Pagi ini cuaca cerah. Meski harusnya sudah masuk musim penghujan.
" Pulang sekolah dirumah saja ya " ucapku sebelum dia turun.
" Hmm " angguknya.
Usai mengantar Ayame aku langsung ke kantor seperti biasa.
Hujan turun begitu lebat. Kulihat jam dinding, jam 1 siang.
Apa Ayame sudah pulang?
" Madara-san ada berkas yang harus anda tanda tangani "
" Bawa kemari "
Kulanjutkan pekerjaanku hingga sore menjelang.
Tiba saatnya tuk pulang. Hujan sudah mulai mereda. Sebelum pulang aku mampir ke sebuah restoran siap saji. Membeli makan malam.
" Ayame.. Ayame.. " panggilku.
Tak ada jawaban. Kucoba cari di ruang tamu dan meja makan pun tak ada. Aku berjalan menuju kamarnya, kudapati dia tengah tertidur.
Kuhampiri dan coba membangunkannya tuk makan malam. Namun aku terkejut saat kupegang tubuhnya begitu panas.
" Ayame.. Ayame.. Kau tidak apa-apa? " kataku panik.
Dia membuka mata perlahan.
" Tou-san.. " ucapnya lirih.
" Ha-i.. Kau kenapa? "
" Pusing "
" I-iya.. Sebentar.. Sebentar.. "
Kepanikanku membuatku tak bisa berpikir jernih. Apa yang harus kulakukan?
Toktoktok
" Ha-i "
Cklek
" Hyuga-san tolong bantu aku "
Aku tak tau harus meminta bantuan siapa lagi. Hanya dia satu-satunya harapanku.
" Tidak apa-apa dia hanya demam " ucap Hyuga-san menenangkanku.
" Benarkah? "
" Ya, setelah minum obat istirahat ya " ucapnya pada Ayame.
" Arigatou Hyuga-san "
" Ya " ucapnya tersenyum.
Entah sudah berapa kali aku merepotkannya. Dan sudah berapa kali juga dia menyelamatkanku. Aku sendiri tak pernah menyadarinya. Satu yang pasti, kehadirannya benar-benar membantuku.
~Skip~
Kubuka mata perlahan. Kepalaku berat. Kulihat Ayame disampingku masih terbaring lemah.
Toktoktok
Kulihat jam dinding, jam 7 pagi. Gawat, aku tak bisa bangun.
Berapa kalipun kupaksa, pusing. Sekitarku seolah berputar-putar. Kupaksa tetap bangun, aku harus mengurus Ayame.
Toktok
Ah siapa yang bertamu pagi-pagi begini?
Kubuka pintu itu.
" Ohayo Hyuga-san " kataku menahan sakit.
" O-ohayo Uchiha-san, daijoubu? " ucapnya melihatku.
" Ah "
Brug
" Uchiha-san.. Uchiha-san.. "
Madara POV End
Dia terjatuh tepat di tubuh Hinata. Panas!
Gumam Hinata saat menahan tubuh besar Madara.
Hinata segera membopongnya ke dalam meski sulit karna berat. Dan membaringkannya di samping Ayame yang belum sembuh benar. Lalu merawat mereka berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
MadaHina - Wonderful Girl
FanfictionAku masih menatapnya. Apa ya.. Aku sendiri sulit menjelaskannya. Dia begitu.. Berbeda. Rok pendek selutut, kemeja yang membentuk tubuhnya. Rambut yang diikat sebegitu tinggi juga kacamata. Dia sungguh.. Cantik. Aku tak bisa berhenti menatapnya dari...