Siang ini ada meeting diluar. Aku bersama sekertarisku meluncur keluar. Meeting dimulai usai makan siang hingga satu jam kedepan.
Jam 2.30 meeting usai. Aku tak kembali ke kantor.
" Apa Hyuga-san sudah pulang? " tanyaku pada guru piket.
" Sepertinya belum "
" Apa aku bisa bertemu? "
" Ada keperluan apa? "
" Aku ayah Uchiha Ayame, muridnya "
" Oh.. Tunggu sebentar "
Tak berapa lama yang kucari datang. Masih dengan gaya berpakaian yang sama seperti yang kulihat sebelumnya.
Tapi lebih cantik.
Akh cukup Madara, fokus pada tujuanmu.
Kuceritakan yang terjadi pada Ayame juga sikap acuhnya padaku. Berharap dia bisa membantuku.
" Hmm.. Tapi disekolah sikapnya tidak berubah " kenangnya.
" Benarkah? "
Dia mengangguk.
Aku kembali diam, berpikir. Jadi hanya kepadaku dia seperti itu.
" Aku akan coba bicara padanya " ucapnya.
" Benarkah, kumohon tolong aku.. Aku tidak tahan seperti ini terus "
" Pfft "
Dia menahan tawanya.
" Nani? "
Dia menggeleng.
" Sikapmu seperti orang yang sedang ada masalah dengan kekasihnya "
Sukses membungkamku. Apa aku semenyedihkan itu.
Dia terus menahan tawanya. Membuatku aneh sendiri.
" Baiklah kalau begitu "
Dia bersiap pergi.
" Ah Hyuga-san.. " ucapku menahannya.
" Hmm? "
" Arigatou "
Dia mengangguk memberikan senyumnya. Sungguh... Manis.
Untuk beberapa alasan aku masih enggan meninggalkan tempat ini. Aku masih tak sadar telah terhipnotis olehnya.
Sudah jam 4 sore, aku masih duduk dimobilku. Menunggu.
Tin...tin..
Ku bunyikan klakson saat melihatnya.
" Pulang? " tanyaku.
" Ha-i "
" Mau pulang bersama? Kalau tidak keberatan "
Dia diam sesaat, tersenyum. Kemudian masuk ke mobilku.
" Kau tidak pulang dari tadi? " ucapnya.
" Tidak, aku bingung menghadapi Ayame "
" Bukankah sudah kubilang, aku akan membantu "
" Ya.. Tapi.. Kau tau.. "
Ah sial, aku harus membuat alasan. Berpikir Madara.. Berpikir!
" Aku mengerti " ucapnya.
Apa maksudnya mengerti? Apa dia tau alasanku yang sebenarnya?
Apa dia sadar bahwa aku aku juga ingin pulang bersamanya?
Hatiku dipenuhi tanda tanya. Membuatku semakin sulit bicara padanya. Karna malu.
" Tunggu disini dulu " ucapnya menahanku didepan apartemenku.
Aku hanya mengangguk menuruti perintahnya.
Kemudian dia masuk ke apartemenku. Meninggalkanku yang cemas menanti hasilnya.
Madara POV End
Gadis Hyuga berjalan masuk mencari sosok gadis kecil didalam.
Dan menemukannya tengah asik nonton tv sendirian.
" Ayame-chan "
Yang dipanggil langsung menoleh ke arah suara.
" Hinata Nee-chan? "
Hinata tersenyum dan terus mendekat. Duduk disampingnya.
" Ayame-chan, ada yang ingin kubicarakan denganmu "
" Nani? " ucap Ayame penasaran.
" Benarkah kau sedang marahan dengan ayahmu? "
Dia diam. Wajahnya berubah sendu.
" Aku hanya ingin merayakan ulang tahunku dengan Otou-san "
" Aku mengerti "
" Aku tidak mau kue juga hadiah, aku hanya ingin Otou-san " ucapnya mulai menangis.
Hinata lantas memeluknya. Seolah mengerti yang dirasakan Ayame. Hinata pun menitikkan air mata.
" Dengar Ayame-chan, kau harus mengatakan itu pada ayahmu. Jangan hanya diam dan mengacuhkannya " terang Hinata.
Dia hanya diam, terisak.
" Kau membuat ayahmu sedih, kau tau.. " lanjut Hinata.
Dia mengusap air matanya.
" Sekarang, katakan semua yang kau rasakan dan inginkan pada ayahmu ya "
Dia mengangguk.
" Ayahmu ada didepan, cobalah bicara dengannya " ajak Hinata.
Ayame terus melihat pintu itu. Mempersiapkan diri tuk bertemu sosok dibaliknya.
Perlahan dia membuka pintu itu.
" Otou-san " panggilnya perlahan.
" Ayame " seru Madara.
Ayame langsung berlari ke dalam pelukannya. Dan kembali menangis.
" Gomen.. Aku membuat Otou-san sedih " ucapnya terisak.
" Aku yang seharusnya minta maaf, karna meninggalkanmu sendiri di hari ulang tahunmu. Gomen Ayame "
Sukses membuat Ayame semakin sedih juga menyesal.
Disisi lain Hinata ikut terharu melihat adegan itu.
" Sekarang kita masuk ya, diluar dingin " ajak Madara.
Keduanya masuk kedalam lagi.
Madara POV
Entah sihir apa yang digunakan Hyuga-san tuk membuat Ayame memaafkanku. Yang pasti aku senang, sangat.
Kehidupanku yang indah bersama Ayame kembali. Dia tak lagi mengacuhkanku.
Perang dingin ini telah usai.
~Skip~
KAMU SEDANG MEMBACA
MadaHina - Wonderful Girl
FanfictionAku masih menatapnya. Apa ya.. Aku sendiri sulit menjelaskannya. Dia begitu.. Berbeda. Rok pendek selutut, kemeja yang membentuk tubuhnya. Rambut yang diikat sebegitu tinggi juga kacamata. Dia sungguh.. Cantik. Aku tak bisa berhenti menatapnya dari...