One.

105 12 0
                                    

(Author Pov)

Keesokan paginya Deva bangun lebih awal dari jam wekernya. Baru saja bangun dari tidurnya ia telah diberisikan oleh suara yang berasal dari iphonenya.

"Ah ilah siapa sih yang ngeline pagi-pagi ga ada kerjaan banget" ujar Deva sewot.

Ia mencari-cari iphonenya yang suaranya tak kunjung berhenti namun barangnya tak kunjung ketemu.

"Ilah dimana sih tuh hape, ada suaranya doang ga ada wujudnya" ujarnya lagi.

Dengan setengah hati akhirnya ia bangkit dari kasur dan mulai mencari di meja belajarnya.

"Nah ini dia akhirnya ketemu juga, nyusahin lu dasar" ujarnya sambil memukul pelan iphonenya.

Saat ia mengaktifkan iphonenya, terdapat 20 notifikasi yang berasal dari Amel dan Dafa. Merasa tidak ada yang penting dari iphonenya, ia berniat untuk menarunya kembali di atas meja.
Mungkin ia sudah merasa nyawanya telah kumpul semua, ia kembali teringat dengan notifikasi iphonenya tadi.

"Tunggu sebentar dari siapa tadi? Dafa?" ujarnya sambil berpikir keras.

Tanpa pikir panjang ia kembali mengambil iphonenya. Dan betapa kagetnya ia saat membaca isi pesan dari Dafa.

Line.
Dafarkn : Deva addback ya makasih :)
Dafarkn : Deva nanti berangkat sama siapa?
Dafarkn : Deva belum bangun ya?
Dafarkn : Deva bales dong
Dafarkn : Deva nanti jangan lupa sarapan ya...
Dafarkn : Deva bangunn nanti kesiangan!!
Dafarkn : P
Dafarkn : P

"Dih apaan sih nih orang? Kenal aja engga baru juga ketemu kemaren udah sok kenal aja. Bodo amat dah gua R aja gapenting" dengus Deva kesal sambil melempar iphonenya ke kasur.

"Mendingan sekarang gue mandi" gumam Deva sambil beranjak ke kamar mandi.

Setelah mandi, berpakaian dan sholat, Deva melihat pantulan dirinya dikaca. Rambut coklat tua sedada, hidung mancung, alis tebal, bibir merah muda alami, dan muka putih bersih.

"Gila lu makin cantik ada sih Dave, tapi heran jomblo mulu kapan punya pacarnya lu?" Tanyanya kepada pantulan diriya dicermin.

Tak lama kemudia ia turun kebawah, ternyata di ruang makan udah pada kumpul. Ada Ayah, Bunda sama Naira adik Deva.

"Asslamualaikum, Good morning every body" ujar Deva gembira sambil mendudukan tubuhnya kekursi.

"Morning kakk" jawab semua yang ada diruang makan.

"Nah gini dong ga terlambat kayak kemarin" Aline.

"Ah Bunda mah buka kartu aku kan jadi malu" jawab Deva sambil cemberut.

"Aduh bibirnya jadi maju tuh 5cm" ledek Ayah yang diikuti gelak tawa dari Byan, Aline dan Naira.

"Eh bocah ga usah sok ikut ikutan ketawa ya, orang mah prihatin kakanya di bully" ujar Deva kesal.

" hehehe piss kak" balas Naira sambil mengacungkan tangannya yang berbentuk peace.

"Yaudah ya Bun, Yah kaka pergi dulu ya.. Assalamualaikum" ujar Deva sambil mencium tangan kedua orangtuanya.

"Ga sarapan dulu ka?" Tanya Ayah heran.

"Lah sejak kapan aku sarapan Yah? Yang ada aku muntah iya, yaudah yaa aku berangkat Assalamulaikum" jawab Dave sambil melanjutkan perjalannya yang tertunda.

****

Adheeva Afsheen Ulani, perempuan bermata coklat itu memang sudah menyita hati dan pikirannya sejak dulu. Dan sekarang Dafa bingung perempuan yang paling ia cinta sesudah Mamanya tiba-tiba berubah dan menganggapnya sebagai orang asing. 

Someone In My PastWhere stories live. Discover now