12{Sepercik kenangan masalalu}

12.9K 795 8
                                    


"Mau ikut ke kantin nggak?"

Dilla menoleh lalu ia menggeleng "Enggak, lagi males keluar."

"Mau nitip?"

Dilla menggeleng "Ngga."

"Nanti lo kelaperan lagi, terus nanti lo sakit, gue sama anak-anak yang lain juga kan yang repot."

Dilla menatap Dhavi bingung, Dhavi memang perhatian sama Dilla, ia juga menjaga Dilla dengan Posesif, tapi tak biasanya Dhavi berbicara seperti ini dengan serius, biasanya disetiap perkataannya akan ada saja lelucon maupun gombalan tak jelas.

"Yaudah si, gausah di peduliin, lagian gue juga yang sakit ini."

Dhavi mendengus "Kepala batu," ucapnya lalu pergi meninggalkan Dilla yang menatapnya bingung dikelas.

Dilla tak mengacuhkan sikap Dhavi, ia langsung memainkan ponselnya, membuka galeri dan melihat-lihat foto yang ada dihpnya.

Ia tersenyum ketika melihat foto dirinya dan kedua sahabatnya, Dina dan Wina, yang sedang berada di salah satu cafe di Jakarta.

Ia menggeser layar handphonenya dan mendapati foto dirinya juga Dhavi.

"Gue kek depresi banget yak," gumamnya lalu menggeser lagi layar handphonenya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gue kek depresi banget yak," gumamnya lalu menggeser lagi layar handphonenya.

Disitu terdapat foto 2 anak kecil, cewe&cowo sedang tersenyum.

Dilla menghembuskan nafasnya "Gue

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dilla menghembuskan nafasnya "Gue..." Ucapannya menggantung sambil terus menatap foto itu "Kangen, Pi."

❤️❤️❤️❤️❤️❤️

"Astaga!"

Dilla, Wina, Feros menatap Dhavi bingung.

"Kenapa?" Tanya Feros

"Dompet gue ketinggalan di rumah!" Jawabnya sambil menepuk dahinya.

Mereka semua berada di rumah Feros dan Ini sudah jam 14:56, rencananya Dhavi, Dilla, Wina dan Feros akan ke Mall untuk menonton film yang akan tayang di jam malam, Dina, Reza dan Adi sedang ada urusan sehingga mereka tidak ikut jalan hari ini, dan tiba-tiba saja sekarang Dhavi baru ingat ia meninggalkan dompetnya di kamarnya.

The Favorite Prince Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang