"Gimana? udah?" tanya Dhavi pada Ady dan Reza.
Mereka semua sekarang sedang bersiap-siap untuk merayakan ulang tahun Feros, salah satu sahabat dekatnya di sebuah cafe, dengan dresscode Merah Maroon. Dan sesuai dengan ekpektasi Dhavi, mau tidak mau, Dilla menggunakan Dress dan Tas darinya.
Melihat Dilla yang baru saja datang dari pintu luar, Dhavi tersenyum menang. Walaupun Dhavi tidak diizinkan untuk menjemput Dilla, tapi setidaknya ia akan mengantarkan Dilla pulang nanti.
"Dipakai juga, kan?" goda Dhavi pada Dilla yang melewatinya tanpa menegurnya.
"Dibeliin, dikasih, ngga baik kalau ngga dipakai." ucapnya ketus.
Dilla sepertinya memang sedikit sensitif jika bersama Dhavi, entah apa yang membuatnya selalu Gengsi dan bersikap ketus pada Dhavi, Dilla sendiripun tidak tau.
"Masih aja gengsi sih, Dil," dengus Dhavi mendatangi Dilla yang duduk dikursi ditengah cafe "Kita Couple sehari hari ini!" ucapnya bersemangat.
"Nggakk!" bantah Dilla "Kita couple banyak!"
"No! Mana ada yang namanya couple banyak!" seru Dhavi tak mau kalah
"Ada!"
"Siapa bilang?" tanya Dhavi sambil mengambil handphonenya.
"Gue!" ucap Dilla lalu meninggalkan Dhavi yang tercengang
"Lah, lo mau kemana?" teriak Dhavi
"Kemana aja asal jauh dari lo!"
Heran, gue kurang ganteng dan baik apa coba? kenapa itu anak selalu aja bersikap gitu ke gue, hffttt.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~'
"Happy birthday, Sayang!" ucap Clara memeluk Feros, mantan Dhavi, dan sekarang menjadi kekasih Feros.
Dilla bergidik geli "Naudzubillah, biarpun entar pacar gue ulang tahun, gabakal gue bilang 'happy birthday, sayang' astaghfirullah.." gumam Dilla yang masih bisa didengar oleh Dhavi.
Dhavi langsung menyeletuk "Terus, lo ucapinnya gimana?"
"Ya bilang 'Selamat ulang tahun, semoga lo cepet mati.'"
Dhavi langsung menatap Dilla ngeri "Ya ngga gitu juga, Dil. Kalau gue yang jadi pacar lo gimana? lo mau nyumpahin gue mati juga?"
Dilla mengangguk "Tapi, jangan mimpi lo jadi pacar gue!"
Dhavi hanya diam dan keduanya kembali melihat ke arah Feros, sahabat keduanya itu telah berbahagia sekarang, ada orang tua, adik&kakaknya, juga Clara, kekasihnya.
"Mupeng banget lo." ucap Dilla pada Dhavi
Dhavi langsung pergi kebelakang tanpa membalas perkataan Dilla.
"Loh, Dhav?"
Dilla langsung mengejar Dhavi, tetapi rupanya ia kehilangan jejak Dhavi "Dia kenapa sih?" Dilla langsung kembali kedepan dan menemui Ady, sahabat terdekat Dhavi.
"Kenapa Dil? tumben lo nyari Dhavi?" tanya Ady
"Please, bantu gue, Dhavi kayaknya marah sama gue."
"Lah? emang kenapa?" ucap Ady terkejut, pasalnya memang Dhavi adalah sosok yang sangat jarang tersinggung ataupun marah kepada orang.
"Udah, buru bantuin gue dulu."
Ady mengangguk dan segera pergi keluar cafe untuk mencari Dhavi, Dilla juga mengikuti Ady dari belakang. Keduanya berkeliling dan akhirnya menemukan Dhavi...
Berdiri Ditengah jalan.
Dilla langsung lari menghampiri Dhavi "Jangan bunuh diri!" ucapnya ngos-ngosan
Dhavi menatap Dilla kaget "Lo gila ya?"
"Elo yang gila! lo ngapain berdiri ditengah jalan?!"
Dhavi terkekeh "Segitunya khawatir sama gue, tenang, gue gak bunuh diri kok."
"Terus lo ngapain? kenapa tadi lo pergi tiba-tiba? gila lo emang, gue kira lo tersinggung sama ucapan gue tadi." ucap Dilla membeo
"Gue kebelet tadi, jadi gue kewc, terus gue inget kado buat si Feros ketinggal di mobil, gue mau ambil, pas mau nyebrang gue keinget kalau lo tadi manggil gue."
Dilla langsung memukul lengan Dhavi "Ya jangan berenti ditengah jalan juge, Pe'a! sinting lo emang!"
Dhavi mengacak rambut Dilla "Udah, gue nggapapa, dan gue ngga tersinggung sama sekali sama ucapan lo, santai."
"Duy! jangan pacaran dipinggir jalan!" tegur Ady, ia rupanya melihat perdebatan kedua insan itu.
"Wah, lo nguping ya?" tuduh Dhavi
"Ngga guna ngupingin kalian berdua! Kerjaannya kelai mulu!" ucap Ady lalu ia berjalan meninggalkan mereka berdua, tetapi ia berhenti dan menoleh kebelakang lagi "Buruan balik! jangan sampai Syaiton membisiki kuping kalian berdua!"
Dilla melempar Ady menggunakan batu kecil yang ia ambil dari aspal "Sembarangan lo kalau ngomong!"
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
"Makasih ya kalian semua udah bikin surprise buat gue." ucap Feros tulus
"Ini idenya cewe-cewe nih, lo jangan geer kita mau ribet buat lo." ucap Dhavi polos
"Yaelah Dhav, intinya lo masuk di dalam teamnya kan?"
Dhavi menggeleng "Terpaksa, hahaha."
"Jahat lo emang!"
"Udah ih, makan dulu yuk." ucap Clara membenahi kekasih dan mantan kekasihnya itu.
Dilla dan Dhavi duduk di 1 meja yang sama "hufftt L4." ucap Dilla mendengus
Dhavi mengerutkan dahinya "Apaan? maksudnya?"
"Lo lagi, lo lagi!"
Dhavi hanya terkekeh "Lo tuh ya, kita ini kayaknya jodoh deh."
"Kenapa lo bisa ngomong gitu?" tanya Dilla
"Aelah ini berdua kalau ketemu kaga pernah akur ye emang!" seru Reza yang baru datang bergabung di 1 meja yang sama
"Dia tuh yang mulai!" tunjuk Dilla ke Dhavi
"Enak aja! lo yang mulai!" balas Dhavi tak terima
"DIEMMMMMMMMMMMMMMM!"
Reza, Dhavi, Dilla, Ady dan yang ada disekitar situ terdiam akibat pekikan Wina.
"Apaan sih Win, teriak-teriak gitu!" sungut Dilla
"Iyanih, ayang Wina kenapasih?" timpal Reza
"Toa banget lu, Win!" kini Dhavi yang membuka mulut.
Ady hanya geleng-geleng, ia sepertinya yang paling waras diantara semuanya, dan yang paling dewasa sifatnya.
"Hehehe, abisnya gue bosen liat lu berdua kelai mulu, jodoh lu baru tau!"
"ENGGAK!" seru Dilla
"AMINN!" seru Dhavi. Keduanya sama-sama menjawab, hanya saja jawaban mereka berbanding terbalik.
Dan teman-temannya hanya tertawa mendengar dan melihat kelakuan Dhavi dan Dilla yang tak ada habisnya.
~~~'''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''''~~~
To be Continue! haiii, semoga suka yaaa, cepet kan updatenya? wkwk ga cepet banget sih, tapi ya seenggaknya lebih cepet dr biasanya wkwk.
Sampai ketemu di part selanjutnyaa!💐💐💓
KAMU SEDANG MEMBACA
The Favorite Prince
Teen FictionDhavi Drew Zega, kapten Team basket, pintar, dan berparas tampan, mempunyai teka-teki tentang sahabat di masalalunya, dan tentang perasaannya. Di pertemukan di koridor sekolah, dengan ketidak sengajaan di pertemukan lagi di kelas, dan duduk sebangku...