Hari demi hari Ayame semakin ceria. Selain karna ada Hyuga-san juga ada Maru yang menemaninya.
" Otou-san.. Aku ingin ke pantai " ucap Ayame tiba-tiba.
" Nanti ya.. " ucapku kembali memejamkan mata.
" Aku mau sekarang "
" Minggu besok saja ya "
" Aku mau sekarang Otou-san "
Ayame terus merengek di tambah Maru yang tak henti menggonggong. Seolah kompak dengan Ayame tuk mengganggu hari mingguku.
Akhirnya aku menyerah dan mengabulkan keinginannya. Ke pantai.
Cuaca siang ini luar biasa terik. Karna memang sudah masuk musim panas. Kulirik jam tanganku, jam 1 Pantas panas sekali.
" Ayame cepat " kataku yang sudah siap didepan mobil.
" Matte "
Dia masih bolak-balik dengan barang bawaannya.
" Aku sudah selesai " ucapnya.
Saat kulihat mobilku hampir penuh dengan barangnya.
" Ayame kau mau berenang apa pindah? " ucapku terkejut.
" Satu lagi Otou-san "
" Huh.. Masih ada lagi? "
" Hinata nee-chan " panggilnya.
Huh? Hyuga-san?
" Ko-konichiwa "
" Hn "
Kuperhatikan dia dari atas hingga bawah.
Rok panjang, baju panjang, rambut digerai. Hampir seluruh tubuhnya tertutup. Itu sangat-sangat berbeda dengan dia saat menjadi guru. Membuatku.. Bosan.
Semua sudah naik dan perjalananpun dimulai. Jarak apartemen dengan pantai terdekat tidak terlalu jauh. Mungkin sekitar 1 jam naik mobil kalau lancar.
Sepanjang jalan Ayame hanya ngobrol dengan Maru. Hyuga-san juga tak memulai obrolan denganku. Ya sudahlah fokus saja.
Setelah satu setengah jam perjalanan karna macet, akhirnya kami sampai. Ayame langsung berlari bersama Maru.
Ku ambil beberapa barang, bekal tuk bersantai di tepi pantai.
Aku duduk disebuah bangku pinggir pantai. Kulihat Ayame bersama Hyuga-san tengah masuk ke sebuah ruang ganti.
Ku rebahkan tubuhku, berjemur diteriknya mentari. Kututup wajahku dengan handuk dan perlahan terlelap.
" Ayame-chan jangan begitu "
" Ayo Hinata nee-chan "
Ku angkat handuk diwajahku, penasaran dengan permainan mereka berdua.
Aku cukup terkejut saat kulihat Hyuga-san dengan balutan bikini. Meski dia masih menutupnya dengan jaket tapi tetap terlihat... Sexy.
Aku tak tau dia mempunyai tubuh sesintal itu. Ini pertama kalinya aku melihatnya dengan pakaian minim.
Entah mengapa jantungku berpacu. Berdegup semakin kencang tiap kali melihatnya.
" Otou-san.. " panggil Ayame membuyarkan lamunanku.
" Kita main bersama "
Ayame lantas menarikku begitu saja. Ah baiklah aku tak mungkin menolaknya.
Kami bermain bola bersama.
" Ah gomen aku memukulnya terlalu kencang " ucapku saat bola itu meluncur masuk ke laut.
" Biar ku ambil " ucap Hyuga-san.
Dia berlalu meninggalkan kami disini.
Lima menit berlalu dia tak juga datang. Kupikir tidak sejauh itu bolanya.
Tiba-tiba Maru menggonggong ke arah laut. Sikapnya semakin mencurigakan saat Ayame coba menengkannya.
Tak pikir panjang, aku langsung menyusulnya. Kulihat sekitar pantai tak ada. Aku langsung masuk ke laut itu mencarinya. Tak berapa lama kutemukan dia sudah pingsan terbawa ombak. Beruntung tak terlalu jauh.
Kuraih dia dan membawanya ke daratan. Penjaga pantai entah dimana. Baka!
Dia masih tak sadarkan diri meski kami sudah didarat.
" Berikan nafas buatan " seru seseorang yang melihat kami.
Ayame mulai menangisi Hyuga-san. Akh.. Gomen Hyuga-san ini demi menyelamatkanmu.
Dan nafas buatan dari mulutku pun dimulai. Meski darurat tapi jujur aku menikmatinya. Bibirnya begitu lembut dan kulitnyapun sangat halus. Dia begitu murni dimataku.
" Uhuk.. Uhuk.. "
Dia mulai sadar. Ah kalau saja bisa lebih lama.
" Kau baik-baik saja? " tanyaku.
Dia hanya mengangguk. Ayame langsung memeluknya.
" Sebaiknya kalian ganti, sudah sore " ucapku.
Tak ada bantahan, keduanya langsung pergi ke ruang ganti.
Aku berdiri memandang laut lepas. Tanganku terus memegang dada yang tadi bersentuhan dengan kulit lembut Hyuga-san. Kemudian kututup wajahku dengan tanganku. Tersenyum.
Menertawakan sikapku sekarang. Seperti orang bodoh.
Tapi jujur, sejak itu aku tak bisa berhenti memikirkannya. Aku ingin menyentuhnya lagi.
Sebelum pulang kami makan malam dulu.
Kami tiba dirumah jam 8 malam. Ayame langsung masuk ke kamarnya diikuti Maru. Akupun langsung ke kamar.
Kurebahkan tubuhku di tempat tidur. Dan menutup wajahku dengan lenganku, lagi.
Baka! Bagaimana bisa kau terus memikirkannya hanya karna itu. Kono hentai.
~Skip~
Seiring berjalannya waktu, bukan hanya Ayame dan Maru yang semakin lengket dengan Hyuga-san. Akupun sudah semakin dekat dengannya. Yes!
Siang ini aku mengajaknya makan bersama.
" Kau suka? " tanyaku.
" Hn " angguknya.
Ku ambil tisu dan menghapus noda di ujung bibirnya. Meski terkejut namun dia hanya tersenyum. Membuatku semakin tak segan-segan melakukan lebih.
Kami terus bicara panjang lebar. Aku jadi semakin tau banyak hal tentangnya.
Usai makan siang aku harus kembali ke kantor. Kuraih jemarinya, menggandengnya sampai di parkiran. Dia tak menolak, hanya diam mengekor padaku.
Dan begitulah seterusnya. Belum ada kata cinta yang terucap dariku maupun dia. Namun dari semua sikapnya, kupikir diapun menyukaiku. Semoga aku tidak terlalu sombong.
Madara POV End
~Skip~
KAMU SEDANG MEMBACA
MadaHina - Wonderful Girl
FanfictionAku masih menatapnya. Apa ya.. Aku sendiri sulit menjelaskannya. Dia begitu.. Berbeda. Rok pendek selutut, kemeja yang membentuk tubuhnya. Rambut yang diikat sebegitu tinggi juga kacamata. Dia sungguh.. Cantik. Aku tak bisa berhenti menatapnya dari...