SIXTEEN

489 29 0
                                    

Chapter 16

-Athaya, r u OKAY?-

SPECIAL AIDEN'S POV!

AKU baru saja sampai di apartment pada pukul sebelas malam. Dan ketika aku sampai, aku tidak menemukan Athaya di kamarnya. Bahkan ketika aku sebut-sebut namanya pun ia tidak ada.

Merasa khawatir, aku menghubungi nomornya dan dalam hitungan detik langsung ia jawab.

"Athaya, kau dimana? Aku sudah sampai di apartment."

"Aiden, aku ada di jalan yang tidak aku ketahui namanya dan aku-" sial! Ponselnya direbut seseorang.

Dari suaranya, aku bisa menebak bahwa ia sedang merasa terancam dan sangat ketakutan.

"Hey, babe."

Sialan! Aku tahu siapa yang mencelakai Athaya. Dia pasti bajingan brengsek yang sangat-sangat ingin aku bunuh sekarang juga.

Dengan cepat aku menyambar kunci mobilku dan berlari keluar dari apartment.

**

Aku bertanya pada security yang selalu ada di depan gedung apartment, Athaya sempat bertanya letak supermarket terdekat. Itu berarti, ia ada di sekitar sini.

Aku mengendarai mobilku dengan kecepatan penuh dan dari jauh aku bisa melihat Athaya yang sedang dipaksa untuk ikut dengan lelaki gila yang sudah aku duga itu adalah Alex.

Aku turun dari mobil dan menghampiri Athaya dengan tergesa-gesa. Langsung saja aku mendaratkan satu pukulan di rahang lelaki itu yang membuat ia jatuh tersungkur.

"Fuck you, Alex!"

Aku juga melayangkan satu pukulan pada temannya yang masih mencengkram tangan Athaya. Dan ketika mereka berdua tersungkur, aku menarik tangan Athaya untuk berjalan menuju mobil.

"Aiden, aku benar-benar takut."

Aku membukakan pintu mobil dan menyuruh Athaya untuk masuk. Dari dalam mobil, Athaya menangis dan menggigit bibir bawahnya. Oh aku sudah lalai menjaga Athaya.

Entahlah, tubuhku memaksa untuk mendekap Athaya erat-erat. Ia membenamkan wajahnya di pundakku sambil menangis.

"Maafkan aku, Athaya."

**

Setelah sampai di apartment, aku mendengar gigi Athaya yang bergemeletuk dan badannya yang bergetar. Aku khawatir kalau ia hipotermia karena suhu diluar benar-benar dingin.

"Athaya, are you okay?"

Athaya menggenggam tanganku sangat erat. "Aiden, dingin."

Aku bingung karena waktu sudah hampir tengah malam dan diluar sedang terjadi badai salju. "Kita ke rumah sakit, okey?"

Athaya menggeleng. "No, aku tidak ingin ke rumah sakit."

Aku berpikir keras. "Kau tunggu disini. Aku akan membuat air hangat dulu."

Sebelum aku pergi, aku memakaikan selimut tebal kepada Athaya. Dan berjalan terburu-buru menuju dapur. Oh bahkan di hari pertamanya saja ia sudah seperti ini. Bagaimana satu minggu kedepan?

Black MacaronTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang