11 {Freak}

15.4K 987 15
                                    

"Ternyata disini," ucap Dhavi pada Dilla dan Dhovi.

Mereka sedang berada di perpustakaan, lebih tepatnya hanya Dilla dan Dhovi, tadi.

Dilla menatap Dhavi tak suka "kenapa?" Tanya Dilla

"Lo yang kenapa?" Tanya Dhavi pada Dilla, suaranya dingin.

"Kenapasih? Gue ada salah?"

Dhovi hanya diam, lalu ia berdiri "Gue balik kekelas aja." Ucapnya lalu pergi.

"Ehh! Terus ini gimana?!" Seru Dilla. Tapi Dhovi tetap pergi.

Kemudian Dilla menatap Dhavi tajam "lo sih!" Ucapnya lalu hendak pergi menyusul Dhovi, tapi tangannya dicegat oleh Dhavi.

"Dhav apaan, sih?!"

Dhavi menarik Dilla keluar perpustakaan menuju taman belakang dihalaman sekolah mereka. Tempat biasa Dhavi dan teman-temannya --termasuk Dilla-- nongkrong.

"Lepasin, ah!" Ucap Dilla sambil melepaskan tangan Dhavi.

Dhavi masih diam menatap Dilla, dan ini cukup membuat Dilla takut. Dhavi tak pernah seperti ini, Dhavi yang seperti ini sangat bertolak belakang dengan Dhavi yang biasanya petakilan, ceria, bangor dan semacamnya, sekarang menjadi bungkam seribu bahasa.

Hanya ada tatapan tajam, aura intimidasinya sangat kuat dan itu membuat Dilla merinding.

"Gue kan udah bilang kalau--"

"Kalau gue gak boleh deket-deket sama Dhovi. Itukan yang mau lo bilang?" Ucap Dilla memotong ucapan Dhavi.

Semenjak kejadian seminggu yang lalu Dilla diantar pulang oleh Dhovi, membuat Dhavi cukup geram dan cukup khawatir. Dan semenjak pagi itu Dhavi bilang pada Dilla kalau ia tak suka Dilla berdekatan dengan Dhovi, Dilla bukannya semakin menjauh, ia malah semakin mendekat pada Dhovi, entah apapun itu alasannya, Dhavi membenci itu.

"Lo tau, dan lo masih juga deket sama Dhovi, Dil." Suara Dhavi melunak, ia sudah tak sedingin tadi.

"Apasih salahnya, Dhav? Lo tuh gak berhak ngatur-ngatur gue tau gak!"

Skakmat.

Dhavi hanya bisa diam, dan menatap punggung Dilla yang meninggalkannya, sendirian ditempat ini.

"Arrrgggh!!!"

Dhavi sendiripun tak mengerti sebenarnya ia kenapa, ia tak mengerti ada apa dengan perasaanya belakangan ini, semenjak kehilangan sosok gadis dimasalalunya ia tak pernah merasakan ini lagi, baru sekarang, bersama Dilla.

❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️❤️

      Dhavi memasuki kelasnya dengan wajah dingin tak bersahabat. Reza dan Feros yang melihatnya dari belakang hanya bisa terkekeh, kalau wajahnya begini hanya 2 alasannya;
1. Habis dimarahin orang tuanya. Atau,

2. Masalah cewek.

Dan yang paling tepat adalah masalah cewek. Masalah cewek dihidup Dhavi itu bukan masalah cewek "pacarnya" atau "pms", masalah cewek yang dimaksud itu adalah --> Dilla, Mommynya, dan Nad. Tiga cewek itu yang biasanya membuat wajah Dhavi dingin tak bersahabat, masam macam buah yang belum matang.

"Kenapa lagi lo?" Tanya Reza ketika Dhavi duduk dikursinya sambil menyandar.

"Iyanih, siapa lagi sekarang? Nad?" Timpal Feros.

Dhavi menggeleng "Dilla," ucapnya membenarkan posisi duduknya menghadap kearah Feros dan Reza "gue gak tau kenapa, akhir-akhir ini gue takut Dilla dekat sama Dhovi."

The Favorite Prince Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang