SEVEN

885 52 0
                                    

Chapter 7

-Hangout With Aiden/2\-

"KAU tidak keberatan kan jika menemaniku bersenang-senang?" Tanyaku pada Aiden. Serius, daritadi dia hanya memasang wajah datar dan mengabaikanku berbicara. Bahkan ia sempat disangka kerasukan oleh salah satu pengunjung.

"Tidak! Aku tidak keberatan."

Aku tersenyum jahil. "Kita buktikan ucapanmu tadi."

"Maksudmu?"

"Tidak, tidak ada. Sekarang ayo ikut aku. Ada sesuatu yang ingin aku tunjukkan padamu," saking semangatnya aku sampai lupa jika tangan kami bertautan. Well, sekedar sepupu tidak apa 'kan?

**

"Athaya! Mau kau apakan rambutmu?"

Sekarang aku dan Aiden sudah berada di sebuah salon langgananku yang terdapat di dalam mall. Aku sudah lama tidak memodifikasi rambutku menjadi model terbaru. Dan mungkin hanya sekarang waktunya sebelum sekolah mengadakan prom (bahkan aku tidak memiliki niat untuk pergi ke tempat menyedihkan itu).

"Hanya memberi sedikit bubuk peri, kau tahu?"

"Ya aku tahu. Dan seketika rambutmu itu akan terbang seperti di film kartun Tinkerbell."

"Wow, itu sangat menakjubkan," aku tertawa sumbang. Kuakui kadar humoris Aiden hanya 0,5 per 100.

Aiden mendengus kesal lalu duduk di kursi tunggu sambil memperhatikan majalah lelaki yang ada di tangannya. Mungkin ia akan mencukur rambutnya menjadi model trendy. Maybe. Sementara aku, aku sedang melihat beberapa model rambut di majalah. Dan satu ide terlintas di benakku. Langsung saja aku membisikkan sesuatu kepada Emily-- hair style langgananku.

"Kau bercanda!" pekik Emily yang membuat Aiden menoleh kearahku sambil memasang wajah bingung.

"What?" tanyaku tanpa mengeluarkan suara. Dan dijawab dengan gelengan oleh Aiden. Beralih pada Emily yang berada di depanku, aku mengangguk antusias.

"Ya. Aku ingin biru muda."

"Okay, let's go."

**

"Kau benar-benar perempuan yang sangat gila!"

"Kenapa? Aku lebih cantik bukan?"

Aku menyengir lebar sementara Aiden memperhatikanku dari atas sampai bawah. "Ya kuakui kau berubah seratus delapan puluh derajat. Dan itu tidak aneh menurutku."

Aku tersenyum jahil. "Aiden, menurutku kau itu hanya gengsi untuk mengatakan jika aku cantik. Oh ayolah, bukankah kita sudah lumayan dekat?"

"Ma-maksudmu?"

"Tidak lupakan!"

Melihat gerak-gerik Aiden yang salah tingkah, membuatku tidak tega untuk membuatnya skakmat. Dan moment ini sangat-sangat langka di hidupku. Oh Aiden, betapa istimewanya kau di hidupku.

"Kau lapar?"

Aku melirik ke arah Aiden yang berada di sebelahku. "Tidak."

"Tetapi aku lapar! Ayo kita makan terlebih dahulu."

Black MacaronTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang