Dhavi dan Dhovi sekarang, berada di cafe, dan mereka berdua sedang membicarakan tentang Dilla.
"Menurut gue, itu tabrak lari yang emang udah, direncanakan."
"Maksud, lo?"
Dhovi menghela nafasnya, "kemana otak jenius, lo? Ilang?" Cibir Dhovi, "lo fikir aja, pertama, Dilla diserempet, dan lukanya cuma ditangan. Kedua, lo juga dikasih surat kaleng. Isinya juga nyuruh lo jauhin Dilla, kan?"
Dhavi diam, lalu mengangguk, "kira-kira, siapa?"
"Gue bisa aja tau, tapi gue nggak mau ngeliat."
"Bego!" Umpat Dhavi kesal, "disaat begini, harusnya lo gunain kemampuan lo, bego!"
"Nggak. Ini urusan lo, lo bakal tau sendiri, nanti," ucap Dhovi final, "gue balik."
Sedangkan Dhavi masih mencerna kata-kata Dhovi. Siapa kira-kira dibalik semua ini, dibalik kertas teror yang ia dapatkan, dan dibalik kecelakaan yang menimpa, Dilla.
❤️❤️❤️❤️
Sehabis menemui Dhovi kemarin, Dhavi kembali kerumahnya, dan ketika urusannya selesai, ia tak bisa kembali kerumah sakit, soalnya Caca juga lagi sakit.
Dhavi baru bisa kembali kerumah sakit sekarang, dan disinilah dia sekarang, duduk disamping kekasihnya yang sedang tertidur, entah sampai kapan.
"Yang," ucap Dhavi lemah, "bangun, kek! Gue nggak ada temen, kelai," lanjutnya, nadanya masih lemah dan terdengar pasrah.
"Maaf ya semalem gue nggak kesini, Caca sakit," Dhavi terus berbicara layaknya Dilla akan merespon ucapannya.
"Alay banget lo, diserempet doang, tapi dua hari belum bangun," cibir Dhavi lagi.
"Elo gila, ya?"
Dhavi menoleh kebelakangnya, ternyata Drian.
"Kesel, masa diserempet doang kagak bangun-bangun."
"Loh? Dilla udah siuman kali."
Lalu, Dhavi otomatis langsung melihat, ke arah Dilla yang sedang tersenyum menggodanya, sekarang.
Dhavi melotot kaget, "loh?!" Serunya.
"Ciee, kangen gue, ya?"
"DASAR PACAR SIALAN!"
Dilla cemberut, "sini dulu!" Ucapnya supaya Dhavi mendekat kearahnya.
"Apa?" Dhavi mendekatkan dirinya pada Dilla, Dhavi kira, ada yang ingin Dilla bicarakan, tetapi berbisik.
"AW! SAKIT YANG!" Pekik Dhavi kesal, "lo tuh baru bangun, kenapa tenaga lo udah kuat?!"
Dilla tertawa, "makanya, jangan bilang gue sialan."
"Nih, gimana nih ceritanya?"
"Gue nggak tau pasti sih, cuman kemarin, gue keluar emang buat cari taksi, mau kerumah lo, tap--"
"Bego! Ngapain lo kerumah gue, ha?!"
"Balikin hp lo! Lanjut gak, nih?"
Dhavi mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Favorite Prince
Teen FictionDhavi Drew Zega, kapten Team basket, pintar, dan berparas tampan, mempunyai teka-teki tentang sahabat di masalalunya, dan tentang perasaannya. Di pertemukan di koridor sekolah, dengan ketidak sengajaan di pertemukan lagi di kelas, dan duduk sebangku...