BUKANNYA aku ini tipe cewek yang sangat malas atau apa, tapi bangun pagi di hari Minggu tidak ada di dalam daftar kegiatan seorang Athaya Sharon.
Sialnya, cowok yang aku cintai sudah menelponku sebelum ayam berkokok. Benar-benar pagi!
"Athaya, ini sudah siang sayang. Wake up! Bukankah kau bilang akan mengerjakan tugas kuliahmu hm?"
Dengan mata yang setengah tertutup, aku menyibakkan selimutku. "Aku sudah bangun, honey."
Terdengar suara kekehan disebrang sana. "Oke bagus." Dan tak lama kemudian, terdengar suara pintu yang dibukakan.
Mataku melebar bersamaan dengan senyuman dibibirku. "Astaga."
"Surprise Athayaa!! Kau ingat sekarang tanggal berapa?" Kata lelaki tersebut sambil berjalan mendekat kearahku.
Ah, aku tidak ingat sudah berapa kali dia membuatku tersenyum senang. "Um, sekarang tanggal 12?" Kataku sambil menahan tawa.
"Oh my god, sayang. Ini Anniversary kita! Karena kau melupakannya, kau harus mendapatkan hukuman!" Ancamnya seraya tersenyum jahil.
"Apa? Memangnya aku takut, huh?"
"Hari ini kau harus bersenang-senang denganku seharian! Tidak ada penolakan, sugar." Ucapnya sambil mengacak-ngacak rambutku.
"Tidak mau!"
"Tidak ada penolakan. Sudah cepat sana mandi," lantas lelaki yang sudah menemaniku selama 2 tahun itupun mendekat kearahku dan mencium sekilas pipiku.
"Aku belum mandi, stupid."
***
Sekarang aku sedang duduk di pinggir kasur. Setelah memakai jumpsuit abu-abu yang dia berikan minggu lalu dan memakai make-up natural, aku kembali teringat sesuatu.
Aku kembali mengambil sesuatu di dalam laci nakasku. Sebuah buku yang berukuran sedang sudah berada di tanganku. Jangan ditanya lagi. Kupikir aku sudah membacanya hampir setiap malam sebelum tidur. Aku tidak akan pernah lupa bangaimana alur di dalam cerita itu.
Sambil tersenyum penuh arti, aku memeluk buku tersebut.
"Aku sudah bahagia sekarang. Bagaimana kabarmu?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Macaron
Teen FictionHidup seorang Athaya yang tadinya nyaman, aman, dan tenang tiba-tiba saja berubah 180 derajat dan dia benci mengakuinya kalau hidupnya yang sekarang tidak lebih dari seperti nenek-nenek tua yang tinggal di panti jompo. Tersiksa. Penyebabnya tidak la...