Dieciséis

56 7 0
                                    

"permisi, Deva?" Aghata-mantan Deva saat SMP- memutar kenop pintu kamar rawat Deva. Ia di beritahukan oleh Aline kalau saat ini Deva di rawat saat ia berkunjung ke rumah Deva.

Betapa kagetnya Aghata saat melihat Deva tergeletak tak sadarkan diri di lantai kamar perawatannya. "Astagfirullah Deva" Aghata berlari ke arah tubuh Deva. 

Ia menepuk-nepuk pipi Deva pelan, ekor matanya melihat ada darah di kening kiri Deva. Agatha-atau lebih akrab di panggil Aga- lansung membopong tubuh Deva dan tak lupa membawa botol infusnya ke kasur. 

Setelah membaringkan tubuh Deva dan mengantung botol infus, Aga langsung berlari ke luar kamar untuk mencari dokter. Agar segera memeriksa keadaan Deva.

Sedangkan itu disisi lain, Dafa yang sudah kembali dari membeli pesanan Deva. Tengah berjalan dengan senyum merekah yang menghiasi wajahnya dan tangan yang membawa satu kantung plastik berisi soto ayam. 

"Pasti Deva suka!" Batin Dafa.

Tinggal beberapa langkah lagi ia sampai di kamar Deva, tiba-tiba perasaanya jadi tak karuan. 

"kok perasaan gue ga enak ya? Deva baik-baik aja kan?" batin Dafa. 

Dafa mempercepat jalannya, disini di depan pintu kamar Deva yang tertutup. Dafa membukanya dengan tergesa-gesa. Betapa kagetnya ia melihat Deva yang tak sadarkan diri dengan luka di keningnya. 

"Dev, Deva bangun kamu kenapa Dev?"Dafa menepuk-nepuk pipi Deva. 

Namun usahanya nihil, Deva tak kunjung sadar. Lalu dafa mendengar langkah kaki yang tergesa-gesa mengarah ke kamar perawatan Deva. Disana, seorang dokter dan perawatnya masuk yang diikuti dengan laki-laki seumuran Dafa. 

"itu cowok siapa ya? kok bisa di sini?" batin Dafa.

"Dok tolong dok temen yang pingsan" ucap Aga saat mereka sudah di dalam kamar Deva.

"baik tunggu saya periksa dulu pasiennya" 

Dafa mundur, menjauhi brangkar memberi ruang kepada dokter untuk memeriksa Deva. Aga memperhatikan laki-laki yang wajahnya tak kalah khawatir saat meliat Deva. 

"dia siapa ya? jangan-jangan cowok baru Deva" Batin Aga.

Aga langsung membuang mukanya saat ia tertangkap basah tengah memperhatikan Dafa. Dafa pun melakukan apa yang di lakukan Aga kepadanya. Lalu Dafa mengulurkan tangannya untuk berkenalan.

"hmm gue Dafa, temen Deva"

"oh gue Aga, Agatha. temen smp Deva"

"ohhh, ini tadi Deva kenapa ya?"

"waduh gue juga kurang tau, tadi pas gue kesini dia ngegeletak di lantai depan kamar mandi" Aga menunjuk tempat jatuhnya Deva dengan dagunya.

"lu tadi dari mana kok bisa-bisanya ninggalin dia kayak gitu?" tanya Aga denga alis terangkat satu.

"gue tadi beliin dia makan" Jawab Dafa datar.

Tiba-tiba dokter memotong percakapan mereka. "sepertinya tadi pasien terpeleset karena kakinya yang basah. dan kondisinya mas-mas tenang aja, dia ga apa-apa paling sebentar lagi sadar"

"makasih ya dok" Ucap Dafa dan Aga berbarengan.

Dokter tersenyum ke keduanya "kalau gitu, saya permisi ya. ayo sus. mari" 

Dokter meninggalkan kamar perawatan Deva yang diikuti suster di belakangnya.

"Mari dok" ucap Aga dan Dafa serempak.

****

Sore itu, Deva tengan bermain di taman bersama seorang laki-laki yang seumuran dengannya.

Someone In My PastWhere stories live. Discover now