(Dafa Pov)
"Daf maaf bukannya gue mau nolak kebaikan lu tapi, gue pulang sendiri aja deh sama Amel. Kasian motor gue suruh nginep di sekolah mulu" Jawab Deva saat ku ajak pulang bareng.
"Oh gitu ya, tapii yang bawa motornya Amel aja ya" ucapku. "Iya, yaudah ya Daf duluan hati-hati ya. Yu Mel" ucapnya yang ku jawab anggukkan.
Setelah melihat Deva dan Amel sudah di motor, aku langsung masuk kedalam mobilku. Ku perhatikan mereka dari dalam mobil. Saat mereka mulai menjalankan motor, aku pun juga mulai menjalankan mobilku. Ku ikuti mereka dari belakang, aku khawatir takut terjadi apa-apa kepada mereka berdua.
Tak butuh waktu lama, sekarang aku sudah ada di daerah komplek rumah Deva. Ku perhatikan mereka dari jarak yang lumayan jauh, saat ku lihat mereka sudah memasuki halaman rumah Deva. Langsung saja ku mulai melajukan mobilku kembali.
Selama di perjalan ke rumah, aku terus saja kepikiran dengan siapa yang menjahili Deva. Setauku Deva ga punya musuh deh di sekolah kok bisa di jailin kek gitu ya, wah ada yang rebes nih.
Tak terasa sekarang ku sudah sampai di depan rumahku, ku bunyikan klakson agar satpam membukakan pagar. "Eh mas Dafa udah pulang sekolah" Ucap mang Diman saat membukakan pagar. "hehe iya nih pak" ucapku sambil memasuki mobil kedalam pekarangan rumah.
"Pak masuk ke dalem dulu ya" lanjutku saat sudah turun dari mobil. "monggo mas" jawabnya.
"Assalamualaikum Dafa pulang" Ucapku saat sudah masuk kedalam rumah, tapi bentar deh kok rumah sepi amat ya, Mama kemana deh. Ku langkahkan kaki ku menuju dapur, siapa tau Mama ada disitu. Eh pas nyampe dapur ternyata ga ada juga, adanya Mbok Min. "Mbok Mama kemana ya?" Tanyaku sambil mengambil gelas di dalam lemari.
"oh itu, Ibu nyusul Bapak ke Riau kan Mas" Jawabnya sambil membuka kulkas. "oh iya hari ini Mas mau makan apa?" lanjutnya. "hah? ke Riau? kok ga bilang sama aku?" tanyaku kaget.
"tadi sih kata Ibu, Mas udah di telpon tadi ga di angkat-angkat" jawabnya. "serius? sebentar aku cek dulu" ucapku sambil menaruh gelas yang belum sempat ku pakai buat minum dan langsung mengambil iphoneku di dalam kantong celana. Benar saja, 7 panggilan tak terjawab Mama. 3 pesan masuk Mama. langsung saja ku buka pesan dari Mama.
Message:
Mama: Daf angkat telfon Mama dong
Mama : Daf kamu kemana?
Mama : Daf Mama nyusul Papa ke Riau, hati-hati di rumah ya."Lah iya Mbok ini Mamah nelfonin tapi ga ke jawab sama aku" ucapku sambil mengambil gelas yang tadi ku taruh di meja kemudian ku isi dengan air dingin. ahh segaar.
"yeh si Mas gimana" Jawabnya dengan logat jawa yang kental. "oh iya masnya mau makan apa?" tanya Mbok dengan sedikit geram karna yang sebelumnya takku jawab.
"Ayam goreng sama capcay enak nih Mbok" ucapku sambil memainkan hape. "siap mas" jawabnya sambil hormat kepada ku, ku hanya bisa terkekeh melihat kelakuan di Mbok yang kocak.
"Yaudah ya Mbok Dafa keatas dulu" ucapku sambil melangkahkahkan kakiku meninggalkan dapur. Ku lihat si Mbok hanya mengangguk sambil terus berkutat dengan masakannya.
Ku langkahkan kakiku menaikin satu persatu anak tangga, dengan pikiran yang berisi tentang siapa yang menjahili Deva. Sesampainya di lantai dua ku bergegas menuju kamarku.
Sesampainya di kamar ku langsung menaru asal tasku dan langsung menghempaskan tubuhku ke ranjang dengan sprei biru navy tanpa melepas sepatuku terlebih dahulu. oh iya sprei kasurku dan Deva sama ya? iyalah kan kita punya warna favorite yang sama. Ngomong-ngomong tentang Deva, dia lagi apa ya sekarang. Ah ngeline dia ah. Langsung ku ambil iphoneku yang ada di dalam kantong celana, lalu membuka applikasi line.
YOU ARE READING
Someone In My Past
Teen FictionSeseorang yang pernah menjadi salah satu orang terpenting di masa lalu dan kemudian hilang begitu saja tanpa kabar. Dan seseorang itu kemudian hadir lagi dan membuat pengaruh besar pada kesaharianku. Terimakasih telah kembali. Mohon jangan pergi lag...