(Deva Pov)
Ku terbangun dari tidurku sudah terasa lama ini. ah tubuhku sakit semua. Jam berapa ya sekarang? Ku menyapukkan penglihatanku ke sekeliling kamar, bukannya mendapatkan jawaban atas pertanyaan dibenakku.
Aku malah mendapatkan Dafa yang tengah tertidur dengan posisi duduk di samping kasurku dengan tangan yang menggenggam erat tanganku. Dan seketika hatiku terasa hangat karna perlakuan sederhananya.
Ku lihat wajah Dafa yang damai, Ku perhatikan setiap inci mukanya. Aku tak asing dengan wajah ini namun, aku tak tahu aku pernah melihat wajah ini sebelumnya dimana.
Lama ku menatap wajah Dafa, ku tak sadar bahwa sang empunya wajah sudah terbangun dari tidurnya. sial aku tertangkap basah sedang menatap wajahnya.
"Menikmati pemandangan hmm?" tanyanya dengan senyum miringnya. sial pasti mukaku sudah memerah seperti tomat sekarang.
"hahaha makin cantik deh kalo blushing gitu." lanjutnya sambil mencubit pipiku. tuhkan apa ku bilang. aku tertangkap basah lagi kan.
"Ah terus aja Daf gombalin, lagi sakit aja masih di gombalin juga" dengusku kesal. "Hahaha iya iya maaf dehh" ucapnya sambil mengacak-ngacak rambutku.
Klek.
Terdengar suara pintu kamarku terbuka yang menampilkan seorang dokter dan suster dengan pakaian khas mereka yang berwarna putih.
"Selamat pagi nona Deva, syukurlah sudah sadar. Saya periks dulu ya" ucapnya sambil memasangkan stetoskop ke telinganya dan ku juwaban dengan anggukan.
"Keadaanya semakin membaik ya, paling 1-2 hari lagi udah boleh pulang. Oh iya mengenai lukanya jangan sampai terkena air ya, sus ganti perbannya dulu" ucap dokter.
Suster langsung mengganti perbanku ketika mendapatkan perintah dari dokter. Ah aku merinding melihat lukaku yang cukup panjang itu.
"Kami permisi ya" ucap dokter sambil meninggalkan kamarku dan di susul oleh suster.
"Daf, Keano gimana jadinya?" Ku lihat Dafa mendadak membeku ditempatnya, dan tak lama kemudian ia rileks kembali. Ia menatapku dengan sorot mata kemarahan.
"Dia udah dapet hukuman yang setimpal dengan apa yang udah dia lakuin terhadap kamu" jawabnya dengan rahang mengeras dan tangan mengepal di atas kasurku.
Dengan perlahan namun pasti, ku dekatkan tanganku untuk menyentuk punggung tangannya. Ku usap dengan lembut. "Daf udah dong.. aku jugakan sekarang udah gapapa. Maafin Keano ya?"
"Ga Def, apa yang udah dia lakuin kekamu udah keterlaluan. Dia bisa buat nyawa kamu melayang dengan perbuatannya. Dev dia itu physco" ucapnya sambil menggeleng-gelengkan kepalanya dan menatap ke arah lantai kamar rumah sakit.
Baru saja aku ingin menjawab, penuturan Dafa. Tiba-tiba ku mendengar suara pintu kamarku terbuka lagi. Ada siapa ya?
"Maaf mengganggu saya mau mengantarkan sarapan dan obat untuk nona Deva" ucap suster sambil membawa nampan berisikan bubur beserta lauknya dan beberapa plastik yang berisi obat lalu menarunya di atas nakas.
"Terimakasih sus" ucap Dafa saat suster itu melangkah meninggalkan kamarku.
"Nah sekarang kita sarapan" ucapnya sambil mengambil nampan stanlis dari atas nakas.
Ku menatap wajahnya dengan wajah memohon. " Daf ga mau, ga enak Daf anyep" ucapku dengan nada sesedih mungkin.
"Ga ada bantahan ya Adheeva kalo kamu ga makan ini gimana mau cepet sembuh?" Tanyanya dengan muka serius dan kepala yang dimiringkan.

YOU ARE READING
Someone In My Past
Novela JuvenilSeseorang yang pernah menjadi salah satu orang terpenting di masa lalu dan kemudian hilang begitu saja tanpa kabar. Dan seseorang itu kemudian hadir lagi dan membuat pengaruh besar pada kesaharianku. Terimakasih telah kembali. Mohon jangan pergi lag...