Waktu terus berlalu, tak terasa sudah tiga bulan aku menjalin hubungan dengan Hinata. Aku mulai berpikir tuk memberitahunya pada Ayame.
Dan kami sepakat, malam ini akan mengatakannya usai makan malam.
Aku duduk bersebelahan dengan Hinata, sedang Ayame ada didepan kami.
" Ehem.. Ayame "
Jujur, moment seperti ini selalu membuatku gugup.
" Ayame, aku ingin mengatakan bahwa.. "
Sungguh sulit menyusun kata-kata tuk menjelaskannya.
" Ehem.. Maksudku.. "
Aku terus mengulang dan merangkai kata.
" Jika aku dan Hinata bersama.. Apa kau setuju? " kataku akhirnya.
Dia diam melihatku. Hinata tampak menunggu jawaban itu dengan sangat cemas.
" Otou-san akan melupakan Kaa-san "
Dia mulai menangis dan berlari ke kamarnya.
" Ayame "
Hinata jelas sangat sedih mendengarnya.
" Aku akan bicara padanya " ucapku berlalu.
Dikamarnya, kulihat dia tengah duduk memandang foto ibunya.
" Ayame "
" Aku tidak akan melupakan Kaa-san "
Air matanya tak kunjung berhenti.
" Aku juga tidak akan pernah melupakannya Ayame "
" Tapi lama-lama Otou-san akan lupa "
" Tidak Ayame, justru karna aku memikirkannya aku.. "
" Bohong "
" Ayame dengar, aku sangat menyayangimu dan aku juga slalu memikirkanmu "
Dia diam masih terisak.
" Aku hanya ingin ada yang memperhatikanmu "
" Ayame-chan "
Aku menoleh begitu juga Ayame. Tapi kemudian Ayame membuang muka.
Aku masih diposisiku, disamping Ayame. Lalu Hinata mendekat. Berlutut dihadapannya, memegang kedua tangan Ayame.
Wajahnya sembab.
" Aku mengerti perasaanmu.. Akupun tak ingin ayahku melupakan ibu jika beliau telah tiada "
Ayame masih tak melihat Hinata. Hanya mendengarkannya.
" Dan aku juga tidak akan pernah bisa menggantikan ibumu, tidak akan pernah bisa. Tapi.. "
Sedih rasanya melihat dua orang yang paling kusayang menangis dihadapanku.
" Ijinkan aku menjagamu, menyayangimu dan menjadi orang yang slalu ada disaat kau butuh kasih sayang seorang ibu "
Sukses menarik perhatian Ayame. Kini keduanya menangis sejadinya saat Ayame akhirnya luluh oleh kata-katanya.
" Berjanjilah untuk selalu menyayangiku " pinta Ayame.
" Ha-i "
Adegan ini berhasil membuatku menitikkan air mata. Kupeluk dua wanita yang paling kusayang itu.
Arigatou Kamisama.. Arigatou anata... Arigatou Ayame...
~Skip~
KAMU SEDANG MEMBACA
MadaHina - Wonderful Girl
FanfictionAku masih menatapnya. Apa ya.. Aku sendiri sulit menjelaskannya. Dia begitu.. Berbeda. Rok pendek selutut, kemeja yang membentuk tubuhnya. Rambut yang diikat sebegitu tinggi juga kacamata. Dia sungguh.. Cantik. Aku tak bisa berhenti menatapnya dari...