pura bersikap dewasa setelah semua yang terjadi?
Dirumah. Kami duduk di bangku besar berdua saling bersandar, nonton tv. Hingga dia tertidur.
Aku ijin kerja 3 hari sejak pemakaman itu. Tapi tidak dengannya. Dia masih semangat sekolah seperti biasa.
Namun, karna salahku dia jadi kesiangan dan bolos sekolah hari ini. Baka Uchiha!
Malam menjelang.
" Otou-san jangan lupa alarm " ucapnya mengingatkanku.
" Pasti " kataku.
Seperti sebelumnya, dia kembali memintaku membacakan dongeng sebelum tidur. Dan akupun tak pernah menolaknya.
~Skip~
*Ayame : bunga iris
Nama Ayame ini ngarang ya, nggak ada di serial Naruto Shippuden yg asli sama sekali. Eh nggak tau deh kalo kebetulan ada yg namanya itu juga.
Mohon maaf kalo karakter nya OOC , cuma ini yang kepikiran.
Hontou ni gomenasai mina-san..
KAMU SEDANG MEMBACA
MadaHina - Wonderful Girl
FanfictionAku masih menatapnya. Apa ya.. Aku sendiri sulit menjelaskannya. Dia begitu.. Berbeda. Rok pendek selutut, kemeja yang membentuk tubuhnya. Rambut yang diikat sebegitu tinggi juga kacamata. Dia sungguh.. Cantik. Aku tak bisa berhenti menatapnya dari...