Gagal Lagi

1K 105 5
                                    

Waktu terus berlalu tak ada perubahan berarti pada hubungan ayame dan Konan.

Sebaliknya Ayame justru semakin lengket pada Hyuga-san. Tetanggaku.

Aku menghela nafas dalam tiap kali memikirkan mereka.

" Konan "

" Hmm "

" Apa kau tidak suka anak-anak? "

" Tidak juga "

Ku seruput kopi itu sesekali.

" Hanya saja, kurasa mereka sedikit merepotkan " lanjutnya.

" Maksudmu? "

" Aku tidak suka melihat mereka merengek dan menangis "

Masih dengan ekspresi wajah datar, dia mengatakannya begitu tegas. Kupikir aku mengerti maksudnya.

" Bukankah semua anak-anak pasti merengek dan menangis?"

" Itulah yang membuatku malas "

" Tapi jika kau bersamaku, kau akan selalu mendengar rengekan dan tangisan putriku "

" Itu sebabnya aku ingin kau mendisiplinkan dia "

" Maksudmu? "

" Agar dia bisa mandiri dan mengurus diri sendiri "

" Yang kita bicarakan adalah anak usia 6 tahun, putriku Ayame "

" Lantas? "

Kucoba terus menekan amarahku.

" Kau ingin memperlakukan anak usia 6 tahun sama seperti orang dewasa? "

" Itu semua untuknya "

" Kemana jalan pikiranmu Konan? "

" Apa maksudmu? "

" Kupikir dengan mengulur waktu denganmu, bisa membuatmu berubah menjadi lebih lembut tapi nyatanya aku salah "

" Aku tidak mengerti "

" Kau tidak akan pernah mengerti jika sikapmu terus begini "

" Aku baik-baik saja selama ini "

Dia masih terus ngotot. Membuatku semakin kesal. Sikapnya mencerminkan seolah semua yang dia katakan paling benar.

" Konan, aku tak bisa melanjutkan hubungan ini lagi.. Gomen "

Tak ada jawaban. Sikapnya masih tenang seolah tak terjadi apa-apa.

Sekali lagi, aku salah memilih pasangan.

Aku pulang dengan wajah lesu. Tak bersemangat sama sekali.

Cklek

" Ayame " panggilku.

Tak ada jawaban. Ah dia pasti dirumah Hyuga-san.

" Okaeri "

Berhasil membuatku terkejut, sangat. Bukan.. Bukan karna Ayame menyambutku tapi karna ada Hyuga-san juga disini.

Menyambut kedatanganku.

Kuusap mataku beberapa kali. Aku bahkan keluar tuk melihat papan nama didepan apartemenku. Masih tertulis nama Uchiha Madara. Namaku. Tapi...

" Go-gomen Uchiha-san aku meminjam dapurmu " ucapnya.

" Ah.. Ha.. "

Aku masih tak percaya dengan yang kulihat.

Ayame menarikku ke meja makan.

" Tou-san kau harus coba masakan Hinata Nee-chan " ucapnya.

Hinata Nee-chan?

Aku masih diam mengikuti perintah Ayame.

" Gas ku habis, lalu Ayame mengajakku kesini " terangnya.

" Ah.. "

" Dozo "

Dia menyodorkan beberapa menu berbeda di hadapanku.

" Kau ulang tahun? " tanyaku.

Dia menggeleng.

" Hinata Nee-chan slalu masak banyak Tou-san " sahut Ayame.

Dia hanya tersenyum malu melihatku. Makanan ini apa tidak terlalu banyak untuk tiga orang, pikirku.

" To-tolong habiskan " pintanya.

" Bagaimana bisa?! " ucapku terkejut mendengar permintaannya.

Yang benar saja..

Beberapa saat kemudian semua terkapar karna kekenyangan. Sungguh sulit tuk bangkit.

Kulihat Ayame sudah lelap dalam mimpi. Dan tak berapa lama akupun menyusul.

~Skip~

" Tou-san aku ingin nonton itu "

Dia menunjuk iklan film animasi terbaru di tv.

" Hn "

" Aku boleh ajak teman? "

" Boleh "

Kupikir Ayame sudah lebih ceria sekarang. Mungkin dia sudah bisa menerima kepergian ibunya.

" Baiklah, sekarang kau tidur ya sudah malam "

" Ha-i "

Dia segera beranjak masuk kamarnya. Semakin bertambah usia, dia semakin dewasa. Sudah jarang tidur denganku.

Bahkan hampir tak pernah minta dibacakan buku cerita lagi.

Ah gadisku sudah besar ya..

~Skip~

" Tou-san jangan lupa hari sabtu nonton "

" Ha-i.. Ha-i.. Sekarang kau masuk ya "

Ku cium keningnya sebelum dia turun dari mobil. Ya, aku beli mobil baru karna jarak apartemen dengan kantor lumayan jauh. Tidak mungkin jika harus terus naik taxi atau kereta.

Ku laju mobilku menuju kantor.

" Madara-san, klien kita minta bertemu hari sabtu besok "

" Aku tidak bisa " kataku.

" Tapi mereka tidak mau dialihkan ke hari lain "

" Maka batalkan saja "

" Tapi Madara-san.. "

" Aku ada acara penting hari itu "

" Saya sudah mengatakan demikian tapi.. "

" Putuskan saja, bertemu hari senin atau batal semuanya "

Dia diam. Masih melihatku. Bimbang.

" Jangan ganggu aku dengan masalah yang sama "

Aku kembali larut dalam tumpukan map juga komputerku. Aku harus menyelesaikan semua hari ini.

~Skip~

MadaHina - Wonderful GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang