HAPPY 1st ANNIVERSARY
Tulisan itu terpampang jelas ketika aku memasuki kamarku. Senyumku merekah sempurna. Balon-balon gas menggantung diatas, bunga-bunga bertebaran dikasurku. Oh my God, dia memang sangat ahli dalam hal membuatku terkejut.
"Surprise?"
Aku berbalik kebelakang dan mendapati dia sedang tersenyum sambil memandangiku. Jika hal yang aku dapatkan saat ini menurut kalian sangat lebay sampai-sampai ingin muntah, perlu kuperjelas kalau kalian adalah orang munafik yang pernah ada.
Well, mungkin dalam beberapa hal yang aku lakukan saat ini memang sangat berlebihan. Tapi geez, lupakan hal itu. Dan satu hal yang ada di benakku sekarang ini; memeluk Ansel dengan sangat kencang satu hari penuh.
"Yeah. Kau berhasil, dude."
Ansel tertawa kencang. Kemudian dia mengacak rambutku (bukan seperti di film, namun dia mengacaknya sampai rambutku kusut).
"Aku belum keramas," kataku seraya tersenyum tanpa dosa.
"Rambutmu tetap wangi, Tay."
Aku pura-pura kesal dan menendang kakinya. "Namaku Athaya! Pakai H. Jangan panggil aku itu lagi atau kita putus!"
Ansel cemberut. "Sayangnya kau sudah mengatakan itu berkali-kali dan aku masih tetap memanggilmu itu."
Aku memutar mata malas dan mencomot donat yang berada diatas kasurku. "Terlalu banyak gula."
Ansel tidak menjawab. Dia malah mengambil posisi disampingku. Menggenggam tanganku yang satunya. "Kau lupa ada janji denganku, huh? Dasar!"
Aku menghentikan aktivitas makanku dan menepuk dahiku. "Donat ini membuatku lupa segala hal."
***
Sebenarnya penampilanku sekarang ini sudah lebih cukup untuk dikatakan sebagai kencan perayaan anniv. Namun, layaknya remaja umur 14 tahun, aku kembali bercermin dan memeriksa sesuatu yang kurang.
"Kurasa semua sudah beres. Um, tinggal sepatu!"
Aku kembali mengingat dimana aku menyimpan sepatu yang minggu lalu Mama kirim dari Los Angeles. Oh aku ingat! Pasti ada dibawah kasurku.
Aku berjongkok untuk mencari-cari kardus hitam bermerk Forever 21. Sekedar info, dibawah kasurku ini ada banyak sekali kardus-kardus tidak terpakai. Bahkan aku tidak ingat apakah aku sudah membuang kardus pizza bulan lalu. Ya ampun, jangan sampai Ansel tahu. Bisa-bisa aku diledeknya habis-habisan.
Aku melihat kardus hitam yang aku cari. Namun, pandanganku terkunci pada kardus putih kecil yang berada di atasnya. Sedikit mengingat-ngingat kalau aku tidak pernah membeli sebuah barang dengan kardus putih. Ya mungkin pernah dan itu langsung aku simpan diatas lemari.
Aku mengambilnya dengan perlahan. Sebuah kotak putih berukuran sedang yang diatasnya ada sebuah pita hitam. Kurasa Rafa tidak pernah memberiku hadiah dengan pita hitam. Karena dia pernah berkata, "kau tahu? aku lebih suka pita hijau. Ya mungkin karena aku vegetarian?" dan setelah ia berkata seperti itu, ia memberiku hadiah dengan pita hijau seperti yang ia katakan.
Tidak tahan dengan rasa penasaranku, akupun membuka kotak putih tersebut.
Mataku melebar ketika membaca sebuah kata-kata yang tertulis pada kertas kecil. Oh aku ingat! aku menemukan ini di depan apartmentku tapi... ini dari siapa?
... Aiden.
blush!
"Aku lupa kalau kau pernah memberiku kenang-kenangan, Mac."
Aku mengambil napas panjang.
Didalamnya terdapat sebuah buku kecil. Berwarna hitam. Aku mengerutkan dahi.
I wish one day you will read my story and realize they are all about you.
Satu butir air mata lolos jatuh mengenai pipiku. Laki-laki brengsek itu, ugh! bisa-bisanya dia membuatku terjebak kedalam masa lalu yang sudah jelas-jelas harus aku lupakan.
Dan tentu saja aku tidak bisa menolaknya. Yang aku ingat, setiap malam hampir berganti pagi, ditemani dengan secangkir coklat panas, aku masih berani mengulang kisah kita. Aku masih ingin berlama-lama terjebak dalam masa lalu.
Dan pada suatu malam dengan semilir angin yang menemaniku aku bertanya dalam hati. "Bagaimana kabarmu?"
Hanya satu jawaban yang aku temukan dalam buku itu. Buku hitam pemberian Aiden Macphee yang berjudul: Black Macaron
Aku hampir saja tersedak ketika aku tahu satu hal.
Macaron ( MacSharon).
Aku tersenyum geli. "Terima kasih sudah datang dihidupku, Mac."
# # #
a/n: gada yg mau ngomong sesuatu gt sm aku?:p anyway, bagi kalian yg bingung sama epilog silahkan cek lagi prolog ya. soalnya waktu itu aku edit lagi.
aku cuma mau bilang terima kasih banyak yang udah baca sampai sini. Thank you so much dan makasi juga buat kalian yang uda ngevote dan komen. oh iya yg uda tambahin cerita BM ke reading list juga makasi yaw♡ yang belum nambahin ke reading list ayo tambahin sekarang hehe.
kalo emang kalian suka, kasitau temen-temen kalian dong. rekomendasiin cerita ini. insha allah nanti kalau udah UN akan aku revisi (doakan aku supaya aku lulus dan bisa masuk sma yg aku inginkan ok)
Big Thank You. Baca ceritaku yg lain juga kuy. cek work ya;)
KAMU SEDANG MEMBACA
Black Macaron
Novela JuvenilHidup seorang Athaya yang tadinya nyaman, aman, dan tenang tiba-tiba saja berubah 180 derajat dan dia benci mengakuinya kalau hidupnya yang sekarang tidak lebih dari seperti nenek-nenek tua yang tinggal di panti jompo. Tersiksa. Penyebabnya tidak la...