Sejak pengakuan itu, kini aku tak pernah segan tuk memeluk atau menggoda Hinata didepan Ayame. Seperti yang kulakukan sekarang.
Cup
" He-hentikan Madara-san.. Na-nanti Ayame-chan lihat " ucapnya.
" Dia sudah lihat "
" Huh? "
Dia berbalik dan mencari Ayame. Ditempat lain Ayame sedang asik nonton tv bersama Maru. Bahkan tak peduli pada kami.
" Be-berhenti menggodaku Madara-san " ucapnya sadar ku bohongi.
Aku hanya tersenyum melihatnya dan mengulangi hal yang sama. Mencium pipinya saat dia sedang asik masak.
Yah, sekarang dia slalu masak di apartemenku. Aku dan Ayame jadi tak pernah beli diluar lagi.
" Selesai " gumamnya.
" Aku belum " kataku melanjutkan kegiatanku.
" Hentikan Madara-san "
" Iie "
" Aku mau mandi dulu " ucapnya menghindar.
Aku mendengus, kecewa. Kesenanganku hilang.
" Ayame-chan aku pulang dulu ya " pamitnya.
" Ha-i " seru Ayame.
Dan diapun pergi meninggalkan kami. Aku duduk di sofa bersama Ayame, nonton tv. Menunggunya datang dan makan bersama.
" Hinata nee-chan lama " keluh Ayame.
Kulihat jam dinding, sudah satu jam lebih sejak Hinata pergi. Tidak biasanya dia selama ini.
Aku bangkit, menjemputnya.
Samar ku dengar suara laki-laki didalam. Ku dekatkan telingaku ke pintu itu. Nguping.
Tidak juga, aku hanya memastikan itu benar suara laki-laki atau bukan.
" Aku tidak tau jika tidak ada kau Hinata-san "
Deg
Aku kenal suara itu. Itu seperti suara pria yang disekolah Ayame waktu itu.
Ku buka pintu itu langsung masuk ke dalam. Memastikan dengan mata kepalaku sendiri.
Aku terkejut saat ku lihat mereka tengah berpelukan. Aku membatu di posisiku. Emosiku memuncak 180 derajat.
" Apa-apa an ini " ucapku menahan geram.
Kuhampiri mereka yang sudah melepaskan diri. Yang tak kalah terkejut melihat kehadiranku.
" Madara-san ini tidak.. "
Kutarik kerah pria itu, langsung melayangkan bogem mentahku ke pipinya.
" A-apa yang kau lakukan Madara-san " ucap Hinata.
" Pergi dari sini " seruku.
" Madara-san kau.. "
" Pergi "
Pria itu lantas pergi bersama luka yang kubuat tadi.
" A-apa yang kau lakukan Madara-san.. "
" Aku yang seharusnya bertanya, apa yang kau lakukan dibelakangku? "
" Kau salah paham Madara-san "
" Aku melihatnya dengan mata kepalaku sendiri, bagaimana bisa aku salah "
" Tapi itu bukan.. "
" Cukup! Aku muak mendengarnya.. Ternyata kau tidak sebaik yang kupikir "
Kutinggalkan dia begitu saja. Aku sungguh... Kecewa padanya. Sangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
MadaHina - Wonderful Girl
FanfictionAku masih menatapnya. Apa ya.. Aku sendiri sulit menjelaskannya. Dia begitu.. Berbeda. Rok pendek selutut, kemeja yang membentuk tubuhnya. Rambut yang diikat sebegitu tinggi juga kacamata. Dia sungguh.. Cantik. Aku tak bisa berhenti menatapnya dari...