'Setiap orang yang dihadirkan dihidupmu, pasti akan pergi, cepat atau lambat, dengan perlahan semuanya akan pergi.'
❤️❤️❤️❤️
"Apa?! Dina pindah?" Seru Dilla kaget.
Baru saja ia memasuki kelasnya, dan sudah mendapat teriakan dari teman-temannya bahwa Dina resmi meninggalkan sekolah ini.
"Iya, gue tadi malem di line sama dia," jawab Wina lesu "Dia mau kita malem ini ngumpul dirumahnya buat terakhir kalinya," lanjutnya lagi.
Feros, Reza dan Ady langsung merengut "Ayang gue," ucap Ady lesu.
Dilla dan Wina hanya diam, terutama Dilla yang melihat chat Dina dan Wina.
Sedangkan Dhavi, tadi kata Feros ia sudah datang, dan ya memang benar tasnya pun sudah berada di tempat duduknya, tapi entah kemana, ketika ia menaruh tasnya ia langsung keluar kelas.
"Kalian kenapa?"
Dilla menoleh keasal suara, ini dia orangnya muncul.
"Dina pindah, malem ngumpul dirumahnya," ucap Dilla
"Pindah?"
Wina mengangguk, sedangkan yang lain hanya diam. Kehilangan Dina berarti satu diantara mereka sudah berkurang, bagi Feros, Reza dan Ady pun juga begitu, mereka kehilangan satu orang bahan bullyan yang seru.
"Sorry gue gak bisa nanti malem," ucap Dhavi lalu duduk di kursinya.
"Maksud lo apa?" Tanya Dilla tajam.
Dhavi menggedikan bahunya "Gue ada janji," jawabnya santai.
"Cyntia?" Tanya Dilla lagi.
Dhavi mengangguk "You know me as always, beybeh." Jawabnya terkekeh
"Gue lagi gak mood bercanda dan ngebales bacotan dari mulut lo ya, Dhav! Ini tuh party ngelepas sahabat lo sendiri! Gila, gue baru tau kalau..."
"Fine gue ikut, gue batalin tar janji gue," ucap Dhavi memotong ucapan Dilla.
Entah apa alasannya, Dhavi tak bisa jika Dilla sudah marah dan berbicara panjang lebar, bagi Dhavi sama seperti mommynya yang sedang ngedumel.
"Tapi, lo gue jemput." Sambung Dhavi lagi.
"Gue sama Dhovi," jawab Dilla melirik Dhovi.
Dhovi lalu menggeleng "Gue ngantar Nad."
Mendengar nama Nad, entah kenapa Dilla langsung memutar bola matanya, lalu melihat Dhavi.
"Jemput gue jam 6."
Yang ditanggapi dengan senyum kemerdekaan Dhavi karena bisa menjemput Dilla.
❤️❤️❤️❤️❤️
"Ih! Tungguin napa elah!" Teriak Dhavi.
Dhavi dan Dilla sudah sampai di rumah Dina, dan sepanjang perjalanan tadi mereka berdua hanya ribut masalah sepele, bahkan karena suhu AC dimobilpun keduanya bertengkar.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Favorite Prince
Teen FictionDhavi Drew Zega, kapten Team basket, pintar, dan berparas tampan, mempunyai teka-teki tentang sahabat di masalalunya, dan tentang perasaannya. Di pertemukan di koridor sekolah, dengan ketidak sengajaan di pertemukan lagi di kelas, dan duduk sebangku...