37{UN}

10.3K 748 26
                                    

        "Ingat ya, senin ini kalian akan menjalankan Ujian Nasional. Ibu harap, kalian semua belajar dengan baik."

"Iya bu."

"Saya permisi."

Dhavi berdiri dari bangkunya, "baru dua hari masuk, besok libur, besoknya udah UN. Pecah pala gue," keluhnya.

"Makanya, jangan demen dirumah sakit, lo!" Seru Reza dari belakang.

"Gue juga gak mau, kali! Tapi, demi ayang Dilla mah, akang jabanin juga masuk rumah sakit sebulan," ucapnya lalu melirik Dilla disebelahnya.

"Amin," ucap Feros.

"Apanya amin?"

"Masuk rumah sakit sebulan," jawab Feros polos.

"Lo mau gue bikin masuk rumah sakit sebulan ya, Ros?" Tanya Dhavi lalu tersenyum.

Feros nyengir, "kaga! Makasih, tapi gue masi mau UN, dan masuk fakultas yang gue mau."

Fakultas. Mendengar itu, Dhavi kembali teringat jika apapun bisa terjadi setelah UN nanti.

"Lo lanjut kemana, Dhav?"

"Kedokteran."

"Hah?!" Seru Reza dan Feros bersamaan. Dilla juga tak kalah kagetnya mengetahui Dhavi ingin mengambil jurusan itu.

"Kenapa?"

"Mana ada dokter pecicilan macem lo!"

Dhavi menggedikkan bahunya acuh, "mau ambil di Paris, supaya nggak LDR." Ucapnya lalu pergi keluar kelas.

Dilla hanya diam menatap kepergian Dhavi, ia benar-benar tak tau harus bagaimana. Pergi ke Paris bukanlah hal yang ia mau, tapi tantenya menawarkan kuliah gratis dan bagus disana.

Feros dan Reza menatap Dilla, meminta penjelasan.

"Apa?" Tanya Dilla.

"Lo?" Ucapan Feros menggantung.

"Gue mau ambil Desain, di Paris."

❤️❤️❤️

     "Liat Dhavi, nggak?"

Segerombol wanita itu menggeleng, lalu Dilla mengangguk. "Makasih."

Kemana, sih?!

"Lo nyari siapa?"

Dilla langsung menoleh kaget pada laki-laki disampingnya, "lo siapa?"

"Erik."

Dilla mengangguk, "liat Dhavi?"

"Merokok, di gazebo belakang."

Mendengar itu, Dilla langsung mengucapkan terima kasih pada Erik, dan segera mendatangi Dhavi.

Ketika sampai dibelakang, benar saja, Dhavi sedang merokok disana.

"Lo ngapain?"

Dhavi menatap Dilla datar, "lo ga liat?"

"Kenapa?"

"Stress."

Dilla menghembuskan nafasnya lelah, "karena LDR?"

Dhavi membuang, dan menginjak rokoknya, "kenapa harus jauh banget, sih?"

Dilla diam.

The Favorite Prince Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang